14

20 3 0
                                    

"Anjir kenapa bunga gue bisa layu kayak gini dah? Padahal gue sering siram dan gak pernah lupa ngasih pupuk! Ini pasti Zea lupa nyiram—"

Jungwoo memperhatikan beberapa bunganya yang layu secara tiba tiba. Di saat yang bersamaan Zea tiba tiba membuka gerbang rumahnya.

"Lah kok cepet banget? Perasan belom ada beberapa jam Lo pergi ke rumah Xiaojun sekarang Lo udah balik aja?" Tanya Jungwoo sambil berdiri.

"Minggir—"

Badan Jungwoo terhempas pelan saat Zea menabraknya begitu saja.

"Anjir Lo main ngebody aja, sakit tolol!" Zea yang biasanya sering berdebat dengan Jungwoo kini malah sebaliknya. Dia tak menggubris keberadaan dan teriakan sebal Jungwoo sedikitpun.

Tin!! Tin!!

Jungwoo menoleh ke arah depan gerbang saat mendengar suara klakson moto, Itu Xiaojun datang untuk menyusul Zea.

Jungwoo menghampiri Xiaojun yang tengah membuka gerbang rumahnya, saat Xiaojun mencoba untuk masuk Jungwoo menahannya.

"Lo apain adek gue hah?"

"Kenapa dia bisa nangis kayak gitu?" Tanya Jungwoo yang tiba tiba menjadi lebih dingin dan ketus.


































"ZEA!! ZEA LO KENAPA!!"

Jaehyun terus menggedor-gedor pintu kamar Zea yang terkunci. Sedangkan Zea hanya menangis didalam, tak ada niatan membukakan pintu untuk Jaehyun.

"Zea plis Lo kalau ada masalah bilang sama gue! Xiaojun apain Lo hah? Lo di sindir sama mamanya Xiaojun? Gak di restuin? Atau kenapa hah? Bilang sama gue Zea!!"

Jaehyun tak henti hentinya berteriak dari luar kamar, Zea hanya menangis di pojok ruangan.
Zea masih tak mempercayai semua hal ini, ia rasa ini adalah mimpi di siang bolong.

Padahal Zea sudah berharap jika hari ini akan menjadi hari bahagianya karena hubungannya direstui oleh mamanya Xiaojun. Tapi kenyataan malah berkata lain, Jika Zea berharap hubungannya dengan Xiaojun akan langgeng sampai nanti, namun kenyataan lagi lagi berkata lain hari ini menjadi hari dimana Zea mengucapkan dan memutuskan sebuah keputusannya jika hubungannya dengan Xiaojun harus berhenti disini.

"Zea buka pintunya plis! Lo jangan bikin gue khawatir."

Dengan tangis yang masih tersedu sedu, Zea berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu untuk Jaehyun.

Saat Jaehyun baru saja masuk ke kamar Zea, Laki laki itu langsung memeluk Zea dengan rasa khawatir.

"Lo kenapa bisa nangis gini hah? Bilang sama gue Zea. Lo di apain sama Xiaojun?"

Zea mencoba menormalkan suaranya lagi dan berusaha untuk tidak menangis, namun lagi lagi niatnya untuk berhenti menangis malah gagal dan membuat tangisan itu semakin deras.

"Oke gak apa apa, Lo nangis aja dulu. Keluarin semua rasa sakit Lo biar nanti pas cerita sama gue Lo udah lega dan gak nangis lagi," Jaehyun mengusap rambut Zea lembut, mencoba memberi ketenangan untuk adik perempuannya itu.

"Gue baru tau kalau selama ini Xiaojun udah punya anak bang,"

Jaehyun kaget saat Zea tiba tiba berbicara seperti itu secara spontan.

"Hah apa? Maksud Lo Xiaojun udah nikah? Hei Zee dia itu belum nikah mana mungkin dia udah punya anak, Lo lagi di prank kali!!"

"Gue tadi ketemu anaknya, namanya Kaili dan mamanya Kaili itu Arin. Lo pasti kenal sama cewe itu kan?"

My Mama don't like You | XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang