Banyakin komen biar aku semangat nulis hehe, luvv u🐥❤️
┉┈◈◉◈┈┉
Hari ini Jalu akan berangkat ke gedung olahraga kota bersama timnya untuk melakukan kompetisi olahraga yang sudah mereka nantikan. Tanpa semangat dari Yara, tapi tak apa, ia pasti akan mendapatkan gantinya. Nanti.
Dengan kuda besinya ia memboncengkan Kamal yang merupakan salah satu anggota voli juga. Kakaknya Kamal ini dulu mantan anggota cheers juga sebelum lulus, cantik orangnya.
“Bang, gue deg degan,” kata Kamal terdengar lebih ke curhat.
“Santai aja, tim kita udah latian mati-matian kok. Urusan hasil biar jadi bonus.”
Meski demikian, Jalu sendiri juga sebenarnya nervous. Demam panggung. Takut jika ekspetasinya hancur lagi. Tapi dia tidak bisa berhenti begitu saja, Jalu butuh tropi itu. Dia harus mendapatkannya.
“Duluan aja, gue mau parkir.” Pemuda dengan tas backpack hitam bermerek Balenciaga itu berlalu setelah menurunkan Kamal di depan pintu masuk.
Setelah menempatkan motornya di parking area, Jalu berjalan menuju ke pintu masuk. Ia harus berganti baju terlebih dahulu, baru bergabung dengan timnya dan melakukan warming up sebentar sebelum upacara pembukaan dimulai.
Jalu menarik turun resleting jaketnya kemudian melepas kaos putih yang melekat pada tubuh atletisnya. Sejenak ia memejamkan matanya sambil menghirup udara yang bercampur aroma parfumnya. Namun itu hanya terjadi selama 2 sekon saja.
“Damn it! Kenapa harus keinget kamu sih!” decaknya sebal.
Di gelapnya kelopak mata yang terkatup, ia hanya bisa melihat Yara yang tengah tersenyum padanya, ah tidak, Yara bersama bajingan yang dia tonjok kemarin. Apa saja yang telah mereka lakukan, bangsat! Awas saja, kalau sampai ada satu inci saja goresan di kulit Yara, si berengsek itu akan menerima konsekuensinya.
Dengan perasaan kesal Jalu segera mengambil jerseynya dan memakainya cepat, tak lupa ia melepas celana kargonya dengan menyisakan kolor volinya. Oke dia siap.
-
Suasana kantin saat itu terlihat lebih ramai daripada biasanya. Siswa-siswi berkumpul mengerubungi suatu titik. Beberapa ponsel terangkat tinggi, berusaha mencari celah untuk mengabadikan momen itu.
Di sana ada seorang gadis yang tengah bersimpuh dengan wajah yang banjir keringat dan pipi yang bercucuran air mata. Dia dihadapkan dengan seorang perempuan berwajah rupawan dan keturunan chaebol kalau kata Yara.
“Nangis? Uuh, kasian banget. Hahaha. Cewek kaya lo ga pantes hidup tau ga?” kata perempuan dengan rambut panjang itu tersenyum congkak.
“Gue tau keluarga lo emang miskin, tapi gue ga nyangka selain miskin harta lo juga miskin harga diri,” sarkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓]asmaraloka
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATE] ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ 🖇 Warning! Banyak kata umpatan- yah biasalah, banyak kata kasar, ada sebut beberapa merk juga- w males mikir dua kali wkwk, plus banyak typo. Mohon kalo nemu typo...