Part 13 - Auriga's Circle

2.3K 239 3
                                    

Annyeong 👋
Long time no see omaigat😭

Sorry, lagi masa sibuk wkwkk

Okeh langsung aja baca part ini, happy reading:)
Jan lupa vote dan komen!!

-o0o-

Setelah membeli teh poci, Liam dan Auri kembali ke kampus, tepatnya ke kantin fakultas ekonomi. Auri memandang sekeliling, mencari bangku kosong. Sebenarnya tidak sulit untuk mencari tempat di sini, yang membuat hal ini sulit bagi Auri karena dia sedang mencari seseorang juga.

“Nunggu apa, sih? Tuh di pojok ada bangku kosong, ayo ke sana aja,” ajak Liam, lelaki itu sudah berjalanan namun Auri menahan lengannya.

“Tunggu bentar.” Auri sekali lagi melihat sekitar dengan mata tajamnya. Ketika targetnya sudah ketemu, dia kemudian tersenyum dan menarik tangan Liam ke salah satu meja yang ada di kantin.

Pasrah, Liam membiarkan dirinya digeret seperti kambing. Kakinya mengikuti setiap langkah Auri yang ternyata menuju meja di dekat stand ayam geprek. Meja itu diisi oleh beberapa mahasiswa yang sama sekali tidak Liam kenal. Perasaannya menjadi was-was ketika Auri membuka mulut seperti hendak mengatakan sesuatu.

“Hallo, gue boleh gabung, nggak?” tanya Auri, sontak membuat Liam melotot kaget.

Lelaki itu mendesah dalam hati, apa yang akan dilakukan Auri? Kenapa cewek itu malah bergabung dengan orang tidak dikenal dan bukannya duduk berdua?

Orang-orang yang duduk di meja itu mendongak, menatap Liam dan Auri. Untuk sesaat terjadi keheningan, tidak ada yang menanggapi pertanyaan gadis itu. Mungkin mereka kaget dan tidak menyangka akan didatangi orang asing, meskipun masih satu fakultas.

Auri diam-diam melirik salah satu gadis di sana, sampai pandangan keduanya bertemu dan Auri mengulas senyum manisnya.

“Eh, boleh, ayo duduk aja.” Lessy—teman sekos Auri dulu—berkata dengan kikuk.

“Makasih." Auri menyengir lebar.

Ekspresi sumringahnya tidak bisa ditutupi, membuat orang-orang menjadi bingung, bahkan Liam juga heran. Kenapa Auri jadi sebahagia itu hanya karena duduk di sini?

Mereka tidak tahu saja, Auri sangat senang karena bisa melihat teman-temannya lagi. Benar, orang-orang yang duduk di meja ini adalah sahabat Auriga, mereka yang pada hari pertama ospek mengulurkan tangannya pada gadis rantau seperti Auri.

Pertemuan ini membuat dirinya menjadi melankolis, bahkan Auri susah payah menahan air matanya agar tidak jatuh juga agar tidak menerjang mereka dengan pelukan. Gadis itu harus tetap sadar bahwa sekarang dia berada di tubuh Stella, bukan tubuhnya sendiri.

Di meja ini ada enam orang, termasuk dengan Auri dan Liam. Empat orang sisanya adalah Lessy, Kallas, Riyaz dan Xowie. Biasanya Auriga selalu bersama mereka hingga ada dua cewek dalam circle itu, tapi sekarang hanya ada Lessy dan sisanya adalah laki-laki. Untung Lessy juga tipe orang yang cerewet dan gampang bergaul.

“Em, kenalin gue Auri, prodi manajemen.” Setelah puas mengamati empat teman lamanya, Auri memecah keheningan dengan memperkenalkan diri.

Sekilas, ketika dia menyebut nama, Lessy, Kallas, Riyaz dan Xowie tampak menegang.

“Auri?” beo Kallas.

Auri mengangguk. “Iya, Auri Stella, kenapa sama nama gue? Kok kalian kayak kaget?” Dia pura-pura tidak tahu, padahal sudah pasti mereka sedang teringat pada Auriga.

“Oh, nggak,” balas Xowie yang biasa dipanggil Owie. Ekspresinya terlihat muram dan sedih.

“Kenalin juga, ini Liam.” Auri menepuk-nepuk pundak Liam, berusaha mengabaikan raut wajah Owie yang berpotensi membuatnya mewek di tempat.

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang