Part 39 - Situation Critical (2)

851 67 1
                                    

Ada yang mau followan taa?:)

Btw selamat malam mingguan

Happy reading^^

"Kenapa lo jadi buru-buru banget?" Auri menatap Liam yang berbaring di brankar sebelah.

Usai mengatakan hal ambigu tadi, Liam mendapatkan satu kamar VIP di lantai yang sama. Ada dua brankar di sana dan Auri diminta untuk menempati salah satunya.

Awalnya Auri menolak, merasa tidak pantas mendapatkan perlakuan istimewa, apalagi di depan James. Tapi Liam tetap bebal, memaksa Auri untuk tidur di satu ruangan yang sama dengannya. Bahkan Liam sampai mengungkit tugas Auri sebagai bodyguard pribadi. Sehingga mau tak mau Auri harus berada di dekat cowok itu terus.

"Kok ngelamun?" Auri kembali bertanya setelah tidak kunjung mendapat jawaban. Dilihatnya Liam yang tengah menatap langit-langit kamar, seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Hmm gimana yaa …." Lelaki itu terdiam sejenak. "Waktu liat papa gue, awalnya sedih, terus tiba-tiba gue marah. Ditambah gue inget cerita nenek soal masa lalu papa dan mama gue. Rasanya kayak … gue butuh ngelampiasin emosi gue, dan itu dengan cara ngedatengin Lia sama Lio," jelas Liam. "Tapi akhirnya gue sadar kalau kita butuh istirahat."

"Bener, tenang aja, besok kita bisa langsung serang mereka kalau lo mau. Gue bakal berdiri paling depan," kata Auri, menatap Liam dengan tegas.

Bukannya terharu, lelaki itu malah tertawa.

"Loh kenapaa?"

"Ga perlu, Au, lo di samping gue aja," jawab cowok itu sambil mengedipkan sebelah mata, bermaksud menggombal.

"Dihh!!"

Lagi-lagi Liam menyemburkan tawanya. Wajah Auri yang mengkerut geli benar-benar menjadi hiburan tersendiri.

"Udah, sekarang lo tidur! Lo kan lagi luka juga."

Auri mengangguk, merebahkan tubuhnya di brankar dan menarik selimut. Sebelum memejamkan mata, dia menoleh pada Liam yang juga sedang melihat ke arahnya.

"Awas loh yaa, jangan macem-macem sama gue pas gue tidur!"

Liam mengulum senyum, membuat Auri merinding.

"Iyaa nggak macem-macem, paling cuma satu macem doang."

"Liammm!!"

"Haha bercanda Auri."

"Gue serius inii!"

"Iyaa iyaa, tenang aja, gue nggak akan aneh-aneh. Udah, tidur gih. Mimpi indah, cantik."

"Dihh!" Auri mendengkus sebal, masih saja cowok itu menggodanya.

***

Berkat istirahat yang cukup, siang harinya Auri dan Liam sudah merasa bugar. Sisa-sisa lelah dan pegal setelah perjalanan jauh tidak lagi terasa. Mereka kini tengah berada di salah satu ruangan rapat di rumah sakit ini. Tentu setelah meminta izin pada pihak rumah sakit untuk menggunakannya.

Penampilan Auri terlihat lebih baik dari kemarin. Gadis itu mengenakan tanktop hitam dibalut jaket, lalu celana jeans pendek di atas lutut. Mengingat lututnya masih diperban, dia belum bisa memakai celana panjang ketat. Sepasang sepatu boot menghiasi kaki jenjangnya. Auri juga mengikat rambutnya ekor kuda agar tidak mengganggu.

Tidak jauh berbeda dengan Auri, Liam pun terlihat lebih tampan dan keren dalam balutan serba hitam.

Di ruangan ini, sudah berkumpul beberapa orang termasuk James, Gerald dan Evan. Mereka tengah mengatur strategi untuk penyergapan ke markas Lia dan Lio. Rencananya malam ini mereka akan mulai beraksi.

Something Wrong [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang