29

12 2 0
                                    

Zea mengemas semua bukunya dan bergegas untuk pulang. Kebetulan hari ini Zea tidak pulang bersama Yena ataupun Nancy. Mereka berdua sedang sibuk dengan tugas tugas mereka yang masih belum sempat diselesaikan.

Waktu sudah menunjukan pukul setengah lima sore, dan Zea harus cepat cepat pulang sebelum hujan turun. Cuaca hari ini benar benar sangat tidak mendukung, sepertinya sebentar lagi juga hujan akan turun.

Zea dengan tergesa gesa pergi ke arah parkiran, dia hari ini tidak di jemput oleh siapapun. Jaehyun ataupun Jungwoo sibuk bekerja, dan untuk Xiaojun. Zea masih ragu untuk menghubunginya, ucapan Kaili selalu terngiang ngiang kala Zea ingin menghubungi Xiaojun. Karena tidak ada yang menjemputnya terpaksa Zea harus naik taksi.

"AWAS AWAS MINGGIR LO SEMUA!!" Zea menoleh ke arah belakang saat ia mendengar teriakan yang menggema di sepanjang koridor.

"Loh anjir ada apaan?"

Secara tidak sengaja Zea terdorong dan jatuh saat segerombolan laki laki itu berlari menabraknya.

"Gue bilang Minggir! Malah ngelamun! Jatoh kan lo—" Bentak salah satu laki laki sebelum melanjutkan berlari lagi.

Bukannya menolong Zea yang terjatuh karena ulah mereka semua. Laki laki itu malah melanjutkan larinya dan pergi meninggalkan Zea di koridor sendirian.

"Loh Zee Lo gak apa apa?"

Zea menoleh pada sumber suara dan menemuka Hyunjin yang sedang memasang wajah panik dan mengulurkan tangan ke arahnya untuk membantu dirinya berdiri.

Zea menerima uluran tangan Hyunjin tadi.

"Gak apa apa, cuma lecet sedikit gara gara tadi gak sengaja ke tabrak mereka." Zea menepuk nepuk bajunya yang sedikit kotor.

"Lecet bagian kaki? Bisa jalan gak?" Tanya Hyunjin khawatir sambil memperhatikan kaki Zea.

"Yaelah sedikit doang lecetnya, gue bisa jalan kok." Ucapan itu dusta, jika Zea mengatakan dirinya masih bisa berjalan justru Hyunjin melihat Zea sedang memaksakan diri agar terlihat baik baik saja.

"Lo serius? Gue liat liat Lo kayak nahan sakit. Sini gue tuntun—" Hyunjin merangkulkan tangan Zea ke bahunya, mencoba memapah perempuan itu menuju parkiran.

"Eh Lo mau balik kan?" Sergah Hyunjin tiba tiba.

"Iya, emang kenapa?"

"Ya takutnya Lo mau ke perpus atau kemana dulu gitu, takutnya gak langsung pergi ke parkiran." Jelas Hyunjin sambil terus memapah Zea.

"Gak, gue langsung balik sih. Lo juga langsung balik?"

"Iya, btw Lo di jemput sama Xiaojun kah?"

"Enggak sih kayaknya, gue masih belum berani ngechat dia."

"Loh kalau Lo gak balik bareng Xiaojun, terus Lo balik di jemput siapa?"

"Sendiri,"

"Kuat emang?" Tanya Hyunjin.

"Ya kuat lah, gue kan cuma lecet doang bukan patah tulang. Gimana sih?"

"Kalau balik bareng gue aja gimana? Kebetulan gue juga lagi gak balik bareng siapa siapa sih." Hyunjin mendudukan Zea di bangku sekitar parkiran, karena ia berniat untuk melihat luka di kaki Zea. Mencoba memastikan jika Zea tidak terluka parah.

"Pacar Lo gak akan marah?"

Hyunjin tertawa.

"Gue gak punya pacar kali, santai aja."

"Ya kalau Lo gak keberatan sih ya gue mau mau aja, ini juga Nerima Lo kebetulan aja kaki gue lagi sakit."

Hyunjin memperhatikan kaki Zea, dan sesekali memegangi mata kaki. Saat Hyunjin menyentuh mata kakinya, Zea sedikit meringis.

"Kayaknya Lo gak cuma lecet aja deh, tapi kayaknya Lo juga keseleo." Jelas Hyunjin.

"Mau bantu gue sembuhin gak?" Tanya Hyunjin yang membuat Zea menatapnya tak yakin.

"Emang Lo bisa?"

"Halah soal ini mah kecil," Hyunjin membuka sebelah sepatu Zea, mencoba menyembuhkan kaki Zea yang keseleo dengan cara mengurutnya pelan.

"Lo yakin? Muka Lo kurang meyakinkan anjir."

"Sttt—liat aja nanti pasti gak sakit lagi."

Hyunjin mulai mengurut kaki Zea yang cedera, Zea hanya meringis kecil sambil melihat ke arah kakinya yang terus di pijat oleh Hyunjin. Laki laki itu tak memperdulikan Zea yang sudah meringis kesakitan.

"Jin—jin udah ah anjir sakit!!"

"Diem, mau sembuh gak?" Tanya Hyunjin dengan tatapan mendelik.

"Tapi pelan pelan, sakit tau!"

"Tahan sedikit—"

Crkkk

Untuk kali ini Zea gak menjerit, Hyunjin yang melihat hal itu hanya menggeleng kecil.

"Lebay banget, coba Lo jalan masih sakit gak?" Zea berhenti menjerit, dengan nafas terengah engah ia mencoba menggerakkan kakinya.

"Masih sakit nggak?"

Zea nyengir garing ke arah Hyunjin.

"Enggak, thanks ya!"

"Ah yang bener! Bilang gak sakit gak sakit tau taunya masih sakit—kalau masih sakit mau gue urut lagi nih!!!" Zea melotot dan menahan tangan Hyunjin yang hendak memegang kakinya lagi.

"Udah ih, serius kaki gue udah sembuh. Nih ya gue lari—" Zea berlari kecil mencoba membuktikan jika kakinya sudah tidak cedera lagi.

"Bener ya udah gak sakit?"

"Iya—"

Hyunjin menghampiri ke arah motornyanyang terparkir lumayan jauh dari letak Zea duduk.

"Loh kenapa diem? Hayu pulang!" Ajak Hyunjin sambil memakai helmnya.

"Loh Lo gak mau pakein sepatu gue lagi?" Tanya Zea yang membuat Hyunjin memasang wajah malas.

"Lah emang gue siapa Lo? Pake aja sendiri. Syukur syukur gue udah bantuin kaki Lo pulih lagi, kok ngelunjak si dek?" Hyunjin memasang wajah julidnya.

Zea memakai sepatunya dengan sebal saat mendapat respon dari Hyunjin dengan jawaban seperti itu.

"Nih pake,"

"Gak ah, nanti crush Lo marah lagi helm nya dipake sama gue." Jawab Zea sambil cemberut dia masih sebal dengan hal tadi.

"Mana ada ini helm crush gue? Ini helmnya Jisung dah. Udah pake aja, nanti ada polisi terus kena tilang kan bahaya." Hyunjin memakaikan langsung helm itu ke kepala Zea.

Wajah sebal Hyunjin mendadak berubah.

"Loh Lo kenapa njir? Kok diem? Lo liat apasih?" Zea menoleh ke arah yang dilihat Hyunjin.

Dia juga sama sama kaget saat Xiaojun baru saja masuk ke area parkiran sambil melihat ke arah mereka berdua.

Hyunjin melepas helm yang baru saja ia pakaikan di kepala Zea.

"Berabe ini mah njir," gumam Hyunjin.

"Berabe ini mah njir," gumam Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Mama don't like You | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang