Bab 41

4.4K 334 36
                                    


BONUSSS BAB 41 

lagi ada diskon Rp 5000 nih dengan masukin kode voucher Hiro34 dan berlaku sampai tanggal 2 agustus, terbatas!!

yuk langsung ke lapaknya ><

...

             Ghendis menatap langit malam dengan satu tangan memegang HP. Ia masih berbicara dengan Hiro.

"Sayang, besok aku harus menghadiri acara penghargaan film Indonesia. Perusahaan kami sebagai sponsor utama acara itu dan aku mendapatkan undangan. Apa ada artis yang kamu suka? Kalau mau aku bisa minta tanda tangan."

"Aku jarang nonton TV. Oh iya, apa Akira ikut juga?"

"Akira dengan Nanny di rumah. Sayang, hari ini apa yang kamu lakuin? Aku dengar kalau kamu menginap di rumah orangtua kamu."

Ghendis terasa gugup mendengar pertanyaan Hiro. Haruskah ia berkata jujur jika ia mengikuti perjodohan yang dilakukan Ibunya? Haruskah ia jujur jika orangtuanya memintanya menikah lebih cepat?

Ia tahu jika Hiro tidak akan segan mendatangi rumahnya dan melamar. Tetapi yang menjadi masalah adalah dirinya. Siapkah ia menjadi istri dengan kesenjangan sosial yang jauh antara dirinya dan Hiro?

"Hanya... menghabiskan waktu di kamar menggambar." Ghendis pura-pura menguap. "Hiro, aku sudah mengantuk."

"Kamu belum manggil aku sayang." Sela Hiro.

"Hiro, sayang, aku ngantuk, kamu juga lebih baik tidur sekarang."

Hiro tersenyum mendengar ucapan Ghendis. "Ya sayang, aku juga tidur. Selamat malam Ghendisku, mimpi indah sayang."

"Selamat malam juga," tutup Ghendis.

....

"Kamu mau ke mana? Mau ketemu Erick ya?" Tanya Mama pada Ghendis yang baru saja turun dari kamarnya. Mama memperhatikan Ghendis yang hanya mengenakan celana jeans dan kemeja kotak merah dengan tas ransel. "Kamu harus tampil feminim, Mama pinjem baju Chitra ya? Tunggu sebentar!"

Ghendis menahan lengan Mama. "Ma, aku enggak akan ketemu Mas Erick."

"Lalu kamu mau ke mana? Bukannya murid kamu lagi liburan makanya kamu libur? Jangan bilang ketemu Ike lagi! Lama-lama Mama curiga sama hubungan kalian."

Ghendis menggaruk tengkuknya, ah dia dikira lesbian lagi oleh Mama. "Aku mau ke toko buku, ada yang harus aku beli."

"Toko buku? Yang di jalan merdeka itu kan? Erick kan kantornya di sana, kamu kalau bisa mampir ke sana sekalian ajak makan bareng ya!"

"Gimana nanti aja, aku berangkat ya Ma!" ucap Ghendis menyalami tangan Mama dan berangkat dengan motornya.

... .

Ghendis menatap bangunan megah dan kokoh di hadapannya. Sebuah gedung modern yang menjadi kebanggaan para karyawan untuk bekerja di perusahaat elit itu.

Ryuzaki Coorperation.

Perusahaan ini berdiri sejak dirinya SMP. Ia tahu perusahaan ini karena pamannya pernah bekerja di sini. Padahal Pamannya hanya bagian staf penjualan namun Paman nampak sangat bangga, bahkan di hormati lingkungannya.

Dan Ghendis akhirnya paham mengapa bekerja di perusahaan Ryuzaki merupakan kebanggaan bagi orang-orang. Selain gaji dan tunjangan yang besar, perusahaan Ryuzaki merupakan perusahaan nomor satu di Indonesia. Berfokus pada tekhnologi seperti peralatan rumah tangga yakni salah satunya robot, perusahaan ini pun kini bekerjasama dengan pemerintah dalam pembuatan kereta cepat. Serta yang terakhir mengeluarkan game yang tengah digandrungi oleh kalangan anak muda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mrs 30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang