22 - Naga Kapak

20 4 5
                                    

Mereka akhirnya bersiap untuk menaiki balon udara tepat setelah mereka sudah sarapan. Camelia juga memberi makan naga angsa dengan buah yang mirip leci yang pernah dimakan Silvia.

"Apa semua sudah siap?" tanya Camelia yang mulai menaiki naga angsa.

Silvia, Neko, dan Lilith yang menaiki balon udara. Rabbit juga bersama mereka, sedangkan Pither naik naga angsa bersama Camelia.

"Mari berangkat!" teriak Silvia penuh semangat.

Mereka akhirnya terbang bersama menuju atas pohon Paramecia. Sesampainya di atas ketinggian akhirnya mereka melihat ranting yang begitu besar.

"Apa kita turun disini?" tanya Neko.

"Lebih baik kita keatas lagi, mungkin untuk memotongnya akan sangat susah jika sebesar ini." jawab Camelia.

Mereka menaiki lagi ketinggian pohon hingga dilihatnya sebuah ranting-ranting yang berisikan sarang burung raksasa. Firasat mereka semua tidak enak.

"Kita kalo jatuh bakal tewas loh! lebih baik kita tidak lebih atas lagi." ucap Lilith sedikit takut setelah melihat bawah.

"Kita berhenti disini saja." ucap Neko menarik tuas balon udara untuk mendarat diranting terdekat.

Camelia pun akhirnya turun dari naga angsa. Lilith yang membawa gergaji langsung turun dan menyalakan gergaji mesin. Neko bertugas mengawasi sekitar, sedangkan Camelia dan Silvia membantu Lilith memotong kayu raksasa dengan gergaji manual.

"Kita bakal semingguan jika kayunya sebesar ini." kata Silvia.

"Kawan-kawan! Sepertinya kita kedatangan tamu." ucap Neko mempersiapkan diri dengan tulang revolusiner mode shotgun.

Sekumpulan naga berwarna coklat terbang dengan sayap kelelawar dan gigi yang bertaring panjang sedang memperhatikan Camelia dan yang lain. Neko menengguk salivanya dengan dibarengi keringat dingin.

"Sepertinya sarang yang diatas milik mereka," ucap Lilith yang berhenti memotong kayu dan memperhatikan sekitar.

Camelia dan yang lain berlarian menuju balon udara, tetapi Neko masih di tempat sambil membuat jalan Camelia dan yang lain menuju balon udara. Lilith dan Camelia mendorong balon udara keluar dari ranting pohon dan mereka segera melompat bersama-sama dan Silvia langsung mengendari terbang balon udara, karena dia dan rabbit sudah naik terlebih dahulu. Beberapa naga mencoba menyambar Camelia dan yang lain, Neko yang tertinggal langsung melompat ke punggung naga angsa dan menusul Camelia sambil menembak naga - naga yang mendekat.

Kini Neko terbang sejajar dengan balon udara. "Lebih baik kita turun!" kata Neko.

"Sepertinya kita terlambat untuk turun," ucap Silvia yang tengah melihat sekelilingnya.

Para naga berwarna coklat tersebut terbang berputar-putar di sekitar balon udara sehingga Camelia dan yang lain sudah terkepung.

Seekor naga berwarna perak tiba-tiba mendekat ke arah mereka, Camelia dan yang lainnya hampir terjun untuk menghindari serudukan naga perak tersebut. Ternyata naga perak tersebut menyerang para naga coklat yang sedang mengganggu Camelia dan yang lainnya.

"Itu naga ekornya seperti kapal, tangannya juga, dan tiga tanduk berbentuk setengah kapal. Dia pasti penjaga sesungguhnya pohon paramecia!" kata Silvia.

Naga kapak kini justru seperti akan dikeroyok para naga coklat tersebut, namun Neko segera datang membantu. Camelia dan yang ada di balon udara nemutar terbang untuk mendarat lagi di rantig pohon semula. Lilith kemudian langsung turun dan meneruskan pemotongan ranting. Silvia dan Camelia melihat pertarungan naga kapak hingga menang. Mereka berdua menyaksikan  Neko dan naga kapak terbang ke arah mereka.

"Hebat! Pertarungan yang hebat!" puji Silvia.

