Youth [Hajeongwoo] ✔

Youth's 10 : Payung kuning tersenyum

[©treasure_cs]

"Abstrak namun begitu menarik perhatian."

MEREKA berakhir di salah satu meja di dalam minimarket. Dengan kepulan asap dari ramyeon panas di atas meja. Jeongwoo serta Haruto memilih duduk bersebelahan. Dengan alasan agar mengurangi dingin, kata Haruto.

"Kenapa bisa sampe sini?" Haruto membuka suara setelah menghabiskan ramyeonnya. Sedang Jeongwoo masih memiliki setengahnya.

"Rumah gue kan deket sini." Jeongwoo membalas sebelum kembali menikmati makanannya.

"Oh iya, lo punya seragam lain?" Jeongwoo menoleh untuk menatap Haruto. Namun menemukan pemuda berdarah Jepang tersebut telah lebih dulu menatapnya. Alhasil, Jeongwoo kembali menyibukkan diri dengan makanan dihadapan.

"Ada."

"Seragam lo gue bawa dulu kalau gitu."

"Iya, boleh." Mendapati jawaban Haruto, Jeongwoo menoleh dengan kerutan bingung.

"Lo gamau nanya gue bawa buat apa? Bisa jadi gue jahat trus gue jual di sekolah. Pasti laku harga tinggi." Haruto terkekeh mendengar ucapan Jeongwoo.

"Kenapa ketawa sih? Harusnya marah Haruto." Meski begitu, Jeongwoo turut terkekeh akibat Haruto.

"Kalau lo mau jual juga boleh. Gue juga bisa jual hoodie lo." Lantas Jeongwoo mendelik marah. Wajahnya terlihat menggemaskan di mata Haruto yang tengah menatapnya lamat-lamat.

"Nggak boleh! Lagian nggak bakal laku tau. Siapa coba yang mau beli?"

"Gue." Haruto menjawab cepat. Membuat Jeongwoo diam seribu bahasa dengan pipi yang merona malu-malu.

"Buat apa? Lo ngeselin hari ini." Berusaha menetralkan suara serta raut wajahnya, Jeongwoo kembali memakan ramyeon-nya yang perlahan mulai dingin.

Diluar sana, hujan telah mereda. Menyisakan rintik-rintik air yang turun dari dedaunan pohon tinggi atau atap rumah.

"Selagi reda, ayo pulang. Gue anter." Haruto kembali bersuara setelah hening beberapa saat karena Jeongwoo yang sibuk menghabiskan sisa terakhir ramyeon miliknya.

"Nggak usah, rumah gue deket sini kan."

"Nggak ada penolakan. Gue mau lanjut tapi keburu di samber. Ayo." Haruto berdiri lebih dulu. Lalu saat menyadari tak ada pergerakan dari Jeongwoo, pemuda Watanabe kemudian menoleh. Mendapati Jeongwoo yang tersenyum menatap kearahnya.