Part 32 - An Ally and Enemy

948 81 1
                                    

Hallo guyss, Selamat hari raya idul fitri 🥰

Minal aidzin wal faidzin yaaa, mohon maaf lahir dan batin 🙏

Okey, happy reading ^^


Memasuki kota Bandung, Evan langsung tahu kemana mobil harus melaju. Setelah melewati gedung-gedung terkenal, mereka kini melintasi sudut kota dengan suasana yang cukup ramai.

Auri menatap keluar jendela, memperhatikan suasana yang begitu meriah. Sepertinya sedang ada event saat ini, gadis itu bisa melihat beberapa orang cosplay mengenakan pakaian khas karakter dalam anime, belum lagi stand-stand makanan yang ada di kanan-kiri jalan, juga panggung dengan sebuah band yang turut meramaikan. Fix, benar sedang ada event.

Auri mendadak berpikir, di saat perusahaan D' Company sedang runyam, terlibat masalah kudeta dan perebutan kekuasaan, di dunia luar kesibukan dan keceriaan tetap terjadi. Seakan urusan mengenai bisnis itu tidak pernah ada walaupun sepertinya sempat booming di berita-berita.

Yeah, semua orang memiliki urusannya masing-masing, tapi Auri tetap merasa sedikit … sesak.

Jika semua kekacauan ini tidak terjadi, mungkin saat ini Auri sedang ikut menonton dan menikmati festival ini bersama teman-teman kuliahnya. Auriga juga pencinta anime.

Namun berkenalan dengan Liam dan Stella membuat semuanya berubah. Auri sampai saat ini masih sering bertanya-tanya dan berandai memikirkan semua hal.

SUV Putih itu akhirnya berhenti tepat di sebuah lahan parkir, memutus lamunan panjang Auri.

Evan hendak keluar tapi Auri buru-buru mencegah. Cewek itu ingin ikut keluar juga dan menemui orang suruhan James, lebih tepatnya Auri pegal berada di mobil terus, juga ingin sedikit menikmati pertunjukan festival. Jadilah ia mencari-cari alasan agar bisa menghirup udara segar di luar.

Tentu saja Evan langsung menolak, dia tidak mau mengambil resiko dengan terlihat mencolok, walaupun di sini ramai orang. Jauh lebih aman jika dia yang keluar sendiri.

"Please lah, gue bakal hati-hati," kata Auri, berusaha meluluhkan Evan.

"Gue juga mau keluar." Mata Auri berbinar mendengar Liam membuka suara. Liam tersenyum kecil, dia yakin sedari tadi Auri menanti kalimat itu keluar dari bibirnya.

Lelaki itu … mengabaikan saran dari Evan sebelumnya, memilih untuk terus maju mendekati Auri.

Apa kata Evan? Stop loving her? Hmm, tidak akan.

"Ya udah." Evan menghela napas, pasrah. "Topi, masker sama jaketnya dipake. Kalian keluar belakangan, jaga jarak dari gue, jangan keliatan ngegerombol," titah pemuda itu yang langsung diangguki oleh Auri dengan semangat.

"Siap!"

Evan dengan santai keluar dari mobil, langkahnya terarah menuju kerumunan. Sesekali kepalanya menengok kanan-kiri dengan gerakan natural, meskipun begitu mata tajamnya justru memindai sekeliling awas.

Pemuda itu telah membuat janji dengan rekannya di kota ini, mereka akan bertemu di acara festival yang tengah berlangsung. Evan tahu orang yang akan dia temui adalah seorang mata-mata yang pandai menyamar, maka dari itu sekarang dia harus menemukan sosok tersebut diantara banyaknya orang yang sedang cosplay.

Sementara itu, Auri dan Liam baru saja keluar dari mobil, begitu turun Liam langsung berdiri menempel di sisi Auri.

“Boleh gue gandeng tangan lo? Di sini terlalu rame,” izin cowok itu.

Auri yang takut keselamatan Liam terancam di tempat ini sontak mengangguk tanpa banyak pertimbangan. Berbeda dengan Liam yang minta bergandengan karena takut Auri yang hilang.

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang