Hanya tentang pernikahan yang sudah diatur..
Cerita ini adalah terjemahan dari judul yang sama, maaf jika ada kata-kata yang salah, masih belajar dan mohon dimaklumi. Terima kasih.
[#1 in btsjimin : 200223]
[#3 in jirose : 060423]
[#1 in jirose : 1...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rosé POV
"Terima kasih banyak untuk semuanya Jennie unnie" Aku memeluknya erat dan hampir menangis lagi.
"Apa kau benar-benar yakin tentang ini? Tidakkah kamu ingin aku ikut?" Jennie unnie dengan manis memohon, tapi aku hanya tertawa kecil.
"Aku harus pergi, kembali ke Australia sendirian dan memberiku waktu untuk berpikir..."
"Panggil saja aku jika kamu membutuhkanku ... Aku akan segera terbang ke sana untukmu.. dan please, berhenti menangis, matamu masih bengkak, jangan memperburuknya." Jennie unnie memegang tanganku, matanya berkaca-kaca.
"Aku akan mencoba... dan, aku belum mengucapkan selamat tinggal pada Lisa dan Jisoo unnie yang aku tahu mereka akan kecewa. Bisakah unnie memeluk mereka untukku? Dan jelaskan semuanya kenapa aku harus pergi.. . Aku kehilangan segalanya" Aku tersenyum sambil berlinang air mata.
"Kau masih memilikiku... kami bitchfriends mu... Kami tidak akan pernah berpaling darimu" Dan kata-kata itu membuatku menangis.
"Dan itu adalah harta karun yang akan kusyukuri selama sisa hidupku... Thank you unnie, dan untuk Lisa dan Jisoo unnie.." Kami berdua sekarang menangis. Aku sangat bersyukur bahwa aku memiliki mereka, tapi, itu berbeda dengan Jimin .... dan bayiku, aku kehilangan.
Tiba-tiba aku mendengar bahwa penerbanganku akan pergi dalam beberapa menit.
"Oh, aku harus pergi, jangan bilang Jimin oke?... bye Jen bitch.. I love you" Aku menghapus air mataku dan memeluknya.
"I love you too bitch, take care ..." Jennie unnie terkekeh dan menghapus air matanya. Aku hanya tersenyum manis padanya untuk terakhir kalinya lalu aku menarik koperku, perlahan berjalan menjauh darinya. Dia menangis sambil melambaikan tangannya padaku, dan aku juga, sampai dia menghilang dari pandanganku karena aku masuk ke dalam sebuah ruangan.
Kejadian kemarin sepertinya baru saja terjadi, sangat menyakitkan. Aku ingin mendengarkan, tapi, kurasa aku tidak bisa melakukannya sekarang, lagipula, aku kehilangan bayiku karena dia. Itu sebabnya aku percaya, aku harus pergi dulu dan membiarkan semuanya menjadi tenang.
Dan siapa yang tahu? Jimin mungkin akan mengajukan cerai karena dia benar-benar tidak mencintaiku. Aku akan gila jika itu terjadi, tapi, ini adalah hidupnya dan selain itu kami hanya dijodohkan dan dasi yang seharusnya mengikat kami kehilangan pegangannya. Itu adalah bayiku.
Jika dia benar-benar mencintaiku, dia akan menemukanku, dia akan menemukanku dan menjelaskan keadaannya, bahkan jika itu sulit dipercaya. Dia akan mengejarku, dan membuktikan bahwa apa yang aku pikirkan salah, aku sangat berharap itu salah.
Aku menyalakan handphoneku dan aku dihujani dengan notifikasi yang belum dibaca.
