Zea bernyanyi dengan suara kecil mengikuti alunan lagu yang tengah di putar di ponselnya. Tangannya sama sama sibuk melipat baju dan memasukan baju yang sudah di lipatnya ke dalam koper.
"Loh Zee mau kemana Lo? Kenapa Lo masukin baju Lo ke dalem koper? Lo mau nyusul mama?"
Zea melirik Jungwoo sekilas.
"Ya enggak lah, yakali dia mau nyusul mama." Jungwoo menoleh ke arah belakang dan mendapatkan Jaehyun yang tengah memakan ice creamnya sambil menatapnya.
"Terus? Kalo bukan mau nyusul mama Lo mau kemana Zee? Gak salah liat gue kenapa baju yang Lo bawa banyak banget anjir?"
Jaehyun masuk dan duduk di pinggiran ranjang milik Zea.
"Dia itu mau liburan sama temen temennya,"
Jawab Jaehyun lagi, Zea hanya diam sambil terus mengemas barang barangnya."Yena sama Nancy?"
"Yaiyalah, kalau bukan mereka siapa lagi? Zea kan gak sepopuler itu di kampus. Dia gak punya banyak circle kan?"
Zea hanya mengangguk kecil sambil terus melanjutkan aktifitasnya mengemas bajunya.
"Liburan kemana Lo? Sampe kapan?" Zea terlihat sedikit ketar ketir saat Jungwoo menanyakan hal itu, dia menatap Jaehyun memberi kode agar abangnya itu segera menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Jungwoo tadi.
"Kenapa Lo kepo banget sih?" Jaehyun sedikit melayangkan tatapan sinis nya pada Jungwoo.
"Loh, gue berhak tau dong. Secara gue juga kan sama sama kakaknya Zea! Emang cuma Lo doang yang boleh kepo?" Jungwoo tak mau kalah.
"Ya kan dari tadi udah gue jawab, Zea itu mau liburan sama temen temennya. Mereka mau liburan keluar kota, mereka liburan selama libur akhir semester. Udah jelas?"
"Kenapa lama banget?"
"Ya suka suka Zea lah!" Jungwoo mengeluarkan muka sinisnya lagi pada Jaehyun.
"Kenapa jadi Lo yang sewot bang?" tanya Jungwoo yang tak kalah sewot.
"Ya abisnya Lo nanya nanya mulu, udah kayak detektif aja nanya kok sedetail itu." Jelas Jaehyun sambil menyantap ice creamnya dengan sebal.
"Emang mama izinin Lu Zee?"
"Kalau soal Yena sama Nancy mama selalu izinin Zea,"
"Gue kan nanya ke Zea, kenapa Lo yang jawab terus?"
"Ya gue kan bantu jawab aja, lagian gue tau semua jawaban yang Lo tanyain itu. Jadi apa salahnya gue jawab pertanyaan Lo? Yang ada Zea seneng kan karena udah dibantu jawab?"
"Tapi kan gue maunya Zea yang jawab pertanyaan gue, bukan Lo."
"Loh kenapa ini jadi pada berantem sih? Bisa gak sih gak usah berantem di depan gue sekali aja? Capek gue liat kalian, tiap ngobrol depan gue pasti isinya ribut Mulu! Kalian pikir kepala gue gak pusing apa liatnya?"
"Abisnya dia nyebelin, gue nanya sama Lo di jawabnya malah sama dia terus."
"Loh, udah di bantu ngejawab bukannya bilang makasih malah marah marah orang Zea nya aja gak masalahin hal itu, Freak Lo!" Sengit Jaehyun.
Zea mengunci kopernya dan beranjak berdiri.
"Gue bilang jangan berantem ya udah jangan berantem, kenapa susah banget sih di bilanginnya? Kalau nanti gue sama mama gak ada di rumah kalian juga tetep bakal berantem kayak gini hah?"
Saat Zea membentaknya, keduanya sama sama terdiam.
"Awas aja kalau pas gak ada gue kalian berantem lagi, gue bakal pantau kalian dari kejauhan!" Zea memperingati Jungwoo dan Jaehyun.
"Gue tunggu di bawah bang, nanti sekalian bawain ransel gue ya bang. Soal koper biar gue yang bawa," Zea melangkah keluar dari kamarnya sambil mendorong koper yang berisi semua pakaiannya.
Jaehyun meraih ransel milik Zea yang tergeletak di bawah, saat Jaehyun hendak keluar Jungwoo mencekal tangannya.
"Kenapa sih Lo akhir akhir ini kayak ngejauhin Zea dari gue? Lo sengaja ngelakuin hal itu?" Tanya Jungwoo dengan nada bicara yang terdengar agak serius.
Jaehyun menghempaskan pelan cekalan tangan Jungwoo tadi.
"Hah apa? Gue jauhin kalian berdua? Maksud Lo?"
"Lo pasti sengaja kan nyuruh Zea buat agak menjauh dari gue?" Jaehyun agak bergidik ngeri saat mata Jungwoo terlihat benar benar serius, baru kali ini Jaehyun melihat Jungwoo serius seperti ini.
"Gue gak pernah ngelakuin itu, apa alesan Lo nuduh gue kayak gitu?"
"Gerak gerik Lo keliatan banget bang, Lo pikir gue gak sadar?"
"Dan Lo pikir gue setuju kalau Lo deketin Zea lebih dari seorang adek? Lo peka juga ternyata,"
Jungwoo memalingkan wajahnya.
"Lo itu sama Zea cuma ditakdirkan buat sebatas jadi adek kakak, Lo gak boleh berharap lebih sama dia!"
"Tapi Lo gak seharusnya bikin kita berdua jadi jauhan gini,"
"Kalau gue gak kayak gitu, Lo mau perasaan Lo makin sakit? Semakin bertambah perasaan Lo sama Zea maka semakin besar juga kemungkinan Lo dapet luka yang lebih sakit Jungwoo."
"Inget Zea itu punya pilihannya sendiri," Jelas Jaehyun lagi.
"Kalau misalnya Lo lebih pertahanin perasaan Lo itu—terus nanti apa kabar sama Mama?"