Bab 40

25.6K 1K 163
                                    

teman-teman Mrs 30 di wattpad saya nyatakan tamat di bab ini ya...

untuk yang mau membaca lanjutannya bisa langsung ke karyakarsa dengan Bab total 107

terimakasih buat teman-teman yang sudah setia menunggu cerita ini

maafkan juga kalau lama update

mohon maaf lahir batin ya teman-teman ><

....

               "Jadi, kamu suka sama Erick? Mama lihat dia sopan dan kelihatannya tertarik sama kamu juga! Mama bahkan lihat kalian cocok banget, wajah kalian agak mirip katanya mirip gitu itu jodoh." Ucap Mama antusias begitu mereka sampai di rumah.

Chitra yang berada di ruang TV menghampiri Mama dan Kakak. "Gimana Kak tadi?"

Ghendis menghela nafas rasanya ia ingin kabur saja. "Yah lumayan lancar." Jawab Ghendis sekenanya.

Mama dan Chitra tersenyum lebar, lalu Mama kembali berkata. "Kalau gitu Mama atur kalian buat pertemuan kedua ya? Enaknya di mana? Apa suruh Erick ke rumah aja?"

"Ma, enggak usah. Kami sudah tukaran nomor telepon,"

"Iya Ma serahin aja ke Kakak!"

Mama mengangguk. "Mama benar-benar bahagian! Kayaknya sebentar lagi kedua anak Mama bakalan nikah, kalau gitu Mama mau mulai cari-cari vendor yang bagus."

"Aku ke kamar dulu," ucap Ghendis segera berjalan menuju kamarnya dan mengunci pintu. ia melempar tas tangan yang dipinjamkan Chitra tadi dan berbaring di tempat tidur. Kepalanya terasa pusing dan ia merasa lelah karena seharian ini mendengarkan Erick berbicara.

Pria itu benar-benar suka berbicara mengenai dirinya hingga 3 jam membuat Ghendis merasa kembung karena ia harus minum air putih untuk menutupi ketidaknyamanan.

Dan Mama ingin ia merencanakan pertemuan kedua? Ah... lebih baik Ghendis mengurung diri di kamar dan mengerjakan webtoonnya.

WEBTOON??

Ghendis cepat-cepat berdiri mengambil tabnya di tas ransel yang tergantung di belakang pintu kamar. Gadis itu tidak sabar membuka aplikasi greentoon.

Ghendis terkesiap melihat notifikasi menumpuk yang masuk ke akun profilnya. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah akunnya dibanjiri notifikasi. Jantungnya berdebar dengan cepat ketika ia membuka notifikasi itu.

BRAK!!!"

Ghendis menjatuhkan tabnya di atas kasur dengan tatapan kosong. Tanpa sadar air mata mengalir di pipinya. "Tidak mungkin..." gumamnya.

Sejarah dalam hidupnya.

Untuk pertama kalinya Ghendis mendapatkan respon positif dari pembaca sebanyak 800 orang dan setengahnya merepost gambarnya ke akun medsos mereka untuk mempromosikan.

....

Hiro mengacak rambutnya frustasi. Lelaki itu mondar-mandir di kamar dan berkali-kali menatap layar Hpnya.

Sejak sore tadi, Ghendis tidak mengangkat teleponnya bahkan kini Hpnya tidak aktif. Bawahannya menginformasikan jika Ghendis pulang ke rumah orangtuanya dan menginap. Namun kenapa sampai sekarang Ghendis tidak bisa dihubungi?

Jika bukan karena undangan yang harus ia hadiri, ia pasti sudah berada bersama Ghendis dan memeluk kekasihnya.

Terdengar suara ketukan dari arah luar, Hiro membuka pintu kamarnya dan ternyata Tyo.

"Maaf Pak mengganggu, saya mau menginformasikan mengenai Nona Ghendis."

Hiro melebarkan pintunya dan menyuruh Tyo masuk ke dalam kamarnya. Lelaki tinggi itu duduk di sofa sementara Tyo masih berdiri di hadapannya dengan sebuah tab.

"Karya webtoon Nona Ghendis sudah dipublikasi, mungkin karena hal ini yang menyibukkan Nona." Tyo menyerahkan tab pada Hiro.

Hiro dengan cepat mengambilnya dan matanya terpaku pada cover webtoon itu. Ia menatap intens pemeran pria di gambar itu. Terasa familiar.

Bukankah itu dirinya?

Di cover itu terdapat pasangan perempuan dan laki-laki yang sedang berdiri berhadapan saling berpandangan. Hiro yakin jika gambar pemeran laki-laki adalah dirinya kala muda dan perempuan..

. Bukankah itu Sakura?

Apakah Ghendis menjadikan dirinya dan Sakura sebagai sumber inspirasinya?

Hiro membuka bab pertama yang sudah dipublish dan membacanya dengan teliti sambil melambaikan tangan pada Tyo menyuruh asistennya itu pergi.

Selesai membaca, Hiro menghela nafas.

Kisah itu menceritakan seorang pria tampan yang tak tersentuh dijodohkan dengan seorang gadis yang juga teman sekelasnya.

Hiro meringis, apakah bagi Ghendis, kisahnya dengan Sakura semanis itu? Rasanya dada Hiro seperti dicubit. Ia tahu jika Ghendis belum mencintainya, namun melihat sudut pandang kisahnya dengan Sakura membuat ia merasa sedih.

Layar Hpnya menyala dan telepon yang ditunggu akhirnya datang. Hiro mengambil Hpnya dan mengangkatnya.

"Sayang..." ucap Hiro lembut.

"Belum tidur?" tanya Ghendis.

Hiro melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. "Belum, nunggu kamu telepon."

"Maaf, batre HP aku habis dan baru selesai charge. Akira sudah tidur?"

"Sudah. Sayang, aku... aku baru selesai baca webtoon kamu." Aku Hiro.

Ghendis terdiam beberapa saat. "Kamu.... baca webtoon aku?" tanya Ghendis tersedengar gugup.

"Ya, selamat... baru hari pertama sudah lebih dari 2000 yang membaca. Aku yakin kamu akan sukses sayang!" puji Hiro tulus.

"Terimakasih." Ghendis berdeham. "Anu... itu.."

"Itu aku bukan? Apa aku dan Sakura adalah inspirasi kamu?"

Ghendis tidak menjawab.

"Sayang, aku enggak marah. Aku bahkan senang kalau setiap kamu bekerja, kamu akan membayangkan aku."

"Benar-benar enggak marah?"

"Aku enggak akan marah asal kamu melakukan apa yang aku mau."

"Apa?"

"Buat satu karakter perempuan dan beri nama karakter itu Adis." Tegas Hiro. "Aku tahu jika karakter Yan adalah aku, Raya adalah Sakura."

"Kalau aku enggak mau?"

"Aku bisa menuntut kamu, sayang. Itu masuk dalam pasal 12 ayat 1 yang berbunyi..."

"Aku mengerti! Aku mengerti!"

Hiro tersenyum dan berkata dengan nada pelan. "Biarkan aku mengerti perasaan kamu melalui gambar yang kamu buat."

Mrs 30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang