Wejangan Anak Kosan

187 23 1
                                    

Teuhai~ i'm back. Btw sebelum baca klik tanda ⭐️ di sebelah kiri bawah yaa dan spam komen dun muehehehe


















Happy reading~
























Kini Echa menatap semua wajah teman-temannya waktu di kosan. Mereka memfokuskan pandangan pada Echa.

Sesuai kesepakatan di hari pernikahan Giselle, wanita itu mengajak anak-anak kosan datang ke rumah miliknya bersama suami untuk membahas permasalahan Echa.

Sekarang mereka sedang duduk di bawah karpet, di ruang keluarga. Jika bertanya di mana Mas Janu? Dia lagi sibuk kerja di ruang kerja dalam rumahnya, ia tidak mau mengganggu waktu para ciwi-ciwi, tunggu spoiler dari Giselle saja nanti biar ada bahan obrolan untuk nanti malam.

"Lo mau mulai cerita dari mana, Cha?" Tanya Giselle lembut, wanita itu tidak pernah menunjukan rasa kecewa kepada Echa, melainkan rasa khawatir.

"Tunggu Kak Yesha. Dia lagi di jalan." Ucap Angel.

"Dia kenapa lama sih?" Tanya Giselle.

"Tadi tuh Kak Yesha gak mau ke sini malah, cuma gue paksa biar mau." Sahut Prima.

"Kenapa?" Kini giliran Lia yang buka suara.

"Dia males ketemu sama Kak Echa," jawab Angel dengan wajah yang merasa tidak enak hati kepada Echa.

Echa hanya membalas dengan senyuman simpul. Ia tahu Yesha itu sangat to the point dan tidak suka yang namanya menutupi ekspresi aslinya, maka tidak heran wanita itu terlihat jelas kecewa pada Echa.

Orang yang sedang dibicarakan tidak lama kemudian datang dan gabung bersama anak kosan lainnya.

"Okey! Udah kumpul semua. Jadi, Cha lo mau ngomong dari mana?" Tanya Giselle.

Sejujurnya Echa tidak ingin jujur kepada mereka, ia takut semakin membuat sahabat-sahabatnya itu khawatir.

Belum ada jawaban dari Echa, wanita bermata seperti kucing itu membuka suara, "kenapa diem? Lagi cari alesan?" Sinis Yesha. "Cepet gue gak mau abisin waktu gak jelas kaya gini!"

"Sha. Lo harus sabar, kita dengerin dulu penjelasan dari Echa." Bela Lia.

"Lo belain dia karena dia tunangan sepupu lo kan?" Yesha menatap Lia kesal.

"Gue di sini sebagai sahabatnya Echa, bukan sepupu dari Mas Elang. Lagian ini kebetulan gue gak tau kalo Echa tunangan sepupu gue kalo gak sengaja ketemu di cafe." Jelas Lia tersulut emosi, ia agak kesal melihat tingkah Yesha yang tidak ramah.

"Udah udah... kok kalian jadi berantem? Lebih baik, Cha lo sekarang kasih tau kita kenapa bisa menghilang selama dua tahun ini?" Lerai Giselle dan ia memfokuskan atensinya kepada Echa.

Wanita itu merasa tertekan, ia menarik nafas lalu membuka suara. "Gue gak cinta sama Mas Elang, lebih tepatnya gue terpaksa."

Kalimat pembukaan Echa berhasil membuat mereka terkejut, kecuali Lia yang sudah tahu.

Lalu Echa pun menjelaskan semuanya dari awal ia bertemu dengan Elang, sampai memutuskan hubungan dengan mereka, termasuk Haidar.

Setelah mendengar semua penjelasan Echa, tiba-tiba saja Yesha lekas memeluk gadis itu dari samping, ia menangis.

Echa terkejut, "Sha?" Ia bingung.

"Gu-e minta maaf hiks... udah sinisin lo dari kemarin. Tapi pas denger penjelasan lo, gue baru sadar betapa beratnya hidup lo, Cha."

Echa tersenyum tulus, ia menuntun Yesha agar menghadap dirinya, "makasih Sha udah mau dengerin penjelasan gue." Mereka pun kembali berpelukan.

