[©treasure_cs]
"404"
SEMILIR angin malam terasa menusuk kulit. Dua lapis jaket yang dikenakan Jeongwoo bahkan masih dapat ditembus meski tidak menyebabkan gemetar karena dingin.
Pergi di larut malam, menjadi suatu hal yang langka untuk Jeongwoo. Ibunya tidak di rumah, tetapi Jeongwoo telah terbiasa untuk menyampaikan kegiatan atau rencananya. Bahkan pergi keluar saat ini telah lebih dulu dilaporkan pada sang ibu dan seperti keajaiban, izin diberikan dengan begitu saja.
Tidak ada syarat. Hanya kata-kata agar Jeongwoo hati-hati di jalan dan mengenakan pakaian yang hangat untuk tetap terjaga dari kondisi yang tidak menguntungkan. Jelas sebuah perubahan yang dimata Jeongwoo sangat luar biasa. Tidak heran jika dibalik masker hitamnya, senyuman terus terbit dengan cerah.
Tiba di sebuah minimarket yang menjadi tujuan, Jeongwoo bahkan hampir melupakan tujuannya datang karena kepalang bahagia. Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, tapi rasanya jika Haruto disini, dia akan mengerti seberapa hebat pengaruh izin sang ibu untuk putra semata wayangnya itu.
Baru saja pemuda Jepang itu datang di kepala, Jeongwoo telah menemukannya di depan kasir dengan penampilan yang cukup berantakan. Rambutnya tidak tertata, bahkan pakaiannya terlihat sedikit kotor. Yang paling menjadi sorotan adalah noda darah di sudut bibir serta banyak lebam di wajah. Tidak heran jika kasir laki-laki yang menjaga tampak was-was.
"Haruto." Sebelum Haruto berlalu pergi dengan sekotak rokok yang baru saja dibelinya, Jeongwoo lebih dulu menyebut namanya. Tidak ada intonasi yang menunjukkan keterkejutan. Jeongwoo berusaha bersikap seperti biasa meski menemukan sorot mata yang tidak tenang di diri Haruto.
"Jeongwoo?" Katanya sembari berdiri mematung. Membiarkan Jeongwoo melangkah mendekat sebelum diabaikan karena si pemuda Park yang sibuk membayar bawaannya di kasir.
Haruto seolah membeku dalam bisu. Kepalanya dipenuhi banyak pikiran yang menggerogoti fokusnya saat ini. Panik entah karena apa. Merasa takut untuk alasan yang tidak pasti. Degup jantungnya bahkan mendukung bagaimana perasaannya saat ini.
"Haruto?" Kemudian panggilan itu menyadarkannya. Haruto berlalu mengikuti langkah Jeongwoo dengan pelan. Mengekor keluar dari minimarket dan berdiri disisi Jeongwoo yang tampak mengarahkannya untuk duduk di kursi depan minimarket.
Entah bagaimana Jeongwoo telah memiliki kapas dan obat, Haruto hanya mampu diam dan menerima usapan halus di lukanya. Jeongwoo sendiri tidak banyak bicara. Hening dibiarkan datang dengan beberapa kali suara kendaraan yang lewat menjadi pengisi.
Saat telah selesai dengan kegiatannya, mereka masih sunyi. Haruto kemudian bergerak untuk meraih rokoknya. Hendak berdiri jika saja lengannya tidak ditarik oleh satu-satunya yang dapat dijadikan pelaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth [Hajeongwoo] ✔
Fiksi PenggemarMereka dipertemukan oleh ketidaksengajaan. Kemudian disatukan oleh kesamaan latar, namun masih abu-abu di penghujung cerita. ! Hajeongwoo ft. treasure member ! bxb ©treasure_cs [#was 10 in Youth (290722) ] [#1 in Youth (301222)] [#was 1 in Rujeongw...