28 - Apel Zamrud

19 3 0
                                    

"Selagi pegang uang sendiri, aku ingin sesekali membeli buah." ucap Euphy yang sedang mencari pedagang buah.

Berjalan menelusuri isi pasar dan memilih pedagang buah yang masih segar, hingga beberapa saat Euphy menghentikan langkahnya di depan pedagang buah yang bertuliskan 'Beli buah dapat artefak kuno'. Euphy penasaran, dan mulai mendekati pedagang tersebut. Sepertinya pedagang ini sedang main licik untuk menarik pembeli, namun Euphy seperti mencium bau aneh pada buah yang dijual penjual tersebut.

"Pak cik, jual buah apa saja kah?" tanya Euphy penasaran.

"Banyak, seperti buah Anggur, apel, melon, khuldi, berry, dan banyak lagi di belakang." jawab penjual.

Euphy sambil melihat-lihat dia juga menggunakan indra penciuman yang tajam untuk mencari bau aneh barusan dia rasa. Rubah mistik biru sangat hebat dalam mencium benda artefak. Selagi masih mencari buah yang mempunyai bau aneh, seekor naga palmas kecil keluar dari tumpukan buah dan terbang ke belakang pundak Euphy. Dia seperti ketakutan.

"Hei, kau kenapa naga kecil?" tanya Euphy menengok ke belakang.

Naga itu sepertinya tidak bisa berbicara dengan Bahasa manusia. Tiba-tiba naga tersebut merayap dan duduk diatas pundak Euphy.

Euphy tetap sibuk mencari bau tersebut. Hingga penjual penasaran, dan terus memperhatikan tingkah Euphy yang barangkali akan mencuri.

"Buah apa kak yang kau cari?" tanya penjual.

"Pak cik ada buah khuldi yang masih segar?" tanya Euphy mengalihkan agar penjual tidak curiga.

"Ada, sebentar aku ambil digudang. Mau berapa buah khuldinya?" tanya penjual.

"10 saja Pak cik." jawab Euphy.

"Gudang yah asal bau tersebut.." batin Euphy yakin dan segera membuntuti penjual tersebut.

Karena bau aneh itu mulai menyengat di hidung rubah mistik tersebut. Kini penjual buah mulai membuka gudangnya, sebuah tumpukan berisi macam buah tersedia didalamnya. Euphy memberanikan diri untuk muncul di gudang tersebut dan menyapa penjual.

"Stok Pak cik banyak juga," ucap Euphy mengagetkan penjual.

"Kau nak, iyah banyak karena penjualan sekarang tidak begitu lancar. Kami bingung bila dia hari lagi ada yang membusuk." ucap penjual.

"Kenapa tidak menggunakan artefak pengawetan Pak? Para penjual daging dan sayuran disini banyak yang pakai." ucap Euphy memberi saran.

"Aku ingin menjual dengan cara orang normal berjualan. Jika aku memiliki hal begitu takutnya terdapat efek samping." kata penjual.

Tiba-tiba pencium Euphy memberi sinyal kencang dan Euphy segera menghadap tumpukan apel-apel kecil berwarna hijau.

"Ada apa, Nak? Kamu juga ingin apel itu?" tanya penjual penasaran melihat Euphy yang mendekati tumpukan ranjang apel hijau."

Euphy menghitung jumlah bau aneh di tumpukan tersebut, dan Euphy mendapatkan sekitar dua puluh lima bau yang sama.

"Itu apel zamrud nak, jarang orang memakan langsung apel tersebut. Biasanya orang memasaknya terlebih dahulu atau di dinginkan. Apa kamu masih beli itu, Nak?" tanya lagi penjual.

"Aku beli dua puluh lima buah, tapi aku milih sendiri bagaimana Pak Cik?" ujar Euphy menawarkan.

"Baiklah, pilihlah sesukamu Nak. Pak Cik tunggu di dagangan. Kalo sudah dapat bawa kesana saja, biar hitung dan bayar disana. Barangkali juga buah lain di gudang ini, ambil saja." ucap Pak Cik yang kemudian meninggal Euphy masih di gudang untuk memilih apel yang ingin Euphy bawa.

Archaeologist  : Mysterious in island dragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang