Hanya tentang pernikahan yang sudah diatur..
Cerita ini adalah terjemahan dari judul yang sama, maaf jika ada kata-kata yang salah, masih belajar dan mohon dimaklumi. Terima kasih.
[#1 in btsjimin : 200223]
[#3 in jirose : 060423]
[#1 in jirose : 1...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️🔞⚠️
. . . Rosé POV
"Hmmm... kamu sangat seksi" Jimin berbisik saat kami menabrak tangga menuju kamar kami, kami bercumbu, menuju ke atas.
Dia menciumku dengan lembut lagi lalu menggendongku. Aku melingkarkan kakiku di pinggangnya dan memeluknya untuk memperdalam ciumannya. Dia berhasil berjalan ke atas, belum lagi kami benar-benar basah, tentu saja karena kami dari kolam renang, sampai dia mendaratkan aku di kasur yang empuk.
Dia melayang diatasku dan tersenyum manis, lalu dia menghisap leherku, membuatku mendesah saat ia menemukan sweet spot ku. Aku bisa merasakan, dia sangat lembut dan manis kali ini, bukan dia yang benar-benar menyebalkan seperti vampir dan memaksakan setiap gerakan... dia tidak seperti itu sekarang.
Napasku menjadi lebih berat dan lebih berat saat dia turun ke tulang selangkaku lalu ke dadaku. Dia berhenti sejenak dan menatapku, lalu dia melepaskan kaitan braku, dan langsung memijat payudaraku.
"Uhmm Jimin~"
Tangannya kemudian mencapai pinggangku, memijatnya ke atas dan ke bawah sementara dia bersandar untuk menciumku. Aku menjadi tidak sabar dan meraih celana pendeknya, memberi isyarat untuk menariknya ke bawah, dia melepaskan ciumannya dan seringai bermain di bibirnya.
"Jangan terburu-buru Rosé" Dia berkata dan berdiri, lalu dia menurunkan celana pendek dan boxernya. Itu sulit untuk dilihat.
"Apakah kamu menginginkanku?" Dia bertanya sambil naik ke atasku, suaranya serak dan itu membuatku gila. Aku hanya memejamkan mata dan menjawab dengan Hmm. Aku kemudian merasa dia menarik panty ku dan aku membiarkannya.
"Ahhh Jimin!" Aku mengerang keras ketika dia tiba-tiba menggosok klitorisku yang basah, mengirimkan sensasi yang sangat berbeda ke seluruh tubuhku. Punggungku melengkung senang.
Dia kemudian menciumku, yang segera aku balas. Dan perlahan, aku merasakan kejantanannya masuk ke dalam diriku, membuatku berpegangan erat pada lengannya, diikuti dengan desahan oleh kita berdua.
Kemudian, dia bergerak perlahan tapi dalam, sementara kami saling menatap mata. Dia menggigit leher ku memberikan lebih banyak tanda di sekujur tubuhku, setelah itu, dia menarik tangan kiriku dan perlahan-lahan mengaitkan jari-jarinya ke tanganku, dan memegangnya erat-erat.
"Aku hanya menginginkanmu, ughh! Kau milikku R-Rosie~" Dia mendesah di leherku. Dan aku tidak bisa menjawab karena aku hanya mendesah dan terengah-engah disini.
Gerakannya sekarang pada kecepatan yang tepat, membuatku terpental dan suara gesekan kulit bisa didengar. Aku menjadi berkeringat, dia juga. Beberapa saat, aku bisa merasakan simpul di perutku perlahan terbentuk, jadi, aku menarik rambutnya dan menciumnya. Kemudian dindingku mengencang, membuatku menggigit bibir bawahnya, mendapatkan erangan darinya.
"Fuck! Kamu ketat sekali!" Dia mengerang dan mempercepat gerakannya, ke titik aku sudah gemetar dan kemudian melepaskan orgasme. Dia tahu aku terengah-engah lelah, tapi tetap saja, dia tidak berhenti. Jadi, aku melingkarkan lengan kananku di lehernya, sementara dia perlahan bersandar untuk menciumku.
"Apa...apakah aku menyakitimu?" Dia berbisik ke telingaku. Itu membuatku tertawa.
"Setelah banyak berhubungan seks? Kamu masih -Ohh fuck Jimin- kamu masih berpikir kamu menyakitiku?" Tanyaku, sedikit mengerang.
"Ini bukan seks malam ini.... ini cinta ughh~ bercinta.." Dia menjawab dan menyandarkan kepalanya ke leherku, dia masih bergerak.
"Bagaimana? Apakah kita jatuh cinta untuk menyebut ini cinta- ahhh Jimin t-tidak-" Aku terganggu ketika dia menggosok klitoris ku saat dia bergerak cepat. Dan dalam waktu singkat, aku merasakan simpul lain datang.
"J-Jimin... aku ughhh~ datang lagi!" Aku mengerang keras.
"Sama untukku" Dia hampir menggeram mengatakan itu sambil mempercepat gerakannya. Aku kemudian merasakannya perlahan semakin besar di dalam diriku, membuatku hampir kehilangan nafas, menambahkan orgasme yang akan datang di dalam diriku..
Aku mulai gemetar, aku melihat, dia juga. Saat dia sedang menatap mataku, aku melihat sesuatu, sebelum dia menarikku untuk ciuman, ciuman yang dalam. Aku merasakan keringatnya turun ke pipiku, dan dengan itu, dia melakukan satu, dalam, dorongan kasar, sebelum aku datang, juga, aku merasakan cairan panas di dalamku.
Dia kemudian menjatuhkan dirinya di atasku, terengah-engah. Dia memberiku kecupan sebelum dia berbaring dengan benar di sampingku, lalu memelukku. Maksudku, tidak, dia menangkup payudara kiriku. Dan aku tidak bisa mengatakan sepatah kata pun untuk saat ini, aku masih lelah.
Tidak, sampai dia mulai memijatnya.
"H-hei, lepaskan tanganmu!" Kataku lelah dan bergerak. Dia menurut tapi dia memelukku, sangat erat.
"Apakah kamu menyukainya?" Aku mendengar dia berbisik, sebelum dia menjilat di dekat telingaku.
"Jimin, aku.. aku lelah" Kataku dan memejamkan mata.. aku benar-benar lelah.