Bonchap (2)

432 43 5
                                    

Aku kaget sih yang vote lebih dari 5 xixi.
Karena mood aku lagi baik, aku mau bikin bonchap lagi.








So happy reading~~~











Sudah dua hari ini badannya demam dan muntah-muntah terus, badannya semakin kurus.



Kalian pasti tebak Echa ya?


Salah!

Siapa lagi kalau bukan Haidar. Pria itu memutuskan untuk tidak berangkat kuliah dan kerja, fyi doi sekarang kerja juga.

Echa yang mengetahui suaminya sedang demam lebih banyak meluangkan waktu menemani Haidar.

"Kamu kenapa mual terus sih, Dar?" Tanya Echa yang sudah bosan melihat Haidar bolak-balik ke kamar mandi. Ia juga kasian melihat wajah Haidar yang pucat.

"Maaf ya, Kak. Kamu jadi gak bisa cek toko karena temenin aku seharian."

Echa tersenyum tipis, ia merapihkan rambut Haidar dengan lembut, "kok gitu? Kan kamu sakit jadinya gapapa aku gak ke toko. Lagian di sana ada Hitomi yang jaga toko."

Sudah 7 bulan Echa memutuskan untuk membuka toko donat dekat apartment mereka, dan kini bisnisnya mulai stabil.

"Makasih ya," jawab Haidar dengan suara yang lemas.

Kini mereka sedang saling bersenderan di atas sofa ruang televisi, jika sakit maka Haidar super manja kepada Echa, tidak ingin jauh-jauh.

Seperti sekarang, Haidar yang senderan di pundak Echa, dan ia ingin Echa elus-elus kepalanya.

"Kamu gak salah makan kan?"

"Gak, kok. Kamu kan tau aku lagi makan sehat sekarang, aku udah kurangin soda dan junkfood."

"Terus kemarin kamu kehujanan gak?"

"Kan aku pake mobil, Kak."

Echa berpikir keras, jika Haidar sakit pasti ada sebabnya.

"Kamu kecapean apa ya?"

"Gak sih, urusan kerjaan udah beres tinggal tunggu project selanjutnya, terus kuliah juga tugasnya lagi gak numpuk."

"Besok ke rumah sakit aja ya, Dar. Aku khawatir."

"Hmm." Haidar hanya berdehem dan mengangguk, ia sedang malas banyak bicara.

🍩🍩🍩

Sedari bangun tidur Haidar sudah memasang wajah super jutek, lagi lagi membuat Echa bingung.

"Kamu kenapa gak dimakan ayam gorengnya?" Tanya Echa. Mereka sedang sarapan.

"Aku mau makan gado-gado, Kak."

"Tapi kan di Jepang susah cari gado-gado, Dar."

"Ihh kamu masaklahhh~" pria itu mem-pout bibirnya sendiri dan menatap jengkel makanan yang disediakan.

"Kan kita mau dokter. Gak keburu kalo aku bikin gado-gado dulu, bahannya juga belum ada."

"Tapi aku gak napsu makan kalo gak gado-gado, Kak!"

"Ya ampun, Dar. Kamu gak biasanya picky gini deh. Udah jangan ribet!"

Dengan terpaksa Haidar mencoba untuk makan ayam tersebut, sampai terdengar...

















Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang