Lamar Kerja

215 25 8
                                    

Kabar suka dan duka datang bersamaan untuk Echa.

Suka, Ayah Dion sudah siuman dua hari yang lalu. Namun, si duka muncul. Pagi ini, dokter yang menangani ayahnya memberitahu bahwa Sang Ayah tidak dapat berjalan dengan lancar, harus menggunakan alat bantu, yaitu kruk.

Dengan begitu, Ayah Dion tidak bisa bekerja lagi, pihak taksi yang tempat ayahnya kerja juga sudah membantu dana untuk perobatan atas kelalaian dalam kondisi mobil yang sudah tidak layak digunakan.

Setelah dua minggu berlalu, Echa dan Ayah Dion sudah balik ke rumah mereka. Sehari-harinya mereka hanya berdua, Echa dengan telaten merawat sang Ayah.

Kini mereka sedang di ruang keluarga. "Cha, kamu kapan kerja?"

"Besok Echa interview. Doain ya semoga Echa diterima."

Wajah Ayah Dion merasa khawatir dan tidak tega melihat putri satu-satunya harus menanggung semua beban. "Mungkin Ayah bisa cari kerjaan lain kali ya? Jadi tukang parkir di depan minimarket juga gapapa kayanya, Cha."

"Ayah kok gitu? Jangan, Yah. Echa aja yang kerja. Echa gak mau kondisi Ayah semakin buruk. Ayah jangan gitu, ini udah saatnya Echa yang gantian kerja." Jujur saja mendengar ucapan sang Ayah membuat Echa ingin menangis, tetapi ia harus kuat!

"Maafin Ayah ya, Cha. Karena Ayah kamu jadi harus kerja keras kaya gini. Seharusnya kamu siapin untuk wisuda kaya kebaya dan sebagainya, ini malah harus cari kerja."

"Gapapa Ayah, wisuda Echa juga masih lama kan udah yudisium juga jadinya bisa lamar pekerjaan. Pokoknya Ayah bantu doa aja semoga besok lancar ya." Echa menampilkan senyum manisnya.

🍩🍩🍩

Menggunakan pakaian yang formal dengan kemeja putih, luaran jas hitam, dan rok span hitam, serta rambut yang dikuncir agar terlihat rapih. Echa sudah siap untuk datang ke perusahaan yang ia apply.

Ia berangkat sangat pagi karena lokasi kantor tersebut lumayan jauh dari rumah—kontrakannya, Echa dan Ayah Dion memang belum punya rumah sendiri.

Echa menaiki bus, sepanjang perjalanan ia melihat ke arah luar jendela memandangi jalan yang masih sepi, ia membuka jendela sedikit dan menikmati angin pagi hari, sejuk dan membuat batinnya tentram sesaat.

Ting!

Echa lekas melihat pesan masuk di ponselnya, ternyata dari Haidar.

Bocil Tengil❤️

Sayang

Iya, Dar?

Hari ini kamu interview kan?

Iya. Semoga lancar yaa

Pasti! Aku yakin kamu bakal keterima!
Ayah kamu gimana?

Aamiin. Ayah udah mendingan kok

Kamu jaga kesehatan ya.
Sabar ya sayang aku yakin kamu bisa!

Kamu juga, kita selalu beri kabar ya

Iya. I love you, kak❤️

 I love you, kak❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang