Part 6 - Clan Dominic

4.1K 367 3
                                    

Hallo gess, up lagi nih:')

Jangan lupa vote dan komen yaw, moga suka part ini^^

Happy reading!!

-o0o-

“Omong-omong, kakak lo ada berapa?”

Auri bertanya saat keduanya tiba di bandara. Merasakan lirikan Liam yang terlihat heran, Auri lantas menambahkan kalimatnya. “Em, kan tadi lo bilang ‘kakak-kakak’, artinya lebih dari satu dong?”

Liam mengangguk kemudian menjawab, “Kakak gue ada dua, mereka kembar, namanya Adelio dan Adelia.”

Auri manggut-manggut, matanya menjelajah ke sekeliling bandara. Tapi meski begitu dia hanya tahu namanya saja, tidak dengan wajah kakak kembar Liam sehingga percuma saja dia mencari.

“Apa ingatan lo belum pulih juga?”

“Eum, gitu deh.” Auri menjawab dengan gugup. Inilah hal yang paling dia takuti, orang-orang akan terus bertanya tentang ingatan. Auri sudah sebisa mungkin mempelajari sikap Stella yang ada dalam buku diary cewek itu, tetap saja informasinya tidak cukup.

“Semuanya salah gue, maaf.”

Mendengar nada penyesalan dalam suara Liam, Auri melempar senyum pada cowok itu. “Itu kecelakaan, nggak ada yang tau bakal kejadian. Jangan salahin diri sendiri, okay.” Dia menepuk-nepuk pundak Liam, tanpa sadar membuat telinga cowok itu memerah.

Liam dapat menangkap aura positif yang coba disampaikan Auri, sehingga dia menunjukkan ekspresi tenang. Walau diam-diam otaknya sedang berpikir keras tentang kecelakaan hari itu.

Mungkin saja … kecelakaan itu sudah direncanakan oleh seseorang.

“Btw gue penasaran,” cetus Auri tiba-tiba.

Liam meliriknya sekilas, dalam pikirannya cewek ini benar-benar supel. Dia seakan tidak pernah kehabisan bahan obrolan hingga terus membuka topik baru.

“Tentang apa?”

“Kenapa lo butuh pengawal pribadi, mana orangnya gue lagi. Eh ini bukan berarti gue nggak ikhlas loh yaa ngejalaninnya.” Auri berhenti sejenak, menilik ekspresi Liam, tersinggung atau tidak, soalnya Papa Liam alias Ethan mudah sekali tersinggung.

Namun Auri tidak melihat ekspresi kesal atau tersinggung pada wajah Liam, cewek itu akhirnya melanjutkan. “Maksud gue, pasti ada banyak bodyguard yang diam-diam lindungi lo. Cuma papa lo nggak puas dan pengen gue ngawasin lo dari deket, apa itu artinya lo lagi terancam? Atau lo nakal dan nggak bisa diatur? Eh atau dugaan gue terlalu berlebihan?”

Ternyata Auri benar-benar tipe orang yang berpikir kritis, Liam agak kaget mendengarnya, tapi di sisi lain tampak semakin tertarik pada cewek imut itu.

“Wa—”

“Liam!”

Belum juga menanggapi pertanyaan Auri, teriakan seseorang memotong kalimat Liam. Lelaki itu menoleh ke asal suara, begitupun dengan Auri. Beberapa meter di depan keduanya, terlihat dua orang, lelaki dan perempuan yang berjalan mendekat. Gaya pakaian mereka glamor dan berkelas, ketika berjalan beriringan seperti itu, keduanya seakan memancarkan aura intimidasi yang cukup pekat. Seakan mereka dengan orang-orang di sekitar berbeda kasta.

Tidak butuh penegasan apapun, Auri langsung tau dua orang itu pasti kakak kembar Liam. Usia Adelia dan Adelio sepertinya awal dua puluhan, mungkin 22 atau 23 tahun. Tidak berbeda jauh dengan Auri dan Liam.

Long time no see, adek,” kata kakak cowok Liam, Adelio.

“Hm.” Liam balas bergumam, ekspresi lelaki itu tidak seramah biasanya, cenderung terlihat datar.

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang