Youth's 21 : Way back home

746 119 74
                                    

[©treasure_cs]

"Loading...."

GETARAN waktu kian membawa hari semakin larut dalam gelapnya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GETARAN waktu kian membawa hari semakin larut dalam gelapnya malam.  Puji Tuhan kala taburan bintang terlihat berkelip di langit bersama bulan. Malam yang temaram menjadi lebih terang dengan bantuan dari lampu-lampu jalanan serta toko-toko di pinggiran jalan.

Ini juga pertanda bahwa hujan tidak akan turun. Jadi tidak akan menjadi masalah jika mereka; Haruto dan Jeongwoo memanfaatkan waktu untuk lebih lama bersama-sama. Tenang saja, Haruto telah merancang segalanya. Dalam artian, telah melihat dan merencanakan waktu agar mengembalikan Jeongwoo pada ibunya dengan tepat waktu.

Kemudian saat mesin motor Haruto sengaja dimatikan oleh si pemilik, Jeongwoo yang awalnya memejamkan mata untuk menikmati sapuan angin kini menelisik sekitar. Untuk menemukan mereka yang berhenti di sebuah tempat makan yang tidak terlihat mewah. Tempat makan sederhana namun terlihat ramai tetapi tidak sesak.

"Kok berhenti disini?" Jeongwoo bahkan bertanya dengan tanpa niat untuk turun dari motor. Setia duduk di jok belakang dengan tangan melingkari perut Haruto.

Sedang Haruto sedikit—salah, sangat menyukai perbuatan Jeongwoo. Bahkan dengan sengaja mengulur waktu untuk sekedar memberi jawaban.

"Kita makan." Saat jawaban diterima, Jeongwoo lantas turun dengan raut bingung. Bukankah saat Haruto bertanya perihal makan Jeongwoo telah menjawab untuk pulang saja?

"Tapi—

"Gue laper." Tidak membiarkan Jeongwoo menyelesaikan ucapannya, Haruto telah lebih dulu menjawab. Terbalaskan sebuah anggukan oleh Jeongwoo.

"Mau gue makan disini?" Suara Haruto kembali terdengar kala pemuda manis dihadapannya tidak menunjukkan reaksi apapun.

"Hah?" Jeongwoo sendiri membeo di tempat.

"Lo mau gue makan disini?" Mendapati jawaban Haruto yang sedikit emm—ambigu, Jeongwoo menggeleng dengan cepat.

"Enggak!" Suaranya bahkan tanpa sadar meninggi. Kemudian jari telunjuk Haruto di genggam oleh Jeongwoo untuk menyeretnya masuk ke dalam.

Haruto meninggalkan sebuah kekehan yang menyatu bersama angin. Terlampau pelan hingga bahkan Jeongwoo tidak mampu untuk menangkap suaranya.

"Pesen gih." Tepat ketika mereka telah duduk berdampingan, Haruto bersuara pada Jeongwoo.

"Kok gue? Bukannya lo yang laper?" Sesungguhnya, Jeongwoo masih terjebak akan rasa malu. Entah karena pertanyaan ambigu Haruto atau kejadian yang telah lewat kala mereka masih di café milik Yoshi.

Saat ini bahkan pemuda manis itu tengah menyibukkan diri untuk melihat-lihat sekeliling. Pokoknya jangan sampai menatap Haruto saja!

Haruto itu berbahaya! Untuk jantung dan hatinya yang lemah.

Youth [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang