6

12 4 1
                                    

26 Maret,

Hari-hari terus berlanjut seperti biasanya, tapi sedikit spesial karena minggu ini Tya baru saja menyelesaikan ujian terakhirnya di sekolah. Thegreencoat masih sering lupa menjawab pesan Tya, dan Tya yang selalu galau ketika hal itu terjadi. Namun, Tya pantang menyerah, di hatinya masih ada sedikit harapan bahwa thegreencoat akan menjawab, meski membutuhkan waktu berhari-hari sekalipun tak masalah.

Hari ini Tya sedang melakukan jadwal kerja bakti dengan kedua orang tuanya. Masih dengan tugas yang sama, yakni menyapu lantai dalam rumah, tapi ditambah dengan mengepel, dan sekarang Tya sudah mencapai ruang tamu, hampir selesai.

"Tya, kalau masuk sekolah jauhi temanmu yang bersin-bersin, ya." Mama yang sedang memasak di dapur mengingatkan Tya. "Akhir-akhir ini kan pancaroba, suhunya sering berubah drastis, biasanya banyak yang flu. Kalau bisa, minum air putih terus, ya?"

Tya menghentikan kegiatannya, berbalik menghadap Mama. "Kemarin sudah ada yang bersin-bersin, sih, Ma. Tapi Tya nggak kenal dekat, jadi nggak ada kontak," jawab Tya. Memang bulan-bulan ini sudah memasuki pancaroba, hujan dan panas bergantian pada hari yang sama, suhunya pun berubah-ubah secara drastis. Tya jadi teringat pada thegreencoat, pasti dia dilanda pusing karena ramalan cuacanya sering bertabrakan.

Tya tiba-tiba tersenyum saat memikirkannya, dia jadi ingin menggoda gadis itu. Tya langsung menurunkan sudut bibirnya ketika Mama menjatuhkan piring seng, Tya sadar kalau dirinya sekarang ada di rumah, kalau Mama tahu apa yang Tya lakukan tadi, pasti Mama akan mengejek Tya lagi karena senyum-senyum sendiri.

Tya melanjutkan kegiatan bebersih dengan semangat, niatnya untuk menghubungi thegreencoat pagi ini sudah mencuat keluar. Padahal biasanya Tya membuka percakapan sekitar pukul sembilan, tapi khusus kali ini, Tya ingin menghubungi thegreencoat satu setengah jam lebih awal. Lantai ruang tamu menjadi bersih setelah Tya mengepelnya penuh semangat, bau harum karbol semerbak, Tya melaksanakan tugasnya dengan baik, Mama pasti bangga dengan hasil kerja Tya hari ini.

"Ma, Tya sudah selesai, ya. Tya mau rebahan dulu," lapornya pada Mama.

Mama berdehem menjawab Tya, tanpa ditengok pun Mama tahu kalau Tya sudah berusaha keras hari ini. Wangi sabun lantai seperti bertarung dengan bau brownies yang baru matang.

Tya mengambil ponselnya di meja kaca ruang tamu dan berbaring di sofa, jarinya lincah membuka aplikasi pesan yang sering dia gunakan selama tiga tahun ini untuk menghubungi thegreencoat. Tya sudah tidak sabar menghubungi gadis itu hari ini.

[Selamat pagiii.]

[Aku menghubungimu lebih awal, tidak apa-apa, 'kan?]

[Ira, jangan dekati teman-temanmu yang sedang bersin-bersin, ya. Saat ini sedang pancaroba, biasanya orang-orang gampang terkena flu.]

[Banyak minum air putih juga.]

Lihatlah, dengan jagonya Tya mencari alasan lain kepada thegreencoat, bahkan meneruskan kata-kata Mama yang ditujukan untuknya. Dasar Tya, kalau tentang thegreencoat, apapun bisa dilakukannya.

Selang lima menit, thegreencoat mengirim balasan untuk Tya.

[Terima kasih, Kak. Tumben menghubungiku pagi sekali? Biasanya Kakak baru mengirim pesan di jam istirahat pertama. Apa sekarang sedang jam kosong?]

[Sekarang kan hari Sabtu, jam kosong apa? Ini hari libur.]

[Apa? Lho?]

Tya terheran-heran dengan thegreencoat kali ini, bagaimana mungkin dia sampai lupa ini hari apa, padahal ini adalah hari yang membahagiakan bagi para siswa terutama kelas 12 sepertinya yang banyak kegiatan akademik di sekolah.

Sunshine with MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang