Sekalipun dalam hidup aku tidak pernah menyangka akan mengalami peristiwa-peristiwa aneh dan menakjubkan. Mulai dari masa kecil, aku ingat betul bahwa waktu itu aku sedang berlarian kesana-kemari mencari seseorang. Seakan nyawaku tidak akan selamat jika aku tak berlari dengan kencang. Namun, orang-orang bilang aku bahkan tidak pernah keluar dari rumah, mereka juga bilang tidak pernah melihatku berlarian di lingkungan sekitar. Beberapa pria dewasa dengan pakaian aneh dan membawa dupa di tangan, pernah mengunjungi rumah dan mengatakan bahwa aku baru saja berkelana ke dunia lain.
Di masa peralihan menuju remaja, rumahku pernah didatangi seekor kucing putih dengan bulu yang bersinar dalam kegelapan. Terperanjat aku ketika melihatnya sudah duduk manis di jendela kamar, padahal tidak ada pohon yang bisa digunakan untuk memanjat ke kamarku di lantai dua. Kucing itu menatapku dengan matanya yang berbeda warna, satu biru dan satu oranye. Saat aku membukakan jendela untuk menyelamatkannya agar tidak terjatuh ke bawah, dia malah berbicara kepadaku.
"Senang bertemu denganmu."
"Ahh! K-kok? M-mana mungkin ada kucing yang bisa berbicara! Tunggu-tunggu, apa aku sedang bermimpi? Apa aku tertidur di meja belajar?" Tubuhku terjatuh ke lantai begitu mendengar suaranya yang sama sekali tak terduga, suara laki-laki dengan intonasi penuh kepercayaan diri.
"Saat ini kamu tidak sedang bermimpi." Kucing itu melompat masuk ke kamarku, dan mendarat dua langkah di hadapanku. Aku sangat takut saat itu, sampai mundur dengan panik berusaha menjauhkan diri dari seekor kucing aneh dengan bulu yang bersinar dan bisa berbicara seperti manusia.
"Ahaha, ini pasti mimpi. Tidak-tidak, mana mungkin ada kucing yang bisa berbicara. Aku harus bangun, bagaimana caranya bangun?" Aku berdiri dan segera menuju pintu kamar, berharap ketika membukanya aku bisa terbangun dari mimpi yang aneh ini. Namun, kucing itu kembali berbicara.
"Tapi aku akan membuatmu bermimpi!"
Sedetik kemudian punggungku rasanya seperti tertancap beberapa duri, tapi saat aku berbalik, rupanya kucing itu yang menancapkan kuku-kukunya di punggungku. "Hei! Hentikan, aku tidak kenal kamu! Aku tidak pernah membuat masalah!" Usahaku untuk mengusirnya sia-sia, karena setelah itu si kucing malah membawaku teleportasi ke sebuah perpustakaan.
Disana, dia menceramahiku banyak hal, meskipun pada awalnya aku terus menyangkal dan menolak, tapi dia tetap bersikeras. Tengah malam setelah itu, aku diantar pulang, si kucing kembali melakukan teleportasi. Hari itu, dengan perasaan asing dan otak yang masih berusaha mencerna keadaan, aku diberitahu bahwa mulai saat itu juga aku adalah seorang pengendali cuaca.
Seakan semua itu masih belum cukup untuk membuatku hampir gila, beberapa tahun kemudian aku mengalami peristiwa aneh lagi. Kali ini, peristiwa itu seperti petualangan, penuh keajaiban, membuatku berdebar, takut, dan takjub di saat bersamaan. Saat ini, aku bahkan tidak tahu perasaan apa yang harus kurasakan. Pandanganku gelap, rasanya seperti sedang tenggelam—atau melayang. Sama sekali tidak ada suara, hening, tenang, tapi juga membuatku takut.
Kemudian, seperti sebuah kolam yang airnya dikuras, apapun itu yang membuatku merasa tenggelam—atau melayang—perlahan menghilang. Aku kembali ke permukaan, tidur-tiduran di atas tanah, menghadap langit biru di atas sana. Sinar matahari membuat mataku silau, tepat sebelum tanganku sendiri yang menutupi cahaya matahari, seseorang telah berdiri menghalaunya untukku.
"Siapa kamu?"
Detak jantungku berdetak lebih kencang, suara itu ....
-----
Start, November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine with Me
FantasySELESAI Aditya mempunyai sahabat online yang selalu dia tunggu balasan chatnya. Gadis penyuka fotografi yang bisa memprediksi kapan hujan akan datang. Berkat kemampuannya itu, Aditya jadi tahu kapan harus membawa mantel di sepeda motornya dan kapan...