Bab 21

20.6K 1K 35
                                    

Cerita ini update tidak tentu yaa (kalau udh ga sabar, boleh langsung k karyakarsa krn cerita ini sudah tamat 😊😊)
dan tidak akan dipublish sampai tamat, untuk menghargai temen2 yang sudah membeli di karyakarsa... Mohon pengertiannya sayang2ku🙏🙏
...

              “Kenapa duduk sendirian di sini? Ayo pulang ke rumah!” bujuk Hiro pada Ghendis yang nampak melamun.

               Ghendis menggelengkan kepala. “Aku mau di sini.”

               Melihat kekasihnya yang hanya mengenakan kaos lengan panjang, Hiro melepaskan jasnya dan menyampirkannya ke bahu Ghendis berharap itu bisa menghangatkannya. Tahu ia tidak akan bisa membujuk Ghendis untuk pulang, Hiro duduk di ayunan sebelah dan menatap Ghendis.

               Gadis itu sama sekali tidak berbicara, hanya diam dan nampak melamun. Rasanya Hiro ingin merengkuh Ghendis dan memeluknya erat, menyuruhnya untuk tidak memikirkan apapun kecuali dirinya dan Akira. Namun Hiro menahan diri, ia sudah terlalu banyak memaksakan kemauannya pada Ghendis.

               “Sayang...”

               “Kalau saya kembalikan uang 10 juta, dan keluar dari rumah itu, apa kita bakalan putus?” tanya Ghendis tiba-tiba.

               Hiro tersentak kaget dengan pertanyaan Ghendis. Matanya melotot pada gadis itu, posturnya tegang dan tampak aura kemarahan keluar darinya membuat Ghendis membuang muka.

                “Kamu bilang apa?”

               Ghendis membisu, mencoba mencari kalimat yang mudah diterima dan dipahami. “Kita berbeda.” Ucapnya pelan.

               Hiro menatap Ghendis dalam, mencoba membaca ekspresi gadis itu. Namun seperti biasa, Ghendis adalah gadis minim ekspresi yang pernah ia kenal yang harus membuatnya lebih berusaha untuk mengenal gadis itu. Hiro mencoba mengingat apa yang memicu kekasihnya mengatakan ‘berbeda’. Beberapa detik kemudian, ia akhirnya paham.

               “Kamu sudah cari tahu aku.” Jelasnya.

               Ghendis mengangguk.

               “Dan kamu menyimpulkan kalau aku terhadap kamu... tidak serius? Aku mempermainkanmu?”

               “Bukannya seperti itu.” Ujar Ghendis datar.

               Hiro berdiri dan kini berada di hadapan Ghendis, badannya membungkuk sehingga mereka sejajar. Hiro menahan diri untuk membelai pipi Ghendis, tidak tahukan ia jika dirinya semakin hari terasa semakin terikat dengannya?

                “Apa aku terlihat seperti playboy?:”

               Ghendis mendorong pelan dada Hiro dan berdiri. “Saya akan kembali ke rumah saya, saya juga akan mengembalikan uang yang sudah kamu kasih tapi saya minta waktu dan jangan khawatir tentang Akira, saya menyayangi anak itu dan akan tetap datang menemaninya seperti biasa dan kita bisa menganggap jika hubungan kilat kita tidak pernah... ”

               Hiro mencengkram kedua bahu Ghendis, matanya menatap dingin, rahangnya mengeras, aura marah nampak pada pria itu. “APA KAMU GILA? KAMU GILA GHENDIS!! APA AKU SERENDAH ITU DI PANDANGAN KAMU?”

               Ghendis menggeliat namun Hiro semakin mencengkramnya membuatnya merasa nyeri, tidak menyerah gadis itu menendang kakinya membuat Hiro melepaskan cengkramannya dan mengaduh.

Mrs 30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang