Dino terus memperhatikan Arin yang mondar mandir kesana kemari dengan perasaan gelisah, Arin sesekali memijat pelipisnya yang terasa pening.
"Harus kemana lagi aku cari Kaili, kenapa bisa bisanya dia hilang!" Jelas Arin geram pada dirinya sendiri.
Dino hanya menghela nafasnya.
"Yaudah sih Rin, kita juga kan udah lapor polisi ini. Kita tunggu aja kabar dari polisi," Jelas Dino sambil mencoba menenangkan Arin, dan membawa perempuan itu untuk duduk bersamanya.
"Tapi, kalau misalnya Kaili gak ketemu. Aku harus bilang apa sama Tante Jessy?" Jelas Arin gelisah.
"Ya kamu batalin aja kontraknya,"
Arin melotot kecil ke arah Dino.
"Ya gak bisa gitu lah, masalahnya Tante Jessy itu udah mau datang kesini. Masa iya pas dia udah Dateng kesini aku bilang Kaili ilang dan kontrak itu di batalin? Gak lucu banget." Jelas Arin frustasi.
"Nanti bisa bisa aku disangka mainin Tante Jessy, bisa bisa dia marah besar sama aku."
"Orang namanya ini musibah. Musibah siapa yang bakal tau sih Rin? Aku yakin Tante Jessy gak bakalan marah. Lagian kita kan udah cari Kaili kemana mana tapi hasilnya tetep aja kita gak nemuin dia, polisi juga belum kabarin kita."
"Tapi aku gak rela kalau aku gak jadi dapetin uang itu, uang yang ditawarin Tante Jessy itu besar banget Dino!!"
Dino membuang nafasnya dengan pasrah.
"Yaudah sih Rin, kamu bela belain uang segitu sampe stres dan jahat kayak gini? Itu sama aja kamu kayak ngejual Kaili. Apa kamu gak sadar ke arah situ?"
"Aku gak jual Kaili, aku cuma mau Kaili hidup dengan baik. Udah gitu aja,"
"Kalau misalnya kamu mau Kaili hidup dengan layak ya kamu harusnya gak mengharapkan balasan dari Tante Jessy dong. Kalau kamu mengharapkan bayaran sama aja kamu kayak ngejual Kaili,"
"Loh kok kamu jadi gini sih? Kamu harusnya dukung aku dong!"
"Ini bukan soal ngedukung kamu atau enggak, aku ngerasain banget gimana rasanya jadi Xiaojun. Mama aku dulu juga sama kayak kamu, nekat jual aku ke orang lain. Hubungan keluarga aku juga sama persis kayak rumah tangga kamu sama Xiaojun. Jadi aku ngerasa Xiaojun bakal terpukul banget kalau tau hal ini, kalau aku liat Xiaojun, aku jadi sering keinget papah aku sendiri Rin. Lebih baik Kaili di besarin aja sama Xiaojun, kamu jangan sampe di bikin buta sama uang segitu!" Jelas Dino yang membuat Arin tersulut emosi.
"Oh jadi kamu sekarang berpihak ke Xiaojun? Kamu belain dia gitu? Kamu anggap aku gak bener hah?"
Brakk
"Oh jadi ini semua udah jadi rencana Lo, Rin?"
Dino dan Arin langsung menoleh ke arah Xiaojun yang tengah memangku Kaili.
"Lo pengen hak asuh itu jatuh ke tangan Lo karena Lo mau jual Kaili ke orang lain? Tega banget ya Lo!" Xiaojun menatap Arin dengan tajam.
"Nyesel gue bawa Kaili kesini, sumpah demi apapun nyesel gue mau balikin Kaili ke sini! Lebih baik gue yang urus Kaili!" Xiaojun mendudukan Kaili di sofa, sedangkan kini dia menghampiri ke arah Arin.
"Dasar ibu gak tau diri!"
Plakkk
"Ayahh!!!" Kaili menjerit, menangis sejadi jadinya saat Xiaojun menampar Arin dengan sangat keras.
Dino yang tak tega melihat Kaili menangis, ia langsung menggendong Kaili dan membawanya keluar, agar gadis kecil itu tidak melihat pertengkaran antara ayah dan ibunya.