Tiba-tiba naga kapak terbang menyamping dengan cepet, Camelia dan yang lainnya bingung apa yang naga kapak lakukan. Saat melihat naga kapak akan mendarat di ranting, ternyata naga kapak menyerang Lilith dengan serudukannya. Lilith yang kaget segera menangkis dengan kuat menggunakan mesin gergaji hingga dirinya terpental.

"Sial! Aku bakal terjatuh," pikir Lilith.

Namun dalam sekejap Lilith menemukan cara lain agar selamat, dia melempar ujung belencong atau kepala belencong yang didalamnya terdapat tali yang menghubungkan dengan pegangan belencong. Lilith langsung berayun dan melakukannya lagi seperti adegan spiderman. Silvia segera mengeluarkan bubuk racun hijau dan melempar ke arah naga kapak.

"Dia mabuk?!" ucap Camelia.

"Itu gas tidur dari bunga Slipidria. Hanya bertahan beberapa saat." ungkap Silvia.

Rabbit segera menerjang ke arah naga kapak, suara benturan antar baja terdengar. Ternyata pisau yang selalu dibawa Rabbit sangat kokoh dan tajam hingga dapat mengeluarkan percikan kembang api setiap benturannya.

"Rabbit tidak akan bertahan lama, Silvia gunakan racun pelapuk kayu untuk memotong ranting ini!" seru Camelia.

Silvia pun segera maju lebih dekat dengan pertarungan Rabbit dan naga kapak, dia meneteskan cairan hijau di lubang bekas gergaji Lilith. Silvia juga menambahkan bubuk mesiu kedalamnya. Seketika selesai Camelia sudah bersiap dengan balon udara yang mulai meluncur turun.

"Silvia! Lari!" seru Camelia yang membuat Silvia harus lari menghampiri balon udara yang akan terbang kembali.

Lilith tidak sadar telah memutari pohon paramecia dan hingga ke titik ranting pohon yang sedang ada pertempuran. Saat baru menginjak ranting itu kembali, Rabbit tiba-tiba terpental dari gas racun tersebut dan ditangkapi Lilith.

"Lompat!" teriak Neko disamping ranting agar Lilith dan Rabbit melompat ke punggung naga angsa.

Lilith pun segera melompat, Neko membidik cairan pelapuk kayu yang di taruh oleh Silvia. Neko melihat Silvia juga menaruh bubuk mesiu disitu. Saat naga kapak keluar dari gas beracun dan berdiri di atas cairan pelapuk kayu, Neko segera meluncurkan tembakan.

Boommm!
Ledakan besar dari ranting membuat cairan pelapuk ayu menjadi besar dan memotong ranting serta membuat naga kapak tak sadarkan diri hingga terjatuh berbarengan dengan ranting raksasa.

"Kita berhasil," ucap Camelia.

Camelia dan yang lainnya pun turun. Mereka mendarat di dekat bongkahan kayu yang baru saja terjatuh. Silvia langsung turun dari balon udara ketika sudah sampai tanah, dia menghampiri ranting pohon yang masih terdapat cairan pelapuk kayu dan mulai mengambilnya dengan alat yang Silvia bawa dalam tas cangkang kura-kuranya.

"Aku akan mencari binatang yang bisa membawa ranting raksasa ini." kata Camelia dan beranjak pergi ditemani Rabbit dan Pither.

Neko dan Lilith mengecek naga kapak terlebih dahulu, dan ternyata naga kapak benar-benar pingsan. Setelah selesai nengecek, Neko mendekati naga angsa dan meminta bantuan dengan bahasa binatang. Lilith merapikan ranting dengan gergaji manual, gergaji mesin yang dibuat untuk tameng saat terseruduk naga kapak telah jatuh ke tanah terlebih dahulu dan hancur.

Seekor naga angsa berjumlah empat mendekati Neko dan yang lainnya. Mereka juga membawa sebuah ilalang seperti tali dari pohon besar untuk dijadikan tali. Secara serentak para naga angsa mengangkat bersama, namun mereka kesulitan untuk terbang maju. Seketika itu juga Camelia datang membawa seekor Trenggiling raksasa berwarna hitam dan memiliki corak merah bagai petir di cangkangnya.

Dua ekor trenggiling diikatkan tali dan mulai menarik ranting pohon tersebut, dibantu naga angsa membuat para trenggiling tidak begitu keberatan untuk menarik ranting pohon raksasa tersebut.

Camelia dan yang lain menaiki ranting tersebut sambil mewaspadai ancaman sekitar.

Archaeologist  : Mysterious in island dragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang