Hallo, happy reading^^
Jangan lupa vote dan komen sksks:)-o0o-
Ketika Auri keluar dari ruangan, dia melihat James yang masih setia menunggu di depan pintu. Pria itu tidak bertanya banyak hal, bahkan tampak tidak penasaran dengan isi obrolan Auri dan Ethan Dominic barusan. Auri entah harus merasa senang atau sedih. Yeah, sedih karena James tampak acuh. Atau mungkin dari dulu pria ini juga mengabaikan Stella?
“Kamu nggak ingat kamarmu dimana?”
Auri menoleh, kemudian menggeleng polos.“Ikuti ayah.” James melangkah yang lantas dibuntuti oleh Auri.
Tepat ketika hendak menuruni tangga, mereka berpapasan dengan seorang pemuda yang sepertinya seumuran dengan Auri. James membungkuk pada pemuda itu, sedangkan Auri terdiam kebingungan.
“Selamat sore, Tuan Muda Liam.”
Tuan Muda Liam? beo Auri dalam hati. Gadis itu meneliti pemuda di hadapannya. Pemuda tinggi dengan rahang tegas dan bola mata hitam pekat, alis tebal yang rapi, hidung mancung dan bibir seksi. Rambut kecokelatan cowok itu jatuh menutupi jidat. Auri meneguk ludah begitu menyadari betapa gantengnya cowok ini. Jadi dia yang sudah diselamatkan oleh Stella.
Mirip artis korea, njir, batin Auri.
“Hai Stella, gimana keadaan lo?”
“Eh? Hah … oh, baik.” Auri menjawab gelagapan, sontak membuat James mendelik padanya.
“Gue belum bilang makasih sama lo, apa ada yang lo pengen? Itung-itung buat tanda terima kasih.”
“Oh, nggak apa-apa, Tuan Dominic sudah menawarkan hal yang sama.”
“Itu kan dari papa, yang ini khusus dari gue.”
Auri menggaruk tengkuknya bingung, sebenarnya dia tidak menginginkan apa-apa kecuali kembali ke badannya.
“Atau kalau lo bingung, simpen aja buat kapan-kapan. Anggap gue punya hutang sama lo dan lo boleh minta kapanpun.”
Usai mengatakan hal itu, Liam tersenyum dan kembali menaiki tangga. Auri menatap punggung Liam, cowok itu ternyata lumayan baik, Auri hampir mengira kalau anak konglomerat ini akan super duper menyebalkan.
“Ekhem.” Deheman James membuat Auri memutuskan pandangannya. Netra coklat itu beralih menatap James. “Jangan minta aneh-aneh pada Tuan Muda,” katanya yang dibalas anggukan patah-patah oleh Auri.
-o0o-
Auri akhirnya tiba di kamar milik Stella. Kamar ini tidak begitu luas, tapi cukup nyaman untuk ditempati. James langsung pergi setelah mengantarkan Auri, meninggalkan cewek itu yang kini tengah sibuk mematut diri di cermin. Auri masih belum puas meneliti wajah Stella, gadis itu terus-terusan membuat pose dan ekspresi aneh.
“Sampai sekarang gue masih takut liat wajah ini. Yaaa gimana yaa, berasa make topeng orang lain. Waahh gilaa ….” Auri terus berceloteh di depan kaca, untung saja tidak ada yang melihat, kalau ada mungkin dia sudah disangka tidak waras.
“Tapi mukanya Stella cantik juga, glowing banget ck ck ck . Apalah gue yang kerjaannya naik-turun gunung, sekali glowing, kusam lagi, beuuh males banget.”
Postur tubuh Stella lebih pendek daripada Auriga, tapi hal itu mendukung fitur wajahnya yang terkesan imut. Mata bulat berwarna cokelat terang, bulu mata lentik, alis rapi, hidung mancung, bibir mungil merona dan lesung pipi yang menggemaskan. Sekilas malah Stella tidak terlihat seperti gadis seusianya, orang-orang pasti akan salah mengira kalau dia murid SMA kelas sepuluh. Padahal usianya sudah delapan belas tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [END]
General Fiction"Gue bakal selalu lindungin lo." - Auri. "Jadilah pengkhianat, jangan patuhi perintah atasan lo. Kali ini biarin gue yang lindungi lo." - Liam Dominic. -o0o- Auriga sangat menyukai alam. Bahkan gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di alam be...