Prolog

10.8K 566 30
                                    

Hallo 👋👋

SELAMAT datang di proyek coba coba😂

Enjoy this story guyss:)

-o0o-


Prolog

Semua orang pasti memiliki aktivitas favoritnya. Kegiatan yang saat dilakukan akan terasa sangat menyenangkan, sangat dinikmati tanpa menyerukan keluhan. Bagi Auriga, kegiatan favoritnya adalah mendaki gunung dan bertualang di alam.

Gadis itu bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, mengeksplorasi banyak hal dan senantiasa mengambil gambar sebagai jejak kenangan.

Jika ada yang iseng membuka sosial media Auriga, maka mereka akan mendapati berbagai postingan dengan tema alam. Auriga bukan mau pamer, dia hanya merasa senang ketika membagi pengalamannya dengan orang banyak.

Kalau melihat kilas balik, Auriga pertama kali menyukai alam ketika kemah bersama ayah dan bundanya saat berusia lima tahun. Sekarang ayahnya sudah tidak ada, bundanya pun sudah menikah lagi dan tinggal bersama keluarga baru.

Auriga yang enggan ikut dengan sang bunda akhirnya mengambil keputusan impulsif, bertualang di Jakarta dan berkuliah di sana, meninggalkan kota Jogja dengan sederet kenangan yang manis.

Kini, di sinilah gadis itu berada, duduk di aula mengikuti serangkaian kegiatan PKKMB alias Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru. Hari ini merupakan hari kedua bagi maba menjalani ospek. Setelah serangkaian materi yang disampaikan, kini giliran acara yang paling ditunggu oleh kebanyakan maba, yaitu pengenalan UKM kampus.

Satu persatu UKM yang ada di universitas didemokan oleh kakak-kakak tingkat. Tiba di UKM Mapala atau Mahasiswa Pecinta Alam, banyak mahasiswa yang antusias, salah satunya adalah Auriga. Mata gadis itu berbinar-binar menunjukkan seberapa antusiasnya dia terhadap UKM itu.

Tak terasa, waktu istirahat tiba, para maba diberi waktu untuk ISHOMA sebelum nanti berkumpul lagi di aula. Auriga dan beberapa teman barunya makan bersama di taman fakultas ekonomi, kebetulan mereka sama-sama membawa bekal. Sambil makan mereka mengobrol dengan seru, berusaha saling mengenal lebih jauh.

“Jadi lo bukan asal sini, Au?”

Auriga mengangguk ketika temannya bertanya. “Hooh, gue asal Jogja.”

“Anjir, jauh juga, terus ngekost dimana?” Temannya yang cowok ikut menimpali. Auriga memang supel, jadi ketika berinteraksi dengan lawan jenis, dia tidak merasa kagok walaupun baru saling mengenal.

“Di Perum Permata, depan kampus itu loh.”

Mereka manggut-manggut, kemudian mengganti topik, mulai dari kating ganteng, kating cantik, kating resek dan sebagainya. Saat makanan mereka habis, Auriga tiba-tiba merasa tidak nyaman, kandung kemihnya penuh da nada yang mendesak harus segera dikeluarkan.

“Gengs gue mau ke toilet dulu, nitip barang-barang gue ya.” Cewek itu menyerahkan kotak bekal, botol minum dan name tag yang menggantung di leher pada temannya.

Tanpa menunggu balasan dari mereka, Auriga langsung melesat ke toilet terdekat. Setelah urusannya selesai, dia bersiap kembali ke aula, namun matanya menangkap seorang lelaki yang mematung di depan pohon besar tak jauh dari taman fakultas ekonomi.

Auriga menoleh kanan-kiri dan tidak menemukan orang lain. Merasa penasaran, dia pun melangkah menghampiri cowok itu.

“Ada yang bisa gue bantu?” tawar Auriga, jiwa sosial cewek itu cukup tinggi. Apalagi dia melihat kalau lelaki yang dihampirinya adalah maba, bukan kakak tingkat. Sesama maba harus saling membantu, kan?

“Eh?” Lelaki itu tampak kaget ketika ada yang menyapanya. Dengan kikuk dia menunjuk ke atas pohon, tepat ke arah kertas yang terdampar di salah satu dahan.

“Apaan tuh?”

“Em, tugas review gue.”

“HEEE?” Auriga tampak kaget, pasalnya para maba memang ditugaskan untuk menulis review materi yang telah disampaikan dari hari pertama. Tugas itu akan dikumpulkan hari ini di akhir acara. Tentunya akan ada punishment bagi yang tidak mengumpulkan tugas.

“Wah, kok nyempil di pohon?”

Lelaki itu meringis malu. “Diterbangin angin.”

“Hoo, ya udah sini gue bantuin.” Auriga tau-tau sudah nemplok di pohon, membuat lelaki itu membelalakkan matanya kaget.

“Eh eh lo mau apa?”

“Ngambil tugas lo, lah,” jawab Auriga sambil memanjat pohon, tanpa memedulikan seragamnya yang akan kotor.

“Mending lo turun aja, bahaya. Itu juga tinggi banget.”

“Nggak apa-apa, gue jago manjat. Satu lagi, lo harus tau, gue itu sahabatan sama alam. So, pohon ini juga besti gue.” Auriga menoleh sebentar ke bawah, menyengir dan memamerkan deretan giginya yang rapi.

Lelaki itu balas tersenyum tulus.

-o0o-

Auriga Aliyyara

- A girl, 18 years old- Kuliah tahun pertama, jurusan Akuntansi- Hobi muncak, traveling & adventure- Friendly, easy-going, hilarious, but we never know what really she feels

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- A girl, 18 years old
- Kuliah tahun pertama, jurusan Akuntansi
- Hobi muncak, traveling & adventure
- Friendly, easy-going, hilarious, but we never know what really she feels. So just stay tune and watch Auriga's story xixixi

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang