Bab 31

12.6K 717 13
                                    

Tanya dulu yaaa

Kalau ini dicetak versi novel biar bisa dipeluk, ada yang mau?? Dengan tambahan extra part dan bonus lainnya??
Jawab yaaa .. buat aku pertimbangkan🙏

.....

             Ike mendengus, melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap sahabatnya dengan cemberut. “Gue tahu gue salah dan lo enggak usah memperjelas.”

               Ghendis hanya menatap Ike dengan pandangan yang menurut Ike bagaikan hakim yang menemukan bukti kesalahan tersangka. Tatapan kematian, itu julukan yang diberikan Ike kepada Ghendis.

               “Ngapain lo ke sini? Nginep?” tanya Ike melirik tas ransel Ghendis yang tersimpan di sofa. Wanita itu lalu menatap Ghendis dan baru menyadari sesuatu. “Lo beda,”
             “Beda?”

               Ike tersenyum lebar, mendekati Ghendis dengan duduk di sebelah gadis itu. “Lo makin cantik!! Aciyeee yang dapat gaji puluhan juta jadi glowing gini sih.”

               Ghendis mendengus, ia tahu sahabatnya mencoba mengalihkan perhatiannya. Ketika ia ingin kembali berbicara, pintu kamar terbuka dan Bayu keluar dengan pakaian rapi.

               “Kamu mau ke mana?”

               “Aku mau ke rumah temanku, nanti dia jemput ke sini kok. Oh iya, Ghendis sudah makan? Kami kebetulan tadi pesan ayam.”

               “Oh iya, lo mau makan?”

               “Enggak usah,” Ghendis mengambil goodie bag dan memberikan ke Ike. “Gue bawa batagor mumpung masih hangat, ada kuahnya juga khusus buat lo.”

               Ike tersenyum lebar mengambil goodie bag dan segera ke dapur meninggalkan Bayu dan Ghendis.

           Bayu menggaruk tengkuknya dan dengan canggung duduk di depan Ghendis. bayu mengenal Ghendis, walaupun mereka tidak satu kelas sejak SMA tetapi Ghendis terkenal sebagai murid berprestasi di tambah sifatnya yang judes dan acuh  membuat lelaki merasa penasaran.

               Bayu melirik Hpnya, berharap sobatnya segera datang menjemputnya.

               “Gue dengar lo ngajar?” tanya Bayu setelah beberapa menit mereka diam.

               Ghendis mengangguk.

              Bayu seakan menunggu Ghendis untuk bertanya balik, namun gadis itu sepertinya tidak tertarik berbasa-basi. “Gue... gue ada rencana buat berhubungan kembali sama Ike, yah pacaran.”

               Ah jadi mereka tidur bersama tanpa status? “Lo duda?”

               “Yah begitulah.”

               “Duda cerai?”

               Bayu mengangguk, bagaimana bisa Ghendis tahu jika ia duda?

                “Udah punya anak?”

              “Belum. Lo sendiri udah nikah?”

               “Belum.”

               Senyuman Bayu semakin melebar. Sementara Ghendis ingin segera masuk kamar dan merutuki Ike yang begitu lama di dapur. Apakah wanita itu sedang makan sendiri dan meninggalkannya begitu saja?

Mrs 30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang