19. Hug

204 35 9
                                    

"Now I know, how much i love you."

┉┈◈◉◈┈┉

Malam ini terasa sungguh panjang bagi Yara. Padahal ia baru menginjakkan kaki di rumah sepuluh menit lalu. Setelah terjebak macet selama hampir setengah jam saat pulang, dia langsung menuju ke kamarnya dan sebisa mungkin membasuh diri secepat yang dia bisa.

Hawa yang begitu menggigit kulit. Yara bergelung dengan selimut tebalnya. Sweater tebal berwarna hitam juga telah membalut tubuhnya, tapi semua itu seolah tak terasa cukup untuk mengatasi dinginnya udara malam ini.

Manik matanya bergerak kesana kemari, mencari objek yang menarik untuk dipandangi. Nihil.

Yara hanya memikirkan pacarnya untuk saat ini. Di saat tak tepat seperti ini, entah mengapa dia merasa membutuhkan pelukan hangat Jalu dan bisikan lembut yang menangkan dari cowok itu.

Mengenang kembali kali pertama Jalu memeluknya. Saat itu awal bulan September.. Okay, tarik napas. Fyuuh! Yara siap bernostalgia.

Tanggal 4 bulan 9, pagi itu semuanya baik baik saja. Tak ada kendala yang berarti. Yara berangkat ke sekolah dengan diantar oleh Dimas, karena kebetulan kakaknya itu sedang libur— lebih tepatnya lulus SMA.

Jadi ia punya banyak waktu luang untuk ngebolang, balas dendam setelah berbulan bulan dijejali soal simulasi utbk dan ujian sekolah yang kerap membuatnya menelan pil penetral asam lambung.

Belajar terus bukannya pinter, yang ada jadi tipes.

Singkatnya, setelah sampai di sekolah, Yara bertemu dengan Jalu di ujung koridor sebelum tangga naik menuju kelas mereka. Perempuan itu mengernyit ketika pemuda itu menatapnya datar.

"Paan?" Nada introgasinya penuh selidik.

Jujurly, mereka sudah jadian. Bahkan hanya sejam setelah keduanya pulang dari rumah Agus. Yah, bisa dikatakan rumah Agus adalah biro cinta mereka.

Maybe kalo dijadiin judul FTV bakalan jadi kaya 'Bang Agus, si Biro Cinta'.

Nggak tahu kesambet apa, Yara juga ngeiyain aja candaan Jalu tentang 'apa lo aja ya yang jadi pacar gue?'. Malam itu mereka cerita tentang jagat raya, haha. Enggak! Di percakapan pertamanya mereka membahas hal hal random dan beberapa fakta yang masing masing punya. Seperti anggota keluarga, teman teman, game favorit, lingkungan sekitar sampai update berita C word saat ini. Dari larut malam, sampai fajar menyingsing. Ril no fek.

Dan begitupun malam malam seterusnya.

Tapi terhenti di dua minggu setelahnya, karena Jalu sering ketiduran. Yara kadang juga heran kelakuan pacarnya itu, Jalu itu kalau siang udah kaya harimau, tapi kalo malem jadi harimiaw.

😌👌

Pernah juga suatu kali, Yara diajak jalan sama Jalu. Tujuan awal sih pergi ke pusat kota, nyari makan sambil liatin air mancur. Tapi kok Yara tungguin ga dateng dateng. Dia khawatir dong. Wajar kan?

Tapi ternyata eh ternyata, si doi udah bobo comel. Mana dipap-in sama kakaknya. Yara mau marah tapi gimana, cowoknya terlalu kiyowo.

(TAPI INI KAN SEBELUM MASA REFORMASI KEBANGKITAN JALU, KEK IBARATNYA INI TUH EREN DI ATTACK ON TITAN SEASON 1. MASIH 0 DAMAGE CUY.)

Dan setelah itu, paginya Jalu dateng ke kelas Yara buat ngasih cokelat dan minta maaf atas keboboannya semalem.  Mana ngejelasinnya sampe mau nangis. Kaya bocah umur 4 tahun abis jatoh terus lari ke Mamanya, ngadu gitu.

😭

Untung kelas masih sepi, Yara berangkat pagi juga karena dipaksa Dimas— eh! Ngga ding. Gara gara dia diomelin Yura atas panci kotor yang belum dicuci dan bungkus mie yang lupa Yara buang semalem. So, cewek itu milih kabur dan menyeret Dimas buat nganterin dia sekul.

[✓]asmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang