Youth's 35 : Blue

460 69 18
                                    

©treasure_cs

"Katanya, jangan terlalu bahagia untuk sesuatu."

MEMASUKI pertengahan bulan, masih dengan latar belakang malam yang sama ketika Jihoon menjemput Jeongwoo dari sarang emas ayahnya. Setelah yang berperan sebagai 'penghubung' pergi bersama seseorang yang diakuinya sebagai 'calon kekasih', kini Jeongwoo terjebak dalam mobil yang sama dengan Haruto.

Sedikit merasa tidak percaya diri ketika melihat penampilan Haruto yang kelewat rapi. Terlihat siap untuk pergi. Sedangkan Jeongwoo sendiri—yang jelas mereka terlihat berbeda, menurut sudut pandang Jeongwoo.

Tidak memakan waktu lebih lama lagi, tepat saat kendaraan Haruto berhenti di tempat tujuan, mereka segera keluar dari mobil. Haruto dengan suka rela membukakan pintu untuk penumpang di mobilnya. Mendapat sebuah senyum manis yang belakangan ini telah lama menjadi rindunya.

"Nggak dingin kan?" Pertanyaan itu dibalas gelengan oleh Jeongwoo yang kemudian menunduk malu saat menemukan Haruto dengan setia menatap tepat pada sepasang maniknya.

"Gue ijin ya." Atas ucapan Haruto, Jeongwoo kembali mendongak guna menatap bertanya pada yang lebih tinggi.

"Ijin apa?" Tetapi bukan menjawab dengan suara, tautan tangan mereka digunakan Haruto sebagai jawaban. Kemudian memamerkannya di depan wajah Jeongwoo yang segera memerah.

"Ini." Katanya dengan tenang seolah tidak sedang membuat jantung seseorang berdebar tidak karuan.

Sedang Jeongwoo, lidahnya terlalu kelu untuk berkata-kata. Bahkan untuk sekedar mengatakan 'ya'. Maka dari itu, anggukan kepala pelan adalah balasan yang Haruto terima.

Bersama dengan debaran yang sama hebatnya, mereka berjalan masuk masih dengan bergandengan tangan. Sesekali berbincang dengan Haruto yang lebih banyak bersuara. Ini cukup langka, tetapi Jeongwoo adalah satu-satunya yang berhasil membuat Haruto menjadi demikian.

"Mau beli popcorn?" Jeongwoo hendak setuju sebelum melihat antrian yang cukup panjang disana.

"Masih ada waktu kok." Menyadari arah pandang Jeongwoo, Haruto lebih dulu bersuara sebelum sebuah penolakan diberikan. "Lo duduk disini aja, gue beli dulu."

Belum sempat Haruto melangkah menjauh, Jeongwoo telah lebih dulu menghadang jalannya. "Jangan, biar gue aja yang beli. Lo udah nyetir tadi." Meski tidak bisa mengemudi, namun Jeongwoo merasa bersalah untuk membebankan semuanya pada Haruto.

"Gue aja. Antriannya lumayan panjang." Tolakan dilayangkan dengan nada halus.

"Karena antriannya panjang, Haruto." Sedang Jeongwoo masih berusaha. "Seenggaknya biar gue ada partisipasinya juga." Kemudian, tawa Haruto mengudara.

Youth [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang