Satu

51.5K 1.2K 16
                                    


Halo readers tersayang, apa kabar?

udah lama banget aku enggak nulis di wattpad >< 

aku enggak menghilang kok, cuma aku aktif di lapak sebelah dan sebelah aja hehehe

ini cerita pertama aku di tahun 2022 dan buat kalian yang lagi butuh cerita ringan ala aku wkwkwk yang bikin hati riang, galau sedikit, frustasi sedikiiiit banget dan ketawa, monggo merapat di lapak ini!

oh iya cerita ini udah terbit di karyakarsa sampai bab 8 dan akan berlanjut lebih cepat di sana. buat kalian yang kepo sama lanjutan cerita ini, bisa langsung kunjungi lapak aku di sana, tinggal search nama aku aja "Nyonyahcullen"

oke deh, selamat membaca karyaku ini


....

Di usiamu yang ke 30 tahun, apa yang sedang kamu lakukan sebagai seorang wanita?

Banyak yang sudah memiliki keluarga kecil, memiliki karir yang baik, menjadi pengusaha, sibuk mengurusi anak dan ada juga orang yang kelebihan uang sehingga mereka sibuk menebar uang di media sosial hanya untuk menunjukkan kelas sosial mereka.

Ada yang bilang di usia 30 tahun merupakan usia terbaikmu, karena di usia itu kamu memiliki sebuah keseimbangan kehidupan baik dalam pekerjaan maupun percintaan.

Tetapi, apakah semua orang menganggap usia 30 tahun adalah pusat keseimbangan hidup?

Tentu saja tidak!

Salah satu dari sekumpulan orang masa kini di mana ia sedang melalui fase pesimis dalam hidup. Tidak memiliki pekerjaan, dikucilkan keluarga besar, diejek teman, jomblo abadi dan dalam hidupnya ia tidak pernah merasa mampu memenuhi kedudukan di lingkungan sosial, ialah Gendhis Astutiningtyas.

Gendhis adalah gadis berusia 30 tahun dan seorang pengangguran. Setelah lulus sarjana, Ghendis pernah bekerja sesuai dengan jurusan kuliahnya yakni keguruan, namun ia hanya sanggup bekerja tidak sampai setahun karena Gendhis merasa jika menjadi guru bukanlah mimpinya.

Menjadi guru dan PNS adalah keinginan orangtuanya yang membuat Gendhis mengikuti keinginan orangtuanya. Ia menjalani kuliah dengan monoton, tidak ada kegembiraan yang menggebu dalam kesehariannya. Pikirannya hanya ingin cepat lulus agar orangtuanya bangga, karena itu Gendhis selalu mengambil SP (Semester pendek) agar ia bisa lulus tepat waktu, syukur-syukur kurang dari empat tahun.

Dan itu terwujud! Berkat kegigihannya Gendhis dapat lulus kuliah tepat empat tahun dengan IPK yang baik. Setelahnya melalui rekomendasi ketua jurusan, tidak sampai sebulan ia sudah mendapatkan pekerjaan menjadi guru SMP.

Namun masa depan tidak bisa diprediksi. Serapi kamu merancang masa depanmu, tetap saja bahwa Tuhan sudah mengatur masa depanmu.

"Si Opi baru lahiran anak ketiga lho!"

Gendhis yang sedang berbaring malas di tempat tidurnya melirik Ike, sahabatnya yang sedang berbicara dengan santai sambil memakan cilok.

"Bukannya anak Opi masih kecil?"

Ike mengangguk. "Tiap anaknya Cuma beda setahun. Gila ya si Opi tiap tahun nyusuin bayi mulu! Suaminya produktif."

"Liat sepupu baru punya anak satu aja udah pusing soalnya anaknya kayak gasing enggak mau diem, apalagi anak tiga ya?"

"Deuh.. dijamin rempong! Nyusuin anak tiga belum Bapaknya minta jatah tiap malam." Ike terkikik dengan ucapannya.

Gendhis melempar bantal ke wajah sahabatnya. "Mesum?!" lalu ia mengambil plastik cilok yang dipegang Ike.

Mrs 30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang