Mentari mulai menampakan sinarnya, menembus cahaya ventilasi menerpa kedua insan yang tertidur pulas. Savina mulai mengerjapkan matanya perlahan, terbangun dari tidurnya. Merasa seseorang memeluk tubuhnya erat. Siapalagi jika bukan suaminya.
Savina melihat pria itu masih tertidur pulas. Sungguh, dia tidak tega membangunkannya pria tampan dihadapannya. Sial! Menatap Sans secara dekat seperti ini membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Entah kenapa ini sering terjadi akhir - akhir ini.
'Ingat Savina, jangan menyukai bajingan ini,' batinnya.
Pria itu mengerjapkan matanya perlahan, menyadari dirinya dikamar wanita yang sangat dia benci.
"Kenapa aku disini? Dimana jalang kemarin?" tanya Sans langsung terbangun.
"Aku menyuruhnya pergi," sahut Savina santai.
"Apa?! Berani - beraninya kau..."
"Aku punya hak untuk itu tuan Sans Ravendra. Bukankah aku istrimu sekarang? Jadi aku pantas mengusir wanita jalang itu!"
"Bisakah kau setia hanya satu wanita saja? Jangan mencari wanita murahan seperti itu. Aku tidak suka!" tegas Savina.
"Jangan berlagak seperti istri sungguh disini! Berani sekali kau melarangku!" sahut pria itu dengan nada memekik.
"Apa jangan - jangan, kau cemburu?" tanyanya.
"Cih! Mana mungkin aku cemburu. Aku hanya ingin mengingatkanmu, wanita jalang itu hanya mengincar hartamu. Aku tidak bisa membayangkan jika kau menikah dengan wanita seperti itu."
"Kenapa aku harus menikahinya? Bukankah aku sudah memiliki istri?"
"Bahkan istriku lebih cantik dari jalang itu." ucap Sans tersenyum menyentuh wajah istrinya.
"Lepaskan aku!" pekik Savina melepaskan dirinya.
Wanita itu terlihat bernapas tak karuan. Lagi- lagi jantungnya berdegup kencang saat dekat dengan pria ini.
Sans tersenyum, menarik pinggang wanita itu agar mendekat kearahnya.
"Apa jantungmu berdegup kencang dekat denganku?" bisiknya lembut.
"Apa jangan - jangan kau mulai menyukaiku?"
"Itu tidak mungkin. Aku sangat membencimu Sans! Mana mungkin aku menyukai bajingan sepertimu!"
"Benci dan cinta itu beda tipis sayang. Sangat menarik jika wanita sepertimu mencintaiku."
"Cinta? Bangunlah Sans jangan bermimpi dipagi hari!" kata Savina terkekeh. "Sampai kapanpun aku tidak akan mencintai bajingan sepertimu!"
"Kita lihat saja siapa yang akan menelan ludahnya sendiri," ucap Sans tersenyum meninggalkan kamar itu.
***
Hari hampir siang. Tercium aroma buah menyeruak dari tubuh wanita itu. Savina baru saja selesai mandi. Dan sialnya terdapat banyak tanda di tubuh Savina akibat ulah bajingan itu kemarin.
Wanita itu menggunakan sedikit riasan makeup yang tampak natural. Dia memang suka berdandan untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Dan jangan berharap dia berdandan untuk Sans. Mulai sekarang, Savina tidak akan ikut campur lagi dengan urusan bajingan itu.
Dia tidak akan mencoba lagi membuat Sans mencintainya. Kodrat seorang wanita itu bukan mengejar pria. Apalagi mengejar cinta dari bajingan kasar itu? Sungguh menjijikan.
Ting nong.
Suara bel rumah itu berbunyi.
Savina langsung membukakan pintunya. Terlihat seorang wanita cantik membawa kue ulang tahun. Dia bukan jalang, dari penampilannya sangat modis dan elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Savina
RomanceBermula dari penculikan dan kesalahpahaman yang menyebabkan hidupnya berantakan. Pria itu menyiksanya, menjadikannya jalang sebagai pemuas nafsunya. Sampai suatu hari semuanya terbongkar sampai tak mampu berkata-kata, dan menyadari jika benih- benih...