14. Proklamasi Serius

216 44 38
                                    

Komen yang banyak ya ayangie ♡♡♡
Happy reading !

┉┈◈◉◈┈┉

Untung saja, Umji menemukan Yara saat mencoba mengecek ke depan. Perempuan berstatus anak paling kecil di keluarganya itu lalu menyeret lengan Yara untuk mengikutinya ke kamar mandi khusus perempuan untuk didamprat.

"Lo rusuh banget dah, badak! Heran gue. Belom juga sampe di hall utama. Udah kotor begini," amuk Umji pada sang bestod.

Yara yang sedang mencoba menghilangkan noda dengan rinso seribu tangan, G- dengan air itu mendengus, "Gue nabrak orang, bego! Dia sih pake jalan di depan gue. Bangsat, untung gue ga jatoh. Mana songong banget mukanya. Udah ketabrak, ga tanggung jawab lagi! Kurang ajar banget!"

"Yeeeh! Kalo kaya gitu, lo yang salah tolol! Lo yang harusnya minta maaf. Udah salah, ga ada otak lagi. Hadeuh! Setres lo nular ke gue kayanya," keluh Umji memandangi lantai dengan iba.

"Idih, najong! Lo kali yang setres!" Yara memutar matanya lalu menarik tisu di sebelah Umji dengan brutal. "Udah ah, ayok! Gue mau salaman sama kakaknya Jalu dulu."

-

"Kaak Ayuu!" pekik Yara antusias saat mendapat giliran bersalaman dengan mempelai pengantin. Bukannya berjabat tangan, kedua perempuan itu malah saling berpelukan erat layaknya memendam rindu yang dalam. Dimas anjay mabar.

"Aaaa! Selamat ya, Kakak Cantikku! Udah nikah aja," ujar Yara, ia lantas melepas pelukannya, "Samawa ya, Kak. Langgeng langgeng sama Mas nya."

"Iya, adek cantikku! Makasih doanya. Kamu juga baik-baik ya sama Jalu. Seneng banget kamu bisa dateng. Enjoy the party, okay?"

Yara mengangguk sambil tersenyum lebar, ia kemudian bersalaman dengan suami Ayu dan menyematkan beberapa kalimat doa untuk keduanya. Setelahnya, Yara kembali ke arah Umji yang tadi sudah duluan menunggu di stand makanan.

Ngomong-ngomong, Jalu kemana ya? Kok belum kelihatan. Bukan apa apa, Yara cuma khawatir nanti dia dikira jomblo, terus dideketin mas mas, diajak pdkt. Wajar dong, Yara cantik semlehoy gitu, masa ga ada yang tertarik.

Kepala perempuan itu bergerak ke kanan-kiri, Umji yang melihatnya lantas mencerna apa yang dilakukan oleh manusia berstatus sobat tololnya itu, setelah mendapat ilham, Umji ber'oh ria. Nyariin Jengger ayam pasti, biar aja, Umji sih enggak mau ambil pusing, salah sendiri Yara ga tanya ke dia, padahal dia tau, wkwk.

"Lu mau duduk ga, Nyot?" tanya Umji.

"Boleh deh, yang di outdoor ada ga sih?" tanya Yara masih dengan fokus ke arah orang-orang di segala penjuru ruangan, ga patah semangat mengedarkan pandangannya buat nyariin cowok kesayangannya.

"Ada sih, di rooftop. Tapi banyak yang sebat."

Kali ini Yara menoleh pada Umji, "Kok lo tau?"

Gadis dengan sematan nama belakang Nawangsari itu dengan watadosnya berkata, "Soalnya gue tadi di sana sama abang gue, sama pacar lo juga. Tapi karena gue bosen plus sepet, gue telepon lo, terus gue jemput lo di depan deh."

Tangan Yara tergerak untuk membuat benjolan di wajah Umji, tapi cewek itu langsung memberi tanda peace dengan cengiran. Yara dengan cepat melangkah sambil menyeret lengan Umji untuk menghampiri Jalu di atas.

Mereka menaiki anak tangga sambil berbincang tentang hal random. Tapi tak sengaja atensi Yara tercuri oleh seseorang yang baru saja melewati bahunya untuk turun. Gadis itu menghentikan kinetisnya dan memutar pandangannya. Sialan! Cowok  beban tadi!

Umji yang kepo karena Yara tidak melanjutkan langkah pun ikutan memalingkan pandangannya. Ia mengernyit karena Yara tampak kesal. Cewek itu berseru ke arah si pemuda dan putar haluan ke dirinya, "Heh! Berhenti lo!"

[✓]asmaralokaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang