Sesuai janji, gue update lagi nih
Tadinya mau subuh, tapi telat bangun sksksksk😤😤
Okey, happy reading:)
•
•
•
Bias cahaya pagi menembus jendela kamar yang sengaja tidak ditutup tirai, mengusik tidur lelap Auri. Gadis itu mengulet di atas kasur kecil yang muat satu orang, berusaha mengumpulkan nyawanya setelah melanglang buana di alam bawah sadar.
Auri mengerjap pelan, ingatan kemarin malam tiba-tiba melintas dalam benak. Ketika suara Bot Zero kembali terdengar setelah sekian lama. Auri awalnya sangat senang, dia bisa bertanya banyak hal pada bot yang mengaku dari masa depan itu.
Sayangnya hal itu tidak dapat terjadi karena respon Bot Zero yang menyebalkan.
'Waktumu hanya tersisa 30 hari lagi.'
"BOT ZERO?? KEMANA AJA LO?"
'Saya selalu ada di sini.'
"Ah ya udah bodo amat! Gue mau nanya, ini gimana cara nyeleseiin konflik di Clan-?"
'Selamat mengerjakan misi Auri.'
" … Dominic, eh woyyyy!!"
'Jangan lupa konsekuensi jika gagal.'
"Hah? Eh … BOT!"
"BOT ZEROOOO!"
Auri bahkan masih ingat saat itu dia begitu gemas sampai tanpa sadar menggigit lengan Liam. Beruntung cowok itu tidak marah dan hanya memaklumi tingkah absurd Auri.
Menghela napas panjang, Auri berusaha menghilangkan kekesalannya semalam. Dia bangkit dari kasur dan melangkah keluar kamar. Ruangan ini tidak memiliki kamar mandi dalam, otomatis Auri harus mencari di luar kamar.
Suasana lorong yang lengang menyambut gadis itu. Kamar Liam dan Evan tampak masih tertutup rapat, entah penghuninya masih tidur atau tidak. Auri memandang sekeliling, tidak susah untuk menemukan pintu toilet di lantai dua ini. Auri bisa langsung menemukannya, langsung saja dia masuk dan membasuh wajah.
Begitu selesai, Auri hendak kembali ke kamarnya namun dia mendengar suara keramaian di lantai bawah. Karena penasaran, dia akhirnya membelokkan kaki, memilih menuruni tangga menuju lantai satu.
"Woah!" decakan kagum lolos dari bibir ranumnya.
Auri menggeleng tidak percaya saat melihat kesibukan di lantai satu. Ternyata Liam dan Evan sudah bangun dan kini sedang sibuk menyiapkan sarapan membantu kakek dan nenek pemilik penginapan.
Jadi, dia yang merupakan cewek satu-satunya dalam rombongan malah bangun paling akhir?! Woahh, Auri merasa harga dirinya tercoreng. Gadis itu mendekati Liam dan Evan sambil menggerutu, bisa-bisanya mereka tidak membangunkan Auri.
"Dah bangun, Putri Tidur?" sindir Evan sembari tangannya fokus mencincang daging ayam. Auri mencibir pemuda itu sebagai balasan.
"Tidur lo nyenyak?" Berbanding terbalik dengan Evan, Liam justru bertanya penuh perhatian.
"Nyenyak lah, sampe kedengeran keluar suara ngoroknya." Evan masih nyinyir.
"Heh!" Auri refleks menabok punggung cowok itu, lama-lama gemas juga ingin menampol Evan. "Lo ada masalah apa sama gue?"
"Idih, amnesia lo? Kalau bukan karena lo, sekarang kita udah nyampe ke Surabaya."
Auri terdiam, sekarang dia paham kalau Evan masih dendam gara-gara dia mengaktifkan ponsel, lantas tanpa sadar membuat lokasi mereka terlacak oleh musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something Wrong [END]
General Fiction"Gue bakal selalu lindungin lo." - Auri. "Jadilah pengkhianat, jangan patuhi perintah atasan lo. Kali ini biarin gue yang lindungi lo." - Liam Dominic. -o0o- Auriga sangat menyukai alam. Bahkan gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya di alam be...