Happy new year:')
Masih sabar nunggu cerita ini kah? Wkwkkw maap bngt lama update
Vote nya dong gess, gw sedih liat vote nya makin dikit ajeee
Okee happy reading:')
-o0o-
Hari yang ditunggu-tunggu Liam akhirnya tiba, setelah sekian lama terkurung di rumah sakit, cowok itu kembali menginjakkan kaki di apartemen mewah miliknya. Tentu Liam tidak serta merta diperbolehkan pulang begitu saja, dia mendapat banyak wejangan dan nasihat dari dokter, terutama soal makanan.
Dan bukan hanya dirinya yang kena ceramah, Auri juga mendapat ultimatum dari James dan Ethan untuk semakin waspada. Cewek itu, bahkan ketika tiba di apartemen langsung bergegas menuju dapur, membongkar isi kulkas dan lemari khusus bahan makanan. Auri tampak mengecek semua kandungan makanan-makanan itu dengan teliti, memilah-milih dan memastikan tidak ada yang mengandung jamur.
Liam mendengkus menyaksikan cewek itu yang sibuk sendiri, jujur dia merasa kesal karena terabaikan. Lelaki itu berdehem dengan cukup keras, tapi tetap saja hal itu tidak cukup untuk mengganggu Auri yang super fokus. Liam memutar bola matanya, kemudian mencari cara untuk menarik atensi cewek itu.
DUK!
Dengan sengaja kakinya menyenggol kursi hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Padahal sebenarnya senggolan itu tidak terlalu keras, tapi Liam sengaja membuat suara nyaring yang mampu memancing Auri.
Benar saja, cewek itu segera menghampiri Liam dan meninggalkan makanan berserakan di dapur.
“Lo kenapa?” tanyanya dengan raut wajah khawatir.
Hati Liam menghangat melihat kekhawatiran cewek di depannya. Rasanya sudah lama dia tidak diperlakukan seperti ini. Mungkin terakhir kali saat ibunya masih hidup.
“Liam, lo oke kan?”
Terkesiap, lelaki itu buru-buru memegang kakinya. “Aw aw, sakit nih! Jari kelingking kaki gue nabrak kursi, ngilu banget awsss!” Ekspresi Liam kentara sekali dibuat-buat, tetapi Auri entah kenapa malah tidak menyadari sandiwara cowok itu.
“Hah, aduh ceroboh banget, sih! Sini duduk dulu.” Auri menuntun Liam untuk duduk di sofa, dia berjongkok dan memeriksa kaki cowok itu. Auri tahu betul rasanya ketika jari kelingking kaki tidak sengaja menabrak meja atau kursi, sangat ngilu tentunya.
“Nakal banget kursinya, pake nabrak lo segala. Gue bakar aja, kali ya.” Auri melotot pada kursi yang tak bersalah itu. Tingkahnya sukses membuat Liam mengulum bibirnya merasa gemas. “Masih sakit nggak?”
“Udah nggak,” jawab Liam dengan suara parau.
“Bagus deh, pokoknya lo nggak boleh terluka lagi kalau ada gue.”
Deg!
Liam tertegun mendengarnya, perasaannya mendadak menjadi aneh. Di satu sisi dia merasa terharu karena Auri begitu ingin melindunginya. Namun, ada sisi lain dalam dirinya yang merasa sedikit tidak terima. Bagaimana pun dia juga ingin jadi pelindung cewek itu, sayangnya Auri terlihat sangat tangguh sampai tidak butuh pelindung.
“Lo istirahat aja, ya, gue mau beresin dapur dulu terus masak. Nanti gue bangunin kalau udah waktunya makan.” Kalimat yang Auri lontarkan memutus lamunan Liam, dia melihat Auri yang bersiap kembali ke dapur. Namun sebelum itu, Liam lebih dulu menahan tangan Auri.
“Enggak, gue nggak mau masuk kamar kalau lo juga nggak istirahat.”
“Dih, jangan mulai deh.” Auri malas kalau sisi menyebalkan Liam sudah muncul.
Sebagai tanggapan, Liam malah duduk menyilangkan kaki di sofa. Auri mendengkus sebal, tidak ada pilihan lain selain menuruti kemauan Tuan Muda Liam.
“Oke, ya udah sana masuk kamar, gue juga mau masuk.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [END]
Ficción General"Gue bakal selalu lindungin lo." - Auri. "Jadilah pengkhianat, jangan patuhi perintah atasan lo. Kali ini biarin gue yang lindungi lo." - Liam Dominic. -o0o- Auriga sangat menyukai alam. Bahkan gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di alam be...