8. Dinner Date

283 53 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


┉┈◈◉◈┈┉

H-3 dari tanggal yang ditentukan untuk pelaksanaan acara turnamen, Yara merengek pada Jalu agar mereka bisa dinner bareng dan membolos les. Tentu saja, tujuan utama Yara; melarikan diri dari mata pelajaran geografi yang memuakkan.

Yara memang memutuskan akan mengambil jurusan di rancah soshum alias sosial humaniora, makanya Jalu mengiyakan untuk memperbolehkannya mengambil les jurusan IPS. Gadis itu mengira IPS hanya a piece of cake. Sangat mudah.

Tapi zonk.

Kemarin dia dimarahi mentor habis-habisan karena melamun selama waktu try out hingga kekurangan waktu. Nilai yang keluar pun sangat busuq. Rata-ratanya hanya 40. Padahal itu campuran.

“Terus bolos les? Kamu udah tau kan jawaban aku apa?” Jalu yang sibuk mengevaluasi kembali proposal untuk acara try out tingkat SMP yang diajukan sekretaris OSIS hanya menanya balik pacarnya yang sedang sibuk memainkan kukunya itu.

“Sekali doang, ayang! Aku tiap hari udah berangkat les, capek tau! Sepet sama bau ruangannya, mana AC -nya dingin banget! Kamu kan tau aku ga tahan dingin!" Sungut Yara.

Jalu menghela napas kemudian meletakkan kertas-kertas di tangannya ke meja. Lelaki itu menarik kursinya agar lebih dekat ke tempat perempuan itu duduk.

“Denger, pertama! Kamu udah janji mau berangkat les tanpa bolong selama sebulan ini sama aku. Kedua! Dinner? Bahkan hampir setiap hari kita makan bareng, kalau lagi ga bareng pun pasti aku vid-call kamu biar bisa makan bareng via online. Ketiga! AC di bimbel ga akan sedingin itu kalo baju kamu itu nutup dengan bener. Oke? Paham kan, sayang?” ucap Jalu tersenyum di akhir kalimat.

Yara melirik wajah tampan kekasihnya dengan sinis. Ya, semua itu benar. Tapi maksud Yara itu bukan dinner biasa. Dia ingin dinner yang terasa sweet. Ala-ala di drama gitu loh! Masa ga paham sih!

“Ck! Okay, fine! Gue pergi!”

Setelah menggebrak meja, perempuan itu berbalik dan meninggalkan ruang OSIS yang hanya diisi oleh Jalu sendiri itu. Sebagian anggota memilih mengerjakan semua tugas keorganisasian di kelas karena ruang OSIS lebih seram katanya, kalau Jalu prefer di sini karena lebih leluasa kalau tiba-tiba Yara datang seperti ini.

Tak mau berlarut-larut memikirkan pacarnya, Jalu kembali meraih kliping sampel proposal di mejanya. Hm, yang satu baperan, yang satu acuh tak acuh. Kira-kira gimana akhirnya nanti?

-

“Arggh! Monyet! Ngeselin banget sih tuh orang!" Teriaknya begitu sampai di kelas.

Doyeon, Mina dan Umji yang sedang memperbincangkan sesuatu menoleh ke arahnya, begitu pula dengan beberapa teman sekelasnya. Dengan wajah bete, Yara menuju ke kursinya.

[✓]asmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang