18 - Naga Nokturnal

19 6 16
                                    

Camelia dan Lilith segera menuju kristal dan jamur paku yang bergerombol. Namun lima orang dari penjahat itu berhasil membawa kabur tiga tas, dan bos mereka melempar suatu pil kecil ke arah belakang Neko. Sesosok tak terlihat seperti memakannya.

Baunya seperti buah Khuldi, pil Khuldi? Buat apa?! batin Silvia heran.

"Naga hitam muncul!" ucap Lilith sedikit tegas.

"Cepat tinggalkan gua ini." kata Lilith sambil menyeret Camelia.

Neko dan Silvia berhasil melumpuhkan lima orang lainnya, sedangkan Camelia dan Lilith tiba-tiba berjalan ke arah mereka.

"Bukannya kalian yang akan ambil jamurnya?!" tanya Neko merasa aneh.

"Kita tidak bisa terus di gua, naga nokturnal hitam mengincar kita." jawab Lilith cepat.

Tiba-tiba pintu keluar terlihat bayangan hitam berbentuk kadal besar dan sayap kelelawar yang masih  kuncup. Kini terlihat dua pasang mata yang berwarna biru menyala, ditambah kuku dan sisik yang menonjol tiba-tiba mengeluarkan cahaya biru. Ternyata firasat Silvia benar, pil Khuldi memang bermanfaat untuk memicu adrenalin agar terlihat kuat.

"Bahaya, kita akan tamat disini." ucap Lilith.

"Gak bisa gitu dong, aku belum bisa terima kalau perjalanannya hanya seperti ini." bantah Silvia.

"Lebih baik kalian diam dan jangan ribut, aku sedang berpikir." sela Camelia.

Mereka berempat benar-benar terpojok. Naga nokturnal kini menampakkan tubuhnya, beserta sebuah semburan api biru kecil. Neko bersiap menembak, dia hampir kehabisan tenaga dan darah karena peluru tulang tersebut menggunakan darahnya sendiri.

Rabbit dan Phiter mencoba memanjat cepat ke ruangan yang tinggi, disusul Lilith. Sedangkan Camelia dan dua lainnya masih dibawah untuk memancing naga tersebut.

"Lilith, beritahu kepada naga yang diluar gua ini untuk siap bertarung." kata Camelia dari bawah.

Lilith dan dua binatang pengikut mereka segera berlari keluar gua. Neko sempat menembak beberapa peluru, namun bekas tembak dari Neko sangat mudah di regenerasikan naga tersebut. Camelia membisikkan Silvia agar berlari lebih maju dan masuk ke pintu belakang naga nokturnal. Setelah membisikkan Silvia, kini tinggal membisikkan Neko agar berlari bersama Camelia kabur setelah Silvia berhasil kabur nanti.

Neko menembak kristal biru dibelakang mereka, sebuah bubuk biru menyala seperti berterbangan. Naga nokturnal tersebut tiba-tiba berlari ke arah puing-puing debu kristal biru yang menyala yang sedang berterbangan, Silvia dengan cepat berlari dan disusul Camelia dan Neko. Naga tersebut seketika sadar jika baru saja ditipu, namun Camelia dan yang lain berhasil keluar.

"Cepat kalian bersembunyi di belakang pohon." kata Neko.

Camelia dan Silvia segera bersembunyi, disamping mereka juga ada Lilith dan dua binatang pengikut mereka. Neko berlari sempoyongan sambil menembaki kristal biru yang dia temui dan sampai di keluar pintu dia ambruk pingsan. Lilith melemparkan belencongnya hingga menancap di baju Neko kemudian menariknya hingga ke pohon yang mereka sedang sembunyi.

Naga nokturnal hitam akhirnya keluar dari gua, dan langsung berpapasan dengan naga Exeguittor atau naga tubuh pohon kelapa. Mereka saling tatap, namun tatapan naga nokturnal tiba-tiba tajam seolah menemukan lawan yang pas.

"Mereka akan bertarung, lebih baik kita menjauh dari sini." kata Silvia.

Naga nokturnal terus menyemburkan api birunya ke arah naga Exeguittor, namun tidak ada api yang mengenai sayap atau tubuh naga Exeguittor.  Camelia dan yang lain kini berhasil bersembunyi ke tempat yang lumayan jauh dari dua naga tersebut.

Naga Exeguittor akhirnya membuka mulutnya, semburan yang berupa buah kelapa melayang ke arah naga nokturnal dengan kencang hingga kelapa tersebut pecah dan mengeluarkan banyak air. Naga nokturnal kini bertambah kesal. Namun naga Exeguittor justru mempercepat tembakannya dan bertambah tubi-tubi tanpa henti. Membuat seluruh tubuh naga nokturnal basah air kelapa.

