18 - Hampir

282 32 0
                                    

Rosé POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rosé POV

———
"Eomma? Kenapa ada di sini?"
"Eomma, jawab aku!"
"Jangan hanya menatapku seperti itu!"
"Eomma! Eomma menakutkan, tolong bicara!"
"Sayang... Aku mencintaimu putriku.."
"Eom-"

—————

"Eomma.."
Aku mendengar diriku menggumamkan kata-kata itu membangunkanku. Aku mengalihkan pandanganku dan tempat itu masih gelap, jadi aku memutuskan untuk mengambil handphone ku di meja samping dan melihat waktu.
5:46 pagi.

Aku menghela nafas dan mencoba menenangkan jantung ku yang berdebar kencang, mimpi itu aneh. Tapi, aku seharusnya tidak peduli padanya, dia meninggalkanku.. dia tidak berguna, orang yang tidak berguna.

Aku memutuskan untuk berdiri menutupi Jimin dengan selimut, dia tidur nyenyak sambil memeluk bantal, jadi aku biarkan dia tidur dan turun untuk minum air.

Aku mengambil teko air dan menuangkannya ke gelasku, dan meminumnya, tapi tiba-tiba aku merasa seluruh tubuhku merinding. Aku kemudian melihat sekeliling, aku mengambil napas dalam-dalam dan tidak melihat apa-apa.

Apakah ada hantu?
Oke, aku.. takut...

"1...2...3...."
Aku berlari secepat mungkin sampai aku mencapai kamar kami, lalu segera mengunci pintu.
Dan aku melompat ke tempat tidur kami membuat tempat tidur bergetar dan Jimin mengerang karena itu. Dia kemudian bangun.

Aku memberinya tatapan takut, dan menarik selimut sampai ke leherku.

"Good morning baby, apa ada yang salah?"
Dia bertanya dan duduk lalu menghadapku.

"Kurasa ada hantu di bawah...."
Dia kemudian tertawa.

"Hantu itu tidak nyata"
Dia membalas.

"Tapi, Jimin itu nyata! Aku merasakan sesuatu yang aneh saat aku sedang minum air.."
Aku bersikeras, atau mungkin, aku saja yang bereaksi berlebihan?

"Benarkah? Rosé, itu tidak benar-AHH!"
Dia tiba-tiba berteriak dan memelukku ketika handphone berdering, membuatku tersentak.

"Tidak nyata ya? Tebak siapa yang takut sekarang?"
Aku menyeringai padanya dan meminta handphoneku untuk mematikan alarm.

"Aku hanya terkejut, tapi aku tidak takut."
Dia memprotes, jadi aku memberinya tatapan menggoda.
Dia kemudian tiba-tiba menciumku, mataku melebar.

"Hmm!"
Aku mendorongnya tapi dia memelukku lebih erat tidak membiarkan ciuman itu terlepas. Dia kemudian memegang kedua tanganku dan diletakkan di atas kepalaku, di kepala ranjang. Dia kemudian melepaskan ciumannya dan menatapku menggoda, aku bahkan tidak bisa mengeluh sekarang.

Kemudian dia mulai mencium leherku dan menggigitnya perlahan, dan ketika dia menemukan sweet spotku, aku mengerang keras. Dia kemudian melingkarkan lenganku di lehernya dan tangannya berkeliaran ditubuhku sampai dia mencapai payudaraku. Dia hanya membelai itu memberiku sensasi kesemutan.

Arranged LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang