Part 26 - Announcement Day

1K 108 1
                                    

Holla, sorry baru update lagi:')

Kemarin-kemarin sibuk LPJ an sama sidang musyawarah agung 😭

Okay, happy reading ^^

Serangan fakta dan informasi yang Auri terima membuat cewek itu gelisah sepanjang malam. Auri tidak bisa memejamkan matanya barang sesaat, saking pusingnya dengan apa yang terjadi.

Gadis itu sungguh tidak menyangka dengan apa yang ia hadapi kini. Dulu, hidupnya begitu santai dan menyenangkan, dia bisa bebas bertualang di alam, sendirian berkelana menuju tempat baru. Yeah, walaupun orangtuanya tidak utuh lagi, tapi Auri menikmati hidupnya.

Akan tetapi sekarang, dia malah terlibat konflik dan drama menyebalkan dari keluarga konglomerat. Hal-hal yang dia kira hanya ada dalam film malah terjadi dengan nyata di depan mata.

Auri masih belum paham sepenuhnya dengan rencana kudeta yang akan dilakukan Adelia dan Adelio. Intinya, si kembar itu ingin mengambil alih perusahaan dari tangan Ethan Dominic, kemudian mendepak Ethan sebagai kepala klan. Separuh keluarga Dominic lainnya tampak mendukung si kembar, dan sisanya memilih tidak ingin terlibat.

Keluarga Dominic merupakan keluarga besar yang tak seharmonis dalam pemberitaan media. Konflik perebutan takhta, kekuasaan dan warisan seperti ini dapat terjadi kapan saja, mereka bersaing dalam hening.

Auri sempat memanggil Bot Zero karena dia sangat bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Namun yang dikatakan Bot Zero sama sekali tak membuatnya tenang.

“Gue harus apa?”

‘Jika kamu betulan ingin kembali menjadi Auriga, maka kamu harus ikuti saja apa yang terjadi. Hadapi semuanya dan tuntaskan. Waktumu tinggal sebulan lagi, Auri.’

“Tapi semuanya makin rumit, gue takut.”
Auri takut, dia takut Liam terluka karena tak yakin bisa melindunginya. Dia juga takut dirinya terluka, yang akan dihadapinya nanti bukan sekedar pertarungan biasa di atas ring tinju atau arena latihan, tapi pertarungan sesungguhnya. Perang yang bisa jadi akan membahayakannya.

‘Jangan khawatir, Auri, aku percaya kamu bisa.’

“Lo ga bisa gitu kasih gue kekuatan?” tanya Auri, random.

‘Maaf, tapi ini bukan film fantasi,’ jawab Bot Zero datar.

“Lo bisa ngeramal nggak nanti bakal berakhir kayak gimana? Lo kan dari masa depan, di masa itu gue masih hidup atau nggak?” Cewek itu malah semakin ngawur.

‘Sekali lagi maap, aku robot bukan dukun.’ Bot Zero menanggapi dengan malas.

“Aaarghhh!” jerit Auri frustasi. Bukannya menjadi tenang, berbincang dengan Bot Zero malah membuatnya semakin stress dan kesal.

Auri berkali-kali mengganti posisi tidurnya di kasur, dia juga sudah mencoba berbagai cara agar bisa terlelap. Tapi sayang, matanya malah tidak bisa diajak kerja sama dan tidak mau terpejam. Gadis itu mengacak-acak rambutnya, menendang-nendang selimut sebagai pelampiasan, lantas menghela napas panjang seraya menatap langit-langit kamar.

Hingga tanpa dia sadari, jam analog di nakas menunjukkan pukul lima pagi. Auri kembali dari lamunannya saat mendengar dering ponsel yang nyaring. Saat itulah dia sadar rasa gelisahnya yang berlebihan telah membuat dia terjaga semalaman.

Auri mengusap wajahnya gusar, lantas meraih ponselnya dan melihat siapa yang menelepon. Tidak ada keterangan siapa yang menelpon, hanya sederet nomor asing yang belum ia simpan di daftar kontak. Namun, karena ini hari penting Auri tetap mengangkat telpon itu. Tidak menutup kemungkinan bahwa bisa jadi James yang menghubunginya dengan nomor lain.

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang