Sesampai kota hybrid, mereka mencari informasi mengenai legenda kapal Nuh. Namun mereka belum menemukan petunjuk. Alih-alih Camelia menghentikan langkahnya di tengah pasar dan menatap ke papan informasi kota yang terpasang besar. Dimana disitu ada denah tentang kota hybrid.
"Kita akan ke museum. Kemungkinan disana kita dapat petunjuk." ucap Camelia.
Mereka berdua hanya mengangguk, kembali berjalan keluar kota dan menuju sebuah museum tua yang hanya berisikan fosil yang ditemukan para penjelajah dari hasil misi Serikat. Tak hanya itu, Neko kembali teringat dengan barang yang dia cari, yaitu harta mulia Tulang revolusioner. Neko membolak-balikan buku jurnalnya tentang arkeolog bulan biru yang juga menemukan tulang revolusioner.
Mereka telah sampai di depan pintu museum tua tersebut. Mereka juga melihat penjaga museum dengan usia mungkin sangat tua, tidak heran jika pengunjung lebih sedikit.
"Kita cari petunjuk, dan jika ini benar maka ibuku akan meninggalkan petunjuk." ucap Camelia.
"Maksudnya?" tanya Neko.
"Ibuku seorang arkeolog, dia pernah kesini. Kedua orang tuaku diculik oleh arkeolog jahat. Aku harap bisa menemukan petunjuk disini." ucap Camelia tanpa sadar membeberkan maksud dari petualangannya saat ini.
Akhirnya mereka jujur juga, namun begitu mereka sudah menyelamatkanku. Dan mereka sangat rentan jika berhadapan musuh, aku akan selalu menjaga kalian kawan baru. batin Neko.
Sesaat memasuki museum, mereka melihat sebuah tulang-tulang raksasa dan fosil utuh dari binatang mitologi, yaitu naga. Berbagai jenis fosil naga menghiasi seluruh ruangan museum. Kebetulan hari masih sangat pagi sehingga masih sepi tanpa pengunjung, dan mereka pun dapat bebas leluasa mengitari seluruh area dalam museum. Tidak diduga Camelia melihat sebuah batu besar dengan ukiran huruf kuno, Camelia membuka jurnal arkeolog kristalnya. Mencari alphabet tentang huruf yang tercetak dalam batu besar di museum tersebut.Silvia melihat sebuah kandang yang sangat gelap, Pither dan Rabbit justru menjauhi kandang tersebut. Silvia yang penasaran mulai mendekati kandang tersebut,sayangnya seseorang mencegah Silvia melangkah lebih dekat dengan kandang teersebut.
"Itu kandang Griffin, mereka berbahaya." ucap laki-laki dengan usia lumayan tua.
"Hidup?" Silvia bingung.
"Karena mereka ditemukan masih bertahan hidup,dan sampai sekarang jumlah Griffin di alam liar sudah semakin banyak." jelas laki-laki tersebut.
Doar!!
Suara tembakan terdengar dari arah belakang. Silvia sangat terkejut, laki-laki yang barusan mengobrol dengannya kini tertembak tepat dihadapannya. Disisi lain, Camelia ikut terkejut dan mulai mempercepat menulisnya di buku gambarnya. Neko yang sedang mengorek-ngorek tulang buangan yang berada di gudang museum tersebut langsung mengambil salah satu tulang dengan asal-asalan dan segera berlari menuju arah suara tembakan.
"Yoh Arkeolog kecil." sapa seseorang yang berada tidak jauh dari laki-laki yang ditembaknya.
Silvia ketakutan, namun seketika dia juga terkejut. seseorang berlari sangat kencang dari arah belakang laki-laki penembak tersebut.
"Neko?" batin Silvia.
Tanpa disadari laki-laki tersebut Neko memukul kepalanya dengan tulang yang dibawanya dengan sangat keras dari arah belakang. Laki-laki itu terpental jauh, namun dia segera bangun. Jatuh didepan rombongannya,rombongan tersebut membawa tembakan tipe AK-47. Neko dan Silvia terkejut, mereka siap menembakan tembakannya.
"Menunduk!" teriak Camelia dari belakang sambil melempar dua plastik tepung ke arah rombongan penembak.
Neko dan Silvia segera bersembunyi di balik tulang-tulang naga yang besar. Tembakan mereka meleset tanpa arah. Camelia membuka tasnya kembali dan segera mengambil tepung yang kini tersisa satu. Neko menyiapkan pedangnya, bersamaan dengan Rabbit. Mereka menunggu musuh mendekat, namun ternyata mereka mendekati kandang Griffin.
Seseorang yang mencoba membuka kandang Griffin tiba-tiba terkena tembakan dari luar. Tentara harimau putih telah tiba. Camelia sangat lega namun juga masih bingung, mereka dihadapkan dua musuh sekaligus. Museum tulang akan menjadi medan perang, Camelia harus segera mencari jalan keluar. Neko tiba-tiba tersadar, tulang yang sedang dia pegang adalah tulang revolusioner yang sedang ia cari. Dengan segera Neko membuka jurnalnya, dan melihat cara kerja harta mulia tulang revolusioner.
"Camelia, segera panggil kadal penarik yang kita temui di pasar tadi." Perintah Neko.
Kadal penarik adalah spesies kadal besar yang berguna menarik gerobak para pedati atau bisa disebut pengganti kerbau atau kuda yang biasa menarik gerobak.
Camelia dengan segera menggambar kadal tersebut sesuai ingatan yang dia lihat. Silvia masih sibuk meracik bom asap dan jalur lari keluar Museum tersebut.
"Nah, akhirnya selesai juga." ucap Neko yang berhasil menyatukan harta mulia dengan kristal-kristal yang sudah dikumpulkannya dan juga kristal milik Camelia dan Silvia.
Suara gerobak terdengar, berarti kadal penarik telah sampai di depan Museum. Dengan sigap Silvia melempar bom asap disetiap orang yang sedang adu tembak. Camelia berlari dibelakang Neko yang masih memegang tulang revolusioner berbentuk shotgun. Entah bagaimana sebuah tulang bisa menyerupai sebuah tembakan dan peluru apa yang dipakainya.
Silvia segera mengaba-aba untuk terus berjalan. Neko melihat kandang Griffin yang terbuka, kini segera menarik kedua temannya untuk bersembunyi di belakang patung naga dekat pintu keluar. Seseorang menunggangi Griffin dan diikuti lima orang yang juga menunggangi Griffin mengikuti, mereka terbang dengan cepat keluar museum.
"Cepat-cepat naik ke kereta." ucap Neko yang melihat celah untuk kabur dari kejaran tentara harimau putih.
Silvia segera masuk kedalam gerobak, sedangkan Camelia menyetir kadal penarik untuk berlari cepat. Neko dengan segera melompat ke gerobak bagian belakang sambil mengawasi jika ada yang mengejar mereka.
"Sial! Bocah-bocah itu juga kabur." ucap komandan tentara harimau putih.
"Kita akan kemana?" tanya Silvia dalam gerobak.
"Aku pun tidak tahu." jawab Camelia.
Neko berjalan ke depan dan duduk disamping Camelia. Neko mengeluarkan sebuah bungkusan berisi roti, lalu memotong tiga bagian.
Memberikan ke Silvia lalu ke Camelia."Kita akan menuju reruntuhan kuno dekat hutan naga Kupu-kupu. Para arkeolog bodoh itu pasti kesana." ucap Neko sambil mengunyah rotinya.
"Darimana kau tahu mereka akan kesana?" tanya Silvia.
"Disana ada kristal Mapping, kristal penunjuk arah menuju kapal Nuh. Kristal itu dijaga seekor naga Kupu-kupu yang sangat besar dan memiliki kekuatan bayangan bunga. Disana tumbuhan hidup juga ikut menjaga kristal tersebut." jelas Neko.
"Apa berarti kita akan mengambil itu kristal?" tanya Camelia.
"Tentu tidak. Kita hanya akan mencari petunjuk tentang negeri para kurcaci. Jadi tujuan kita adalah melindungi naga Kupu-kupu dari para arkeolog bodoh itu." ucap Neko yang masih kesal karena penyerangan di museum.
"Ngomong-ngomong kenapa arkeolog itu bisa menjinakkan Griffin dengan mudah?" tanya Silvia tiba-tiba.
"Dia.." ucap Neko yang belum selesai ngomong tapi langsung menebak kekuatan harta mulia milik arkeolog jahat tersebut.
"Jangan-jangan.." Camelia pun berpikir sama dengan Neko.
"BUKU GAMBAR PENJINAK?!" serempak ketiga gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archaeologist : Mysterious in island dragon
Mystery / Thriller[ Update Kalo Sempat ] ~ ON - GOING~ Seorang gadis Arkeolog yang tidak sengaja ditinggal sendiri dalam sebuah pulau misterius, dan kini dia harus menemukan orang tuanya yang telah diculik arkeolog jahat. Misteri demi misteri harus dia lewati, da...