Sudah hampir satu minggu ini Hiro sibuk dengan pekerjaan. Proyek perusahaannya dengan pemerintah, membuatnya harus bolak balik antara bandung-Jakarta dan dijadwalkan kamis ini pria itu akan pergi ke Jepang untuk menghadiri rapat dengan petinggi perusahaan.
Akira akan ikut bersama Hiro, karena selain untuk pekerjaan, Hiro juga akan menemui keluarganya untuk merayakan ‘Shici-go-san’ untuk Akira yang minggu depan berusia 5 tahun, sebuah tradisi khusus anak laki-laki yang menginjak usia 5 tahun pergi ke kuil untuk berdoa khusus dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Keluarga besar Hiro sangat antusias menyiapkan hal ini dan mengancam Hiro jika tidak membawa Akira, maka merekalah yang akan menjemput langsung. Sebagai calon pewaris, kehadiran Akira sangat di nantikan oleh keluarga Ryuzaki.
Ghendis sendiri sudah berulang kali diajak oleh Hiro untuk ikut bersamanya ke Jepang yang langsung ditolak Ghendis dengan cepat. Pertemuan keluarga bukanlah sebuah tempat yang tepat baginya. Hubungannya dengan Hiro masih seumur jagung dan ia belum memikirkan sejauh itu.
Baik Akira maupun Hiro sangat kecewa mendengar keputusan Ghendis. bahkan Akira menangis histeris dan merengek agar Ghendis ikut.
“Tante enggak bisa ikut karena ada acara keluarga.” Ucap Ghendis mencoba membujuk Akira kala itu.
Setelah menangis seharian akhirnya Akira menyerah, namun sebagai gantinya Akira meminta Ghendis menginap bersamanya sebelum berangkat ke Jepang.
Ghendis sih mau-mau saja, namun masalahnya...
Sampai sekarang Akira tidur bersama Hiro.
Ghendis tidak mempermasalahkan dengan Chitra dan Ike yang berpacaran cukup vulgar, bahkan Ike sampai tinggal bersama dengan mantan kekasihnya demi menghemat pengeluaran.
Namun dirinya sangat menegaskan jika kekasih bukanlah orang yang memiliki kita seutuhnya. Sejak awal ia memberi batasan pada Hiro untuk tidak berbuat lebih selain berciuman. Meskipun Hiro kaya, tampan atau bahkan anak raja, tidak ada siapapun yang bisa menggoyahkan prinsipnya yang sudah mendaging ini.
Termasuk saat ini.
“Sayang, Akira tidur sama aku sejak lahir..” jengah Hiro pada Ghendis yang berdiri di sebrang tempat tidur.
“Hari ini Akira tidur sama aku.”
“Lalu aku tidur di mana?”
“Di sini banyak kamar, kamu bisa tidur di mana pun yang kamu mau.”
“Tapi ini kamarku, sayang.”
Ghendis mengangkat sebelah alisnya. “Kalau gitu aku sama Akira tidur di kamar lain.” Ghendis hendak mengambil bantal Akira, namun Hiro dengan cepat berlari ke arahnya dan memeluk bahunya.
“Aku juga ingin tidur sama kamu, besok aku berangkat ke Jepang. Memangnya kamu enggak bakalan kangen sama aku?”
“Kangen sama tidur itu tidak ada hubungannya.”
“Tentu saja ada hubungannya! Aku ke Jepang 10 hari, dan dalam 10 hari kita tidak bertemu, tidak bergandengan tangan, tidak berciuman dan tidak saling tatap. Kamu ngerti sayang?” Hiro membelai rambut panjang Ghendis. “Belum berangkat saja, aku sudah kangen sama kamu. Kita tidur bareng ya? Aku janji enggak akan nyentuh kamu sampai kamu izinin aku. Kita bisa tidur dengan Akira di tengah, bagaimana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs 30
ChickLitGhendis, gadis berusia 30 tahun seorang pengangguran dan jomblo sejati. karena kondisinya ia selalu dikucilkan keluarganya dan juga diejek oleh teman-temannya yang sudah sukses di usia 30. pertemuan pertamanya dengan seorang CEO duda merubah hidupn...