Langsung ke karyakarsa kalau kamu suka cerita ini yaaaa
soalnya di sana udah tamat dan lanjut sekuel :)
....
"Berapa nomor rekening kamu?"
Ghendis yang sedang duduk di sofa memperhatikan Akira, menoleh pada Hiro yang berdiri di hadapannya sambil memegang ponsel. "Sebentar Pak." Buru-buru Ghendis membuka ponselnya dan menyebutkan nomor rekeningnya.
"Oke, saya sudah transer 10 juta sebagai DP gaji kamu dan akan saya transfer lagi setengahnya di akhir bulan."
Ghendis menganga, buru-buru mengecek m-bankingnya. Dan benar saja, baru terjadi transaksi uang masuk, saldonya yang tadi hanya 50 ribu dan tidak bisa ditarik bertambah menjadi 10 juta!!
Hidupnya yang awalnya miskin mendadak kaya!!!
Ini beneran?
Kenapa.... kenapa begitu enak? Biasanya enak di awal, pasti menjadi tanda derita di akhir.
Ghendis menatap Hiro dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa kamu lihat saya begitu?" tanya Hiro.
"Saya kan baru mulai kerja hari ini, belum juga sehari tapi kenapa Bapak kasih saya DP gaji?"
Hiro terdiam sebentar, mencoba mencari alasan. Ia sebenarnya tidak pernah seperti ini ke pegawainya, tetapi tadi melihat koper lusuh, tas ransel yang resletingnya menggunakan peniti di pinggir membuatnya paham jika gadis di depannya ini teramat miskin. Simpatinya mulai keluar dan tanpa pikir panjang untuk memberinya uang sebagai DP gaji.
Mengapa ia mendadak baik hati begini?
Bahkan pada Tyo yang sudah menjadi asisten setianya selama lima tahun, ia cukup pelit memberikan bonus atau hari libur. Ia memang memberikan apartemen, mobil pada Tyo tetapi tidak seintens pada Ghendis yang harus ia pilihkan dari sprei, perlengkapan skin care, bahkan sendal rumah pun ia yang pilihkan.
Ada apa dengannya?
"Kamu tidak mau? Kalau tidak mau kamu boleh transfer kembali pada saya." Ujar Hiro dingin.
Ghendis mengerutkan kening. Membalikkan uang? Haruskah? Ia hanya membawa uang 50 ribu untuk satu bulan dan di kasih rezeki nomplok begini kenapa... oh kenapa ia harus bertanya? Padahal cukup diam dan ucapkan terimakasih saja. Kenapa ia mendadak kritis?
"Saya... saya..."
"Sudahlah lupakan, saya memang cukup loyal kepada karyawan saya."
Ghendis menghela nafas lega, pikirannya sudah berputar akan digunakan apa.yang pasti ia akan membeli tablet untuk menggambar. "Makasih Pak sebelumnya. Oh iya, kalau saya bawa Akira keluar boleh?"
"Ke mana?"
"Saya mau beli tablet di BEC, apa boleh saya ajak Akira? Di sana ada area buat main anak-anak."
"Kapan?"
"Hmm... besok?"
Hiro sedikit cemberut, besok ia harus ke ibu kota selama dua hari. Sementara Akira yang mendengar segera duduk dan menatap cerah kepada Ghendis.
"Hmmm... yah oke." Jawab Hiro setengah hati. "Nanti saya siapkan sopir buat antar kalian."
"Harus pakai supir ya Pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs 30
ChickLitGhendis, gadis berusia 30 tahun seorang pengangguran dan jomblo sejati. karena kondisinya ia selalu dikucilkan keluarganya dan juga diejek oleh teman-temannya yang sudah sukses di usia 30. pertemuan pertamanya dengan seorang CEO duda merubah hidupn...