Bahkan bukan Yesha saja yang menangis, yang lain juga.

Mereka pun sudahi acara menangis dan berpelukan tersebut. Emosi mereka sudah dapat terkontrol.

"Jadi, lo gak jelasin ke Haidar tentang lo gak cinta sama Mas Elang?" Tanya Giselle.

"Iya. Gue belum sempet, kemarin dia udah terlihat marah banget."

Yesha menepuk pundak Echa untuk memberi kekuatan, "gue tau banget gimana tuh bocah hampir gila nyariin lo. Bahkan, dia sempet mau lapor polisi tapi pihak polisi gak bisa lakukan penyelidikan karena gak ada bukti yang kuat." Jelas Yesha yang semakin membuat Echa merasa bersalah.

"Tapi, Kak. Lo jadinya bilang sama Haidar, lo lebih milih tunangan lo?" Tanya Angel.

"Iya," jawab Echa lemas.

"Itu buat dia makin kecewa sama lo, Kak. Lo kenapa gak jujur aja?" Timpal Prima.

"Gue... gak mau bikin bokap kecewa sama gue. Bokap sangat mengharapkan gue bisa sama Mas Elang seterusnya."

"Tapi, Kak. Itu sama aja lo nipu diri sendiri. Lo harus jujur. Lo masih sayang kan sama Haidar?"

Pertanyaan Angel mampu membuat Echa membisu. Wanita itu diam dengan pikiran yang kemana-mana.

Giselle meraih tangan Echa, ia genggam dengan lembut, ia menatap mata Echa secara dalam, "Cha. Gue yakin lo bisa membahagiakan Bokap lo tanpa harus hidup sebagai tunangannya Mas Elang. Banyak caranya, Cha."

"Keluarga Mas Elang juga sangat berharap sama gue. Orangtua Mas Elang sayang banget sama gue, karena gue Mas Elang bisa kembali ke jalan yang seharusnya. Mereka ingin Mas Elang menikah dan punya anak, hiks... itu yang gue pikirin. Mereka udah kasih gue kepercayaan." Tangisan Echa kembali pecah, ia tidak bisa menahan beban itu.

"Kalo lo jujur sama Haidar, gue rasa dia bakal bantuin hubungan kalian dan memperjuangkan. Sebelum terlambat, Cha. Gue juga khawatir sama Mas Elang, cuma kalo lo hidup dengan penuh kebohongan, sama aja lo gak bahagia. Bokap lo punya niatan biar lo bahagia bisa tunangan sama Mas Elang, tapi ternyata hanya kesedihan yang lo rasain. Dan pasti bokap lo juga kecewa." Saran dari Lia mampu membuat Echa berpikir keras.

"Jadi gue rasa, Cha. Lo harus jujur ke Haidar. Siapa tau dia mau perjuangin lo lagi. Dia udah kuliah, dan gue rasa lo bisa handle finansial keluarga lo sendiri." Sambung Yesha.

"Tapi... Mas Elang terlalu baik, gue gak bisa bayangin untuk jujur sama dia."

"Semua pilihan ada di tangan lo, Kak. Kita sebagai sahabat hanya bisa kasih saran, kalo misalnya lo tetep melanjutkan hubungan dengan Mas Elang, lo harus belajar tulus dan cinta sama dia. Tapi, kalo lo mau jujur dengan perasaan lo yang sekarang, temui Haidar untuk meluruskan permasalahan kalian dan mencoba untuk memperjelaskan ke Bokap lo. So, we are always suppot you." Obrolan ditutup oleh saran dari Prima.

Hal tersebut akan Echa pikirkan kembali. Ia membutuhkan waktu agar tidak ada lagi pihak yang tersakiti. Ia hanya tidak mau ada polemik lain yang bermunculan jika ia gegabah menentukan pilihannya.




















————

Sorry guys part ini dikit, soalnya bingung mau ngetik apa lagi wkwk. Di sini hanya memfoksukan ke ciwi-ciwi atau gurls time gituuu.

So, tunggu part selanjutnya yaa.

Bocil || Watanabe Haruto (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang