"Hujan di luar deras banget kah?" Mama bertanya pada Zea sambil sibuk membuat kue.
Zea yang berdiri di depan jendela rumah pun kembali menutup gorden, "Iya ma, deras banget. Mana Kaili sama Xiaojun belum pulang, Zea jadi takut mereka kenapa Napa."
"Loh emangnya mereka pergi kemana? Kok mama gak liat sih mereka berdua pergi keluar?" Tanya mama.
"Tadi sih Xiaojun izinnya mau bawa Kaili main, Xiaojun pergi waktu mama di toilet tadi."
"Oh, sama Arin juga?"
"Enggak deh ma kayaknya, sebelum Xiaojun izin mau main Arin pergi keluar rumah duluan. Gak tau deh Arin mau pergi kemana, kayaknya Arin emang lagi ada urusan pekerjaan diluar."
"Hmm, gitu ya. Biasanya kalau hujan gini Xiaojun pasti pulang. Kok ini enggak ya? Kamu udah coba telepon atau hubungi dia belum? Mama agak khawatir sama Kaili, takut Kaili kehujanan dan malah sakit nantinya."
"Tadi Zea coba telfon Xiaojun malah enggak ngejawab ma, tapi coba telpon sekali lagi aja gimana ma?"
"Iya, coba kamu hubungi lagi siapa tau sekarang panggilannya di angkat sama dia. Mama khawatir banget sama Kaili,"
"Iya ma, bentar ya." Zea mencoba menghubungi Xiaojun, namun baru saja beberapa detik dia menghubungi Xiaojun bel rumah tiba tiba berbunyi.
Mama dan Zea sempat saling berkontak mata sebentar.
"Loh siapa yang Dateng?"
"Coba kamu buka, siapa tau itu Xiaojun." Zea mengangguk lalu berlari menuju pintu.
Clekkk
"Loh Xiaojun, Kaili kalian kenapa hujan hujanan gini sih? Ayo cepet masuk!!" Seru Zea sambil membuka pintu lebih lebar agar Xiaojun dan Kaili segera masuk ke rumah.
"Loh Xiaojun, mama kan udah bilang jangan biarin Kaili hujan hujanan gini. Kok kamu malah biarin dia hujan hujanan sih? Kaili kan baru sembuh dari flu—" mama menatap ke arah Kaili yang menggigil sambil tersenyum kecil.
"Ini bukan cayah ayah kok nek— Janan mayahin ayah. Ini kaiyi yang nakwal kok—" Mama menggeleng ke arah Kaili.
"Tuh ayah bilang juga apa, harusnya dari tadi udah pulang. Kalau dari tadi kita pulang mungkin kamu gak akan kehujanan gini." Omel Xiaojun pada Kaili.
"Kaili, lain kali kamu harus nurut sama ayah ya. Kalau misalnya Kaili demam terus nanti Sama dokter di suruh minum obat pait Kaili gak mau kan?" Tanya mama.
"Iyah nek, maapin kaiyi—"
"Yaudah, sekarang Kaili pergi ke kamar sama Tante. Ganti baju Kaili ya, bajunya udah basah banget. Nanti kalau udah ganti baju langsung makan terus minum obat biar gak demam nantinya."
Kaili mengangguk.
"Yaudah yuk, Kaili ganti baju sama Tante. Soalnya kan ayah juga mau mandi." Zea meraih Kaili dari gendongan Xiaojun.
"Mama temana neu?"
"Tante juga gak tau, tadi mama Kaili tiba tiba pergi aja."
"Woh kok mama Ndak biyang biyang cama Kaiyi sih—" Kaili sedikit merajuk sedangkan Zea hanya mengeringkan tubuh Kaili yang basah dengan handuk.
"Mungkin mama gak bilang dulu sama Kaili karena mama emang sibuk banget sampe lupa izin ke Kaili."
"Kaiyi mawu pake keket aneu,"
"Keket itu apa?" Zea agak tidak mengerti.
"Kaiyi dwingin woh neu, itu Woh keket Kaiyi ada di yemayi."