Youth's 3 : prisa strawberry

1.3K 202 7
                                    

[©treasure_cs]

"Even not all story is love story, but without love—there's no story."

GEMERICIK hujan menjadi backsound di tengah suasana sore hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GEMERICIK hujan menjadi backsound di tengah suasana sore hari. Lingkungan sekolah telah sepi. Hanya beberapa orang yang tetap tinggal untuk menyelesaikannya kewajiban masing-masing.

Berbeda dengan Park Jeongwoo yang sejak tadi menanti jemputan dari sang supir yang tak kunjung datang. Aneh. Biasanya supir keluarganya tidak pernah terlambat untuk datang. Mengingat Jeongwoo yang juga masih memiliki jadwal lain setelah ini.

Maka berakhir dirinya duduk sendirian di teras sekolah. Menatap tiap tetes hujan yang terjun bebas tanpa rasa takut. Aroma yang hujan bawa memang menenangkan, namun Jeongwoo bukan salah satu dari mereka yang mengagumi hujan.

Lantas, rungunya menangkap kehadiran seseorang. Jeongwoo menoleh untuk mendapati figur laki-laki yang tadinya sempat saling bertukar obrolan sangat singkat dengannya. Oh, bisakah itu disebut sebagai sebuah obrolan?

"Nungguin jemputan?" Suara rendah milik Haruto kemudian terdengar.

Jeongwoo sempat kebingungan atasnya. Menatap ke sekeliling sebelum menunjuk dirinya sendiri. Tatapan Haruto seolah membenarkan, lantas Jeongwoo mengangguk sebelum menjawab.

"Iya, lo sendiri? Nunggu jemputan juga?" Canggung. Suasana diantara mereka selalu canggung.

Sekali lagi, pertanyaan Jeongwoo tak terjawab dengan suara, melainkan dengan dua bahu pemuda Watanabe yang diangkat sekali.

"Lo suka strawberry?" Saat hening sempat merajai, Haruto kemudian kembali mengajukan pertanyaan random yang terlalu tiba-tiba.

"Hah?" Bahkan Jeongwoo belum sempat menyembunyikan keterkejutannya. "How can" Hampir saja Jeongwoo menanyakan tentang bagaimana Haruto mengetahui rasa kesukaannya, sekali lagi dengan tatapan mata Haruto menjawab.

Menatap pada beberapa bungkus permen karet berprisa strawberry yang terkumpul disisinya duduk.

"O-oh, iya. Lo mau?" Dengan ragu, Jeongwoo menyodorkan dua butir permen karet pada Haruto.

Jika malam itu Jeongwoo sama sekali tak mengetahui Haruto menerima pemberiannya atau tidak, kali ini tanpa banyak berpikir Haruto meraih dua manisan tersebut.

Suasana kembali hening. Haruto tanpa canggung memakan permen karet yang Jeongwoo berikan. Sedang Jeongwoo sendiri memilih menatap ke depan.

Youth [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang