Double kill~~~
Eh maksudnya double up 😭😭Wkwkwk
Happy reading guys
•
•
•
Seminggu telah berlalu sejak Auri, Liam, dan Evan tiba di rumah Alice. Pagi ini ketegangan tampak melingkupi bangunan yang menyerupai kastil itu. Seseorang baru saja membawa kabar yang mengejutkan, kabar yang tidak bagus sama sekali.
"Ulangi!" titah Alice, tampak masih tidak percaya pada apa yang ia dengar.
"Tuan Ethan tertembak, nyonya," ucap Han pelan. Dia sendiri terkejut ketika mendapat kabar itu dari bodyguard yang ditugaskan James. Bahkan bagi Han pun butuh usaha besar untuk menyampaikan berita ini pada Alice, Auri, Liam dan Evan.
Bruk!
Alice jatuh terduduk di sofa, wanita tua itu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Auri bergegas maju, mengusap-usap pundak Alice, berusaha menenangkan. Ekor matanya melirik Liam yang termangu, juga tampak tidak percaya.
Semua ini terlalu mendadak, mereka baru saja selesai sarapan bersama seperti pagi-pagi sebelumnya. Mereka kira hari ini semuanya akan berjalan tenang, seperti kemarin. Namun tiba-tiba Han datang dan menyampaikan berita tersebut.
"Lalu bagaimana keadaan Tuan Ethan?" tanya Evan, memecah lengang yang mencekam.
"Masih dalam penanganan dokter," jawab Han. "Sebenarnya, Lio juga terkena tembakan sehingga kemungkinan untuk sementara dia tidak akan menyerang lagi."
Auri mendengar helaan napas Alice yang berat, wanita tua itu nampaknya mulai bisa mengendalikan diri. Alice berdiri kemudian meminta Han untuk menemuinya di ruang kerja.
"Kalian tetap di sini," serunya, yang lantas diangguki oleh Auri dan Evan. Liam masih terdiam, hanya tangannya saja yang terpekal erat, yang menunjukkan bagaimana emosi lelaki itu.
"Gue ke belakang dulu," kata Evan setelah Alice dan Han benar-benar tidak terlihat lagi.
"Kemana?" Auri refleks bertanya.
"Lo nggak perlu tau."
"Loh?" Belum sempat mencegah, Evan sudah melesat pergi begitu saja. Kini yang tersisa di ruang tengah hanya Auri dan Liam.
Auri mencibir dalam hati, bahkan di situasi begini pun Evan tetap menyebalkan. Menoleh pada Liam, Auri mendadak terdiam kaku.
"Li-"
Dug
Tiba-tiba saja Liam bersandar di pundaknya. Bukan hanya itu, dia juga melingkarkan tangannya dan membelit tubuh Auri dengan erat. Dapat Auri rasakan kaos yang dikenakannya basah di bagian bahu. Liam … menangis.
"It's okay," gumam Auri sambil menepuk-nepuk punggung lebar cowok itu. "Semuanya bakal baik-baik aja."
Tidak ada yang bisa Auri lakukan selain memberikan kata-kata penyemangat dan sebuah pelukan hangat.
***
"Ajarin gue bela diri."
"Hah?" Auri mengerjap-ngerjap bingung.
Lima hari sudah berlalu sejak kabar Ethan yang tertembak, hingga kini pria itu belum sadar tapi sudah melewati masa kritisnya. Kata Evan, peluru itu nyaris mengenai jantung Ethan sehingga mengakibatkan luka yang cukup parah.
Lima hari itu pula tidak banyak yang Auri dan Liam lakukan. Lelaki itu lebih sering berdiam diri di kamar, sementara Auri terkadang membantu pekerjaan rumah sambil sesekali berlatih menembak bersama Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [END]
Fiksi Umum"Gue bakal selalu lindungin lo." - Auri. "Jadilah pengkhianat, jangan patuhi perintah atasan lo. Kali ini biarin gue yang lindungi lo." - Liam Dominic. -o0o- Auriga sangat menyukai alam. Bahkan gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di alam be...