Get Married!

288 30 1
                                    

Mau publish lebih awal aja, soalnya takut ketiduran hehe









Happy reading~






Sejak kejadian di rumah Elang seminggu yang lalu, Echa memutuskan resign dari tempat kerjanya. Ia rutin konseling dengan Surya, calon suami Lia yang seorang psikiater. Dan, selalu ditemani oleh Haidar.

Perihal pernikahannya dengan Elang, dibatalkan. Keluarga Elang malu luar biasa, untung saja Echa tidak sampai hamil.

Bagaimana kondisi Elang? Pria itu melarikan diri setelah kejadian itu. Keluarga Elang mencoba untuk melacak keberadaannya, namun nihil. Semua malu ditanggung oleh orangtua Elang. Bahkan, mereka terus meminta maaf kepada Echa dan Ayah Dion atas kejadian yang sudah menimpa Echa.

Kini Echa dan Haidar sedang di dalam mobil setelah mereka ke psikiater. Kondisi Echa juga sudah mendingan, walaupun terkadang dirinya masih suka teriak-teriak seperti orang depresi ketika mengingat kejadian malam itu.

Haidar, pria itu selalu berada di sisi Echa, bahkan ia sekarang menginap di flat milik Echa.

"Kamu laper gak, Kak?" Tanya Haidar menengok sekilas ke arah Echa, lalu pandangannya kembali ke depan, ia fokus menyetir.

"Enggak, langsung pulang aja ya," ucap Echa dengan suara pelan. Iya, sikap Echa sejak kejadian itu cenderung lebih pendiam.

"Mau beli donat dulu gak?" Tawar Haidar. Ia ingin membuat mood Echa menjadi lebih baik.

Wanita itu memikirkan tawaran Haidar, selama dua menit diam akhirnya ia setuju.

🍩🍩🍩

Mereka makan donat dengan tenang. Echa yang sedari tadi diam dan hanya menikmati donat stroberi yang dipesankan oleh Haidar.

Merasa bosan, Haidar membuka obrolan, "Kak, kan dua hari lagi aku balik ke Jepang, kamu gapapa kan?" Tanya Haidar lembut.

Echa menatap Haidar, "iya gapapa. Tapi... abis itu balik lagi kan?" Kalimat terakhir terdengar pelan, sepertinya Echa agak malu.

Haidar terkekeh, ia gemas sendiri melihat Echa yang salah tingkah. "Iya dong! Yakali punya ayang di Indo, aku gak balik." Canda Haidar dengan senyuman lebarnya.

Wanita yang di depannya itu tersenyum, hati Haidar merasa tersentuh. Ini pertama kalinya Echa tersenyum kembali setelah kejadian malam itu.

"Oiya, Kak." Echa menengok ke arah Haidar, menunggu lanjutan perkataan lelaki itu. "Anu..."

Tiba-tiba saja Haidar jadi gelagapan.

"Anu? Apa?" Bingung Echa.

"Itu, Kak. Anu... Itu!! Kakak mau gak meni—"

Perkataan Haidar terpotong ketika suara telepon dari ponsel Echa berbunyi, tanda ada telepon masuk.

Echa lekas melihat siapa yang menelpon. Tertera di layar ponselnya, yaitu Sang Ayah yang menelpon. Ia pun mengangkatnya.

"Halo Ayah, kenapa?"

"Cha... Elang Cha, Elang!"

Hati Echa merasa nyeri ketika Sang Ayah menyebut nama orang itu. Terdengar jelas suara Ayahnya panik.

"Elang udah ditemukan!"

Melihat gelagat Echa yang seperti cemas dan takut, Haidar lekas mengambil alih ponselnya.

Ia melihat sekilas siapa yang telepon, ternyata Ayah Dion.

"Halo, Om. Ini Haidar, Kak Ale tiba-tiba cemas. Ada apa ya, Om?"

Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang