15 - Keluar

324 36 0
                                    

Rosé POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé POV

Saat ini aku sedang memperbaiki diri di depan cermin dan setelah ini aku berencana memasak untuk sarapan kami. Sedangkan Jimin? Dia masih tidur. Dan lagi dia sangat lucu saat dia tidur- tidak tidak! aku tidak boleh berpikir tentangnya.

Aku hanya menggelengkan kepalaku dan mengikat rambutku menjadi sanggul longgar, ketika aku merasa Jimin bergerak dan mengerang. Aku menatapnya di pantulan cermin, dia duduk dan menggosok matanya sebelum dia perlahan melihat sekeliling dengan si mata kecilnya yang lucu dan kemudian dia meraih handphonenya di meja samping. Kurasa dia tidak melihatku karena aku belum membuka tirai membuat tempat sedikit gelap.

Aku lalu menghadapnya tapi tetap diam, aku melihat dia membaca beberapa pesan di handphonenya karena bibirnya yang bergerak sedikit.

Oh serius, kenapa aku malah melihat ke bibirnya?

Aku pura-pura berdeham agar dia memperhatikanku, lalu dia tersenyum saat melihatku.

"Good morning baby"
     Dia menyapa, aku hanya memberinya anggukan dan senyum lalu berjalan menuju pintu ketika dia berbicara.

"Aku baru saja membaca pesan teman-temanku."

"Lalu?"
     Aku bertanya, tidak bermaksud jahat tetapi ternyata seperti itu.

"Mereka ingin makan siang denganku, aku ingin mengajakmu.."
     Dia berkata dan akhirnya berdiri.

"Benarkah? Pergi makan siang atau pergi berjumpa para gadis?"
     Jawabku membuatnya tertawa, itu bukan lelucon.

"Serius, mereka mengundangku.. dan mereka akan senang jika kamu pergi, di mall."

"Yah, Oke ... Tapi, katakan padaku, apakah semua temanmu playboy?"
     Aku bertanya, dan kemudian menyilang tanganku.

"Tidak, tidak sama sekali"
     Dia tertawa sekali lagi sebelum dia pergi ke kamar mandi. Dan aku memutuskan turun ke bawah untuk memasak.

Setelah kami sarapan, aku mencuci piring sementara dia hanya duduk mengawasiku.

"Chaeng"
     Dia memanggil begitu, aku menjawab dengan 'hmm'.

"Aku ingin tahu, kamu kaya tapi bagaimana kamu belajar hal itu?"
     Dia berbicara lalu berdiri di sampingku.

"Maksudmu, memasak dan mencuci piring? Dan lain-lain?"
     Aku mengklarifikasi dan dia hanya mengangguk.

"Yah, Yaya ku dulu mengajari aku sejak daddy sibuk, dia mengajariku segalanya tentang pekerjaan rumah.. kamu tahu? Ketika aku masih kecil, aku lebih banyak mematuhi Yaya daripada daddy.. Aku menganggap nya seperti ibu kandungku"
     Kataku akhirnya selesai mencuci piring.

"Benarkah? Aku ingin bertemu dengannya, dimana dia?"
     Jimin tersenyum dan bertanya.

"Dia meninggal"
     Aku menjawab dengan blak-blakan, berusaha untuk tidak menangis. Tapi masih terasa sakit.

Arranged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang