Hanya tentang pernikahan yang sudah diatur..
Cerita ini adalah terjemahan dari judul yang sama, maaf jika ada kata-kata yang salah, masih belajar dan mohon dimaklumi. Terima kasih.
[#1 in btsjimin : 200223]
[#3 in jirose : 060423]
[#1 in jirose : 1...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warning ⚠️🔞
POV Jimin
Aku bisa merasakan cokelat ditubuhnya saat aku bermesraan dengannya, aku menariknya lebih dekat lalu menangkup payudara kirinya dengan pakaian yang masih ada lalu memijatnya.
"Ahh Parkkk!" Dia mendesah. "Hm~"
Kemudian kami mendengar ketukan dari pintu ... Chaeyoung kemudian mendorongku lalu melihat arah pintu, begitu juga denganku.
Jangan sekarang sial...!
"Tuan Park.. kami selesai membersihkan lantai atas dan ini adalah ruangan terakhir yang akan kami bersihkan" Seorang pelayan dari luar berkata. Aku mencoba mengabaikannya dan menciumnya lagi tapi dia mendorongku, membuat alisku berkerut.
What the hell?
Dia meninggalkanku dan pergi untuk membuka pintu, aku segera memakai kembali bajuku dan mengikutinya .. Aku bahkan mendengarnya berkata.
"Iya, tolong bersihkan kamarnya.. terima kasih Yaya" Dia kemudian berlari ke atas bahkan tidak melihatku kembali. Aku buru-buru mengikutinya dan untungnya sebelum dia bisa mengunci pintu aku mendorongnya kembali.
"Apa yang kamu lakukan di sini! Keluar!" Dia berteriak dan mendorong pintu untuk ditutup tapi tentu saja aku tidak akan membiarkannya. Aku mendorong pintu dengan lembut tapi kuat sehingga aku bisa masuk ke dalam tanpa menyakitinya.
Setelah aku memenangkan permainan dorong-pintu, aku menghadapinya, dia menunjukkan wajah kesal kepadaku yang membuatku bingung lagi.
"Apa masalah mu?" Aku bertanya...
"Keluarlah Jimin! Sebelum ku buat kau mati" Dia menjawab dan memalingkan wajahnya tapi aku menariknya.
"Jimin! Apa?" Dia mengeluh..
"Kau mempermainkan aku lagi.." Aku menjawab tetapi dia hanya memberiku pandangan aku-tidak-peduli. Aku mencoba menciumnya lagi tapi dia mendorongku dengan keras.
"Jangan."
"Hei apa masalahmu? Hah? Dengar.. Aku tahu kamu playgirl jadi kenapa tidak membiarkanku saja? kita berdua sama-sama bebas ... dan aku tahu kamu tidak perawan lagi jadi berhentilah menjadi begitu polos tentang hal-hal karena dari bagaimana caramu berciuman_" Dia memotongku dengan menampar wajahku keras.. dan itu menyakitkan.
"Jangan pernah mengatakan hal itu padaku... karena kamu tidak mengenalku.."
"Hah? Serius!? Aku kenal kamu! Kamu playgirl dan aku tahu kamu sudah kehilangannya, jadi kenapa kamu takut?" Aku bertanya mencoba suaraku lebih rendah.
