Genggaman tangan itu seolah tak ingin Sehun lepas sedetikpun. Senyum manisnya masih terpatri sempurna seraya menatap lekat wajah Yoojung yang juga kini tengah menatapnya dalam.
"Mianhae...., jeongmal mianhae...."
Entah sudah berapa banyak kalimat maaf itu Sehun ucapkan.
"Mau berapa banyak kata maaf yang oppa ucapkan,—aku sudah memaafkan mu oppa..."
"Araseo.. tapi rasanya aku selalu merasa bersalah pada mu"
"Berhentilah meminta maaf lagi pada ku, kau tak sepenuhnya salah"
"Kau berjanji tidak akan meninggalkan ku kan?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yoojung melayangkan satu kecupan manis sebagai jawaban dari kalimat meminta yang Sehun katakan. Dan berhasil membuat Sehun terkesiap dengan apa yang dilakukan wanita dihadapannya itu.
"Apakah itu cukup untuk menjawab semuanya?"
Ucap Yoojung dengan senyum manisnya.
"Anieyo...."
"Mwo...., oppa tak percaya dengan ku...?"
Sehun kembali menatap lekat kedua mata Yoojung. Mengusap lembut pipi wanitanya itu.
"Menikahlah dengan ku...."
Seketika Yoojung yang mendengar perkataan Sehun pun terdiam.
"Mengapa kau hanya terdiam...Jung-ah?"
"Oppa..., bisa beri aku waktu...?"
Sehun menatap lekat kedua mata Yoojung, dan kemudian ia mengangguk pelan. Sehun tak memaksakan jawaban atas pertanyaannya. Ia sadar bahwa pasti tidak mudah bagi Yoojung untuk segera memberikan jawaban. Bukan hanya perihal Nara, tapi juga Rosse yang meski Yoojung tahu ia sudah menolak, tapi urusan dengan ibunya bukanlah urusan yang mudah.
"Mianhae....Jung-ah, aku terlalu bersemangat"
Yoojung hanya melayangkan senyuman manisnya. Dan lelaki bermarga Oh itu kembali memeluknya erat.
"Oppa.., aku ingin menyapa Nara..."
Seketika Sehun melepas pelukannya dan kembali menatap lekat wanita dihadapannya itu—kau yakin..."
Yoojung mengangguk pelan sebagai jawabannya.
"Baiklah..."
Yoojung maju selangkah lebih dekat dengan lemari dimana abu Nara diletakkan, foto wanita cantik itu terpampang dengan senyuman manisnya. Beberapa tangkai bunga yang layu pun masih ada disebelah foto itu.
"Anyeong...Nara-ya.., entah kau akan senang atau tidak atas kehadiran ku disini. Tapi aku akan tetap mengatakan apa yang ingin ku katakan pada seseorang yang sudah sangat baik dengan memberikan kedua matanya untuk ku. Nara-ya, berkat kedua mata mu aku kembali bisa melihat birunya langit, aku bisa melihat rintikan hujan turun, aku bisa melihat warna-warni bunga yang indah. Dan yang paling ku syukuri aku bisa kembali melihat orang-orang yang ku sayangi."