"Aku pergi dulu." ucap Silvia yang tiba-tiba nyelonong ke arah naga yang sedang bertarung tersebut.

"Aduh, anak itu kenapa gak kalah nekat nya sama ini." ucap Lilith.

"Kemungkinan dia akan menggunakan ramuan bubuk pembeku." kata Camelia.

Ternyata benar, jarak Silvia dan dua naga tersebut kini dekat. Silvia melemparkan bubuk Kitolod pembeku kearah naga nokturnal. Seketika tubuh naga tersebut diselimuti es batu yang sangat keras dan memberhentikan nadi gerak naga tersebut. Silvia berhasil membuat naga nokturnal membeku.

"Akhirnya pertarungan selesai." kata Camelia.

"Kalian ternyata sangat kuat." ucap Lilith.

"Kami bukan kuat, tapi kami main otak." jawab Camelia.

Mereka segera menuju restoran Viona dan mengobati Neko yang sudah tidak sadarkan diri. Jamur paku yang mereka dapatkan masih sedikit, kini mereka harus mencari tambahan bahan dan melanjutkan ke kebun pisang seberang sungai. Silvia dan Lilith berada di restoran sedangkan Camelia dan Viona berjalan ke Serikat petualang untuk setor misi dan juga meminta keringanan dari hasil misi jamur paku, karena sisa jamur paku akan digunakan pembuatan kapal.

"Kau punya referensi atau peringatan apa, agar aku dan kawan-kawan ku berhati-hati saat menuju kebun pisang?" tanya Camelia sambil berjalan menuju restoran kembali.

"Disana hanya ada dua jenis monster, monster pertama itu kera putih. Mereka tidak mengganggu, asal kalian tidak membangunkan kera putih yang sedang tertidur. Monster yang kedua itu naga, tapi lebih mirip kadal kecil yang bisa terbang." jelas Viona.

"Kadal terbang? Apa yang membuat dia berbahaya?" tanya Camelia.

"Kadal itu disebut Acrobogan, dia penjaga kebun pisang tersebut. Meski tubuhnya kecil, dia memiliki aliran listrik yang sangat dahsyat. Kalau manusia yang menyentuhnya kemungkinan langsung mati." ucap Viona.

"Serem.. Kok lebih bahaya. Apa ada solusi menghindari sentuhan langsung dengan Acrobogan?" tanya Camelia.

"Hem.. Ada mungkin, daun pisang yang berwarna coklat. Itu yang pernah aku dengar dari para petualang yang berhasil mengambil beberapa pisang listrik." kata Viona.

Mereka berdua akhirnya sampai direstoran ditengah malam, Neko akhirnya sudah sadar dan mereka bertiga sedang makan. Camelia berjalan ke kasir, Viona segera menghitung jumlah makanan.

"Kita malam ini nginap disini bisa?" tanya Camelia.

"Disini tidak ada tempat tidur, kalau ingin menginap lebih baik ke kota kurcaci. Disana ada beberapa tempat penginapan yang masih buka ditengah malam." saran Viona.

Mereka selesai makan akhirnya berkemas dan berjalan menuju kota di tengah malam yang masih terlihat sepi di tengah kota.

"Kenapa kita tidak mendirikan tenda saja dilapangan terbuka?" tanya Silvia.

"Iya betul, lagian koin kita tinggal sedikit." sambung Neko.

Lilith menyeret Camelia masuk ke Serikat petualang. Silvia dan Neko bingung. Camelia tiba-tiba tersadar, jika dia belum menambahkan Lilith dalam kelompoknya. Akhirnya beberapa jam mereka selesai melakukan penambahan anggota, koin mereka akhirnya habis untuk pendaftaran tersebut.

"Yaelah koin kita habis lagi." ucap Silvia.

"Tenang, ikut aku. Aku punya tempat yang pas untuk tidur." kata Lilith

Mereka akhirnya mengikuti Lilith hingga sampai di pohon besar yang memiliki pintu. Seketika masuk ada tangga yang menuju ke bawah pohon. Ternyata sebuah kamar luas bawah tanah telah dibuat oleh Lilith.

"Kau tinggal disini?" tanya Neko.

"Ini hanya sementara, karena pas sejak aku ikut rombongan Feniks perak, aku tidak diperbolehkan ikut menginap bersama mereka. Akhirnya aku membuat ruangan bawah tanah ini dan dengan masuk melalui pohon besar diatas ini." jelas Lilith.

Mereka pun mulai mencari tempat yang nyaman dan tertidur pulas hingga siang tiba.

Archaeologist  : Mysterious in island dragonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang