12. Fight for Jalu

301 51 21
                                    

┉┈◈◉◈┈┉Minta vote sama komennya dong ayang😣❤️Merci beaucoup bebe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


┉┈◈◉◈┈┉
Minta vote sama komennya dong ayang😣❤️
Merci beaucoup bebe.

Sampai di depan ruang inap, Doyeon langsung menahan knop pintu yang pada saat bersamaan diraih oleh Yara. Mereka beradu tatap.

"Janji sama gue, lo ga akan bikin masalah di dalem," ujar Doyeon mendikte.

"Apa sih lo, anjing! Minggir!" marah Yara karena langkahnya dihalangi.

"Yara!" seru Umji.

"Doyeon bener, Yar. Kita ga mau lo terlibat masalah baru. Ditambah lagi ini rumah sakit. Dan cowok lu juga lagi dirawat. Ayolah," tambah Mina.

Yara menghela napas sepenuh jiwa kemudian memilih keputusan. Lebih baik ia menuruti perkataan Doyeon sekarang.
Ia tak sabar untuk melihat keadaan Jalu. Bagaimanapun juga pemuda itu adalah separuh jiwanya.

"Fine! Gue janji ga bakal bikin masalah! Now, let me in!"

Doyeon tersenyum lega kemudian membukakan pintu untuk perempuan itu, "We trust you, bitch. Good luck!"

-

Di dalam ruangan, Yara terdiam beberapa saat. Benar, Jalu tengah terbaring dengan selang infus tergantung di sisinya. Namun ada yang lebih mengejutkan daripada itu.

Seseorang yang duduk di kursi.

Bahkan otak gadis itu rasanya buntu jika hanya untuk mencari kemungkinan lain kenapa hanya ada cewek itu di sebelah Jalu. Perempuan yang sama yang dia lihat di foto yang tersebar di akun base sekolah mereka.

"Yara..." suara Jalu mengetuk kewarasannya.

"Lo ngapain di sini? Belum puas bikin Jalu sakit, hah? Belom cukup? Iya?"

Belum habis rasa terkejutnya, Yara disuguhkan dengan kemarahan Naya yang tiba-tiba menatapnya dengan nyalang, penuh kobaran api. Yah, perempuan itu, Naya. Orang yang sama dengan gadis dalam pelukan Jalu dalam gambar sialan itu.

"Naya jangan ngomong aneh-aneh!— ARRRGH!"

"Jalu!" panik Naya segera berpaling ke pemuda yang terbaring dengan geraman kesakitan itu.

"Don't you dare to touch me!" tukas pemuda itu dingin.

"Tapi lo sakit, Jalu! Gue panggil dokter ya?" Raut kecemasan Naya tidak dapat dibohongi. Yara mematung di tempatnya. Apa apaan ini? Kenapa mereka malah sibuk sendiri?

"Go away!" final Jalu membuat Naya menciut.

Perempuan itu menghela napas kemudian mengemasi barangnya dan mengucapkan beberapa kalimat semoga lekas sembuh pada Jalu sebelum keluar dari ruang inap tersebut. Setidaknya Yara menuruti perkataan Doyeon untuk tidak membuat masalah baru kan?

"Sayang," panggil Jalu dengan tatapan lemas.

Yara benar-benar membuatnya gila beberapa hari ini. Jalu memaksakan diri untuk bangun dan bersandar pada bantalnya. Dengan berat hati Yara melangkah mendekati pria muda itu. Sampai di sebelahnya pun dia tak berkata-kata.

[✓]asmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang