Youth's 32 : When I miss your smell

508 86 6
                                    

[©treasure_cs]

Now playing Hold in it by Treasure

Now playing Hold in it by Treasure

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MANIKNYA setia terjaga. Menunggu balasan dari setidaknya satu saja rentetan pesan yang dikirimkan kepada Watanabe Haruto yang hilang tanpa kabar. Hal buruk yang semakin membuat Jeongwoo berada dalam mood yang buruk adalah, malam ini ia akan pergi ke rumah sang ayah karena pekerjaan ibunya yang menuntut wanita karir itu untuk tetap berada di luar Korea Selatan.

Barangnya sudah dikemas rapi, ayahnya bilang supir yang biasa menemaninya akan datang untuk menjemput. Huh, sejujurnya Jeongwoo ingin menolak. Sangkar emas ayahnya adalah yang paling menakutkan.

Jika di rumah sang ibu Jeongwoo hanya dituntut untuk belajar, maka di rumah ayahnya Jeongwoo dituntut untuk menjadi sempurna. Menjadi terampil dalam bidang yang ayahnya sukai seperti piano, renang dan kelas bahasa asing. Dalam satu hari Jeongwoo akan memiliki jadwal yang kelewat padat. Pergi ke sekolah, mengikuti kursus piano di rumah, kemudian pergi untuk kelas bahasa asing. Ketika hari libur datang maka tiga kelas akan mengisi dengan sempurna.

Jeongwoo tidak punya waktu menggeluti kesukaannya di bidang seni. Tidak punya waktu mengeksplor diri lebih jauh. Namun untuk melawan, Jeongwoo akan memilih untuk mundur. Bukan karena takut akan materi yang sangat mungkin untuk dicabut kemudahannya, seperti yang sudah-sudah, ini adalah karena Jeongwoo telah didoktrin sejak kecil bahwa dirinya harus mengikuti kata-kata orang tuanya demi 'yang terbaik'.

Memang apa salahnya mengikuti banyak kelas?

Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang berulang kali Jeongwoo hadirkan dalam kepalanya. Kemudian suara hatinya akan dibungkam untuk membiarkan logikanya mengambil alih. Logiknya biasa mengikuti keinginan orang lain ketimbang dirinya, namun kadang ketika pikirannya turut memihak kata hatinya, Jeongwoo akan belajar untuk mendistraksi diri.

Jangan jadi pembangkang. Jangan jadi pembangkang!

Tepat saat lamunannya melayang jauh menuju hal-hal yang mampu hadirkan denyut nyeri di kepala, suara klakson membuat Jeongwoo buru-buru bergegas menyeret kopernya yang telah siap. Hanya berisikan pakaian sekolahnya, selebihnya Jeongwoo tinggalkan karena toh rumah ayahnya juga memiliki segala keperluan yang Jeongwoo butuhkan.

Namun ketika tepat berdiri di pintu utama, mobil yang Jeongwoo temukan terlihat asing. Bukan mobil yang ayahnya berikan pada sang supir untuk dibawa bekerja mengantar-jemput Jeongwoo kemana-mana.

Lalu ketika kaca diturunkan dan menampakkan si pengemudi, Jeongwoo sedikit terkejut—ralat sangat terkejut.

"Papa lo minta tolong gue buat jemput, sopir yang biasa sama lo lagi nggak kerja." Atas penjelasan itu, akhirnya Jeongwoo mengangguk patuh.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Youth [Hajeongwoